Tekan Angka Kecelakaan, BPJamsostek Bagikan Helm pada Peserta Aktif
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK masih saja terjadi.
Per bulan September 2020 ini, tercatat ada 24% dari jumlah peserta mengalami kecelakaan di jalan raya. (Baca juga: Pemerintah Suntik BPJamsostek Rp6 T untuk Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan )
Berdasarkan kasus tersebut, BPJAMSOSTEK sebagai penyelenggara jaminan sosial negara tak bosan-bosan menggelar kegiatan Promotif dan Preventif bagi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Salah satunya digelar di Madura yang dipusatkan di Kantor BPJAMSOSTEK Bangkalan, dengan mengusung tema "Pemberian APD Helm Motor". (Baca juga: Unggah Video Laka Lantas Anggota PJR Tol di Medsos, Sopir Pikap Diperiksa Polisi )
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Krishna Syarif, Deputi Direktur Wilayah Jawa Timur Dodo Suharto, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bangkalan Tamar Djaja, serta perusahaan terpilih yang merupakan peserta BPJAMSOSTEK.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK, Krishna Syarif, mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020 di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai bukti negara hadir melindungi masyarakat dan pekerja di Indonesia melalui BPJAMSOSTEK.
“Kegiatan ini diharapkan sebagai bentuk nyata guna menekan semaksimal mungkin angka kecelakaan kerja di jalan raya yang terjadi bagi pekerja," kata dia, Kamis (15/10).
Selama pandemi COVID-19, kata Krishna, BPJAMSOSTEK juga memberikan kontribusi rutin kepada masyarakat. Mulai dari masker, baju hazmat, multivitamin, sembako serta makanan bergizi. Ini menjadi prioritasnya karena sebagai bentuk kepedulian BPJAMSOSTEK.
Mulai Januari hingga September ada 23.000 kasus kecelakaan kerja dan 1% meninggal dunia di Jawa Timur. "Di sinilah kami memberikan pemahaman faktor risiko. Segeralah bergabung menjadi peserta BPJAMSOSTEK," kata dia.
Krishna berharap langkah yang dilakukan ini dapat mengurangi angka kecelakaan kerja, baik individu lingkungan dan masyarakat. "Dan dapat memahami faktor risiko jika terjadi suatu musibah, juga menjaga keberlangsungan hidup dan mengurangi kemiskinan jika terjadi risiko akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja," kata dia.
Sementara itu, Deputi Direktur Wilayah Jawa Timur, Dodo Suharto mengatakan, pemberian APD Helm Motor ini merupakan upaya tanggung jawab BPAMSOSTEK dalam menekan angka kecelakaan kerja di jalan raya, membantu perusahaan dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta meningkatkan tertib administrasi dan tertib iuran perusahaan.
Dia berharap, kegiatan tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin demi keselamatan pekerja sesuai peruntukannya.
"Sudah seharusnya tenaga kerja mendapat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan," kata dia.
Di Jawa Timur bantuan kegiatan Promotif Preventif BPJAMSOSTEK Tahun 2020 mendapatkan alokasi sebanyak 500 APD Helm Motor, 17 orang peserta Pelatihan Ahli K3 Umum, 1.400 paket Bahan Pangan Bergizi berupa Sembako, 260 paket APD Jasa Konstruksi, 800 paket APD Medis Penanganan COVID-19, 16.000 Multivitamin, 80.000 Masker Pekerja, dan 100 Poster K3 dan Bingkai Acrylic.
Sedangkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Jawa Timur telah mengakibatkan 259 orang meninggal dunia, 200 orang cacat fungsi, 413 orang cacat sebagian.
Pembayaran klaim hingga September 2020 sebanyak 306.022 kasus dengan total klaim Rp3,13 triliun, dari jumlah itu klaim untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 234.189 kasus sebesar Rp2,79 trilun, Jaminan Kematian 3.279 kasus sebesar Rp126,9 miliar, Jaminan Kecelakaan Kerja 22.806 kasus sebesar Rp161,3 miliar dan klaim Jaminan Pensiun sebanyak 45.748 kasus sebesar Rp46,3 miliar.
Seorang peserta BPJAMSOSTEK yang mendapatkan APD helm motor, Rony Hartono mengakui manfaat menjadi peserta BPJAMSOSTEK sangat luar biasa. Hal ini merupakan suatu bentu perhatian pemerintah kepada masyarakat Madura.
"Bagus sekali, kami melihat hadirnya BPJAMSOSTEK di Madura ini suatu bentuk perhatian pemerintah di masyarakat Madura. Meski bukan kota industri, tapi banyak tenaga kerja yang bergerak di bidang formal dan informal. Pesan kami, terus pertahankan profesionalitasnya," kata dia.
Per bulan September 2020 ini, tercatat ada 24% dari jumlah peserta mengalami kecelakaan di jalan raya. (Baca juga: Pemerintah Suntik BPJamsostek Rp6 T untuk Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan )
Berdasarkan kasus tersebut, BPJAMSOSTEK sebagai penyelenggara jaminan sosial negara tak bosan-bosan menggelar kegiatan Promotif dan Preventif bagi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Salah satunya digelar di Madura yang dipusatkan di Kantor BPJAMSOSTEK Bangkalan, dengan mengusung tema "Pemberian APD Helm Motor". (Baca juga: Unggah Video Laka Lantas Anggota PJR Tol di Medsos, Sopir Pikap Diperiksa Polisi )
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Krishna Syarif, Deputi Direktur Wilayah Jawa Timur Dodo Suharto, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bangkalan Tamar Djaja, serta perusahaan terpilih yang merupakan peserta BPJAMSOSTEK.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK, Krishna Syarif, mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020 di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai bukti negara hadir melindungi masyarakat dan pekerja di Indonesia melalui BPJAMSOSTEK.
“Kegiatan ini diharapkan sebagai bentuk nyata guna menekan semaksimal mungkin angka kecelakaan kerja di jalan raya yang terjadi bagi pekerja," kata dia, Kamis (15/10).
Selama pandemi COVID-19, kata Krishna, BPJAMSOSTEK juga memberikan kontribusi rutin kepada masyarakat. Mulai dari masker, baju hazmat, multivitamin, sembako serta makanan bergizi. Ini menjadi prioritasnya karena sebagai bentuk kepedulian BPJAMSOSTEK.
Mulai Januari hingga September ada 23.000 kasus kecelakaan kerja dan 1% meninggal dunia di Jawa Timur. "Di sinilah kami memberikan pemahaman faktor risiko. Segeralah bergabung menjadi peserta BPJAMSOSTEK," kata dia.
Krishna berharap langkah yang dilakukan ini dapat mengurangi angka kecelakaan kerja, baik individu lingkungan dan masyarakat. "Dan dapat memahami faktor risiko jika terjadi suatu musibah, juga menjaga keberlangsungan hidup dan mengurangi kemiskinan jika terjadi risiko akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja," kata dia.
Sementara itu, Deputi Direktur Wilayah Jawa Timur, Dodo Suharto mengatakan, pemberian APD Helm Motor ini merupakan upaya tanggung jawab BPAMSOSTEK dalam menekan angka kecelakaan kerja di jalan raya, membantu perusahaan dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta meningkatkan tertib administrasi dan tertib iuran perusahaan.
Dia berharap, kegiatan tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin demi keselamatan pekerja sesuai peruntukannya.
"Sudah seharusnya tenaga kerja mendapat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan," kata dia.
Di Jawa Timur bantuan kegiatan Promotif Preventif BPJAMSOSTEK Tahun 2020 mendapatkan alokasi sebanyak 500 APD Helm Motor, 17 orang peserta Pelatihan Ahli K3 Umum, 1.400 paket Bahan Pangan Bergizi berupa Sembako, 260 paket APD Jasa Konstruksi, 800 paket APD Medis Penanganan COVID-19, 16.000 Multivitamin, 80.000 Masker Pekerja, dan 100 Poster K3 dan Bingkai Acrylic.
Sedangkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Jawa Timur telah mengakibatkan 259 orang meninggal dunia, 200 orang cacat fungsi, 413 orang cacat sebagian.
Pembayaran klaim hingga September 2020 sebanyak 306.022 kasus dengan total klaim Rp3,13 triliun, dari jumlah itu klaim untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 234.189 kasus sebesar Rp2,79 trilun, Jaminan Kematian 3.279 kasus sebesar Rp126,9 miliar, Jaminan Kecelakaan Kerja 22.806 kasus sebesar Rp161,3 miliar dan klaim Jaminan Pensiun sebanyak 45.748 kasus sebesar Rp46,3 miliar.
Seorang peserta BPJAMSOSTEK yang mendapatkan APD helm motor, Rony Hartono mengakui manfaat menjadi peserta BPJAMSOSTEK sangat luar biasa. Hal ini merupakan suatu bentu perhatian pemerintah kepada masyarakat Madura.
"Bagus sekali, kami melihat hadirnya BPJAMSOSTEK di Madura ini suatu bentuk perhatian pemerintah di masyarakat Madura. Meski bukan kota industri, tapi banyak tenaga kerja yang bergerak di bidang formal dan informal. Pesan kami, terus pertahankan profesionalitasnya," kata dia.
(nth)