Gibran Blusukan Virtual, Pakar Komunikasi : Bisa Ditiru Calon Wali Kota Lain

Sabtu, 26 September 2020 - 22:13 WIB
loading...
Gibran Blusukan Virtual, Pakar Komunikasi : Bisa Ditiru Calon Wali Kota Lain
Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa pada hari kampanye pertama melakukan blusukan daring. (Foto/Ist)
A A A
SOLO - Pasangan calon wali kota dan calon wakil wali Kota Solo nomor urut 01, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa pada hari kampanye pertama melakukan blusukan daring.

Blusukan daring dilakukan di Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (26/9/2020).

Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing menyebut apa yang dilakukan paslon dari Solo itu merupakan ide dan terobosan yang baru dan inovatif yang efektif bagi para calon wali kota di daerah perkotaan. (BACA JUGA: Dituding Serobot Lahan PT DJL, Sejumlah Pastor Dilaporkan ke Polda Riau)

“Gibran membuat persoalan COVID-19 ini menjadi peluang dengan ide dan gagasan yang baru dan inovatif. Kalau bisa hal ini dilakukan oleh semua Paslon Pilkada,” ujarnya, Sabtu (26/09/2020).

Emrus menyatakan, pada prinsipnya blusukan adalah upaya untuk menyerap aspirasi dan permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

“Hasil blusukan virtual itu, kandidat bisa secara langsung mendengar, menampung, dan mengolah semua informasi menjadi suatu program yang dijanjikan,” kata Doktor Komunikasi Universitas Pelita Harapan ini.

Apalagi, lanjut Emrus, saat blusukan virtual masyarakat bisa langsung mendapatkan jawaban dari paslon terhadap semua pertanyaan yang disampaikan dan ini efektif bagi semua calon walikota, tetapi Direktur Eksekutif Emrus Corner ini tak yakin efektif untuk calon bupati untuk kampanye di kawasan pedesaan.

Emrus menuturkan, kampanye daring bisa menampung banyak peserta sehingga bisa menjaring kelompok masyarakat atau komunitas tertentu. Dari hasil blusukan vitual itu, kata dia, bisa di rekapitalisasi dan direproduksi lagi. (BACA JUGA: Puluhan Karyawan Tiga Bank di Kota Sorong Positif COVID-19)

“Dengan lambang kearifan lokal, lalu grafik, yang dikemas sedemikian rupa. Hasil reproduksi itu bisa dia sebar ke media sosial atau juga ke handphone masyarakat,” jelasnya.

Hal lain yang dapat dilakukan paslon, kata Emrus, adalah monitoring dengan menggunakan kamera drone. Tujuannya agar bisa menangkap langsung kondisi masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5230 seconds (0.1#10.140)