Buaya Sepanjang 3 Meter Hebohkan Warga Pangkalpinang
loading...
A
A
A
PANGKALPINANG - Warga di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), kembali dihebohkan dengan kemunculan lebih dari satu ekor buaya kedaratan sejak sepakan belakangan.
(Baca juga: Bersenjata Lengkap Polisi Bubarkan Pesta Nikah di Maumere )
Buaya muara tersebut, muncul persis di sungai Air Mangkok, Kelurahan Air Mawar, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang, yang berdampingan langsung dengan pemukiman warga.
Menurut warga, ada tiga ekor buaya dengan perkiraan ukuran tiga hingga empat meter yang kerap menampakan diri kepermukaan dan tak jarang pula berjemur di daratan sekitar.
"Ada tiga ekor buaya yang sering kita lihat. Memang habitatnya di sini, kadang orang juga sering buang bangkai ayam di sini, mungkin buaya makan bangkai ayam itu," kata warga setempat, Eko Saputra, Sabtu (26/9/2020).
(Baca juga: Hujan Tangis di Pemakaman Polwan yang Tewas Saat Menolong Adiknya )
Kendati sering muncul didaratan, reptil ganas tersebut kata Eko, belum sekalipun menyerang warga. Bahkan penampakannya menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
"Biasanya siang dan sore hari buaya ini sering muncul. Alhamdulillah belum pernah menyerang orang dan memang dia tidak menganggu," ujarnya. (Baca juga: 2 Pemuda Kuras Premium di SPBU dengan Tangki Mobil Modifikasi )
Konflik buaya dengan manusia di Babel memang kerap kali terjadi. Data Yayasan Animal Lovers Bangka Island (Alobi) Foundation mencatat dalam satu bulan ini saja, ada belasan laporan kasus buaya berkonflik dengan warga yang mereka terima, enam ekor buaya di antaranya berhasil dievakuasi dan dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi.
"Hari ini barusan kita mendapat penyerahan buaya dari warga, padahal baru kemarin kita mendapat juga penyerahan buaya dari warga. Memang kasus kemunculan dan konflik buaya dengan manusia dalam tahun ini cukup memperihatinkan," kata ketua Alobi Foundation, Langka Sani.
Menurut Langka, kemunculan predator pemangsa itu akibat rusaknya habitat mereka, selain itu memasuki musim kawin bagi buaya yang membuat sifatnya menjadi lebih agresif. (Baca juga: Pelaku Pungli Ditembak Mati Polisi, Warga Blokir Jalinsum )
"Yang kita khawatirkan saat ini masuk musim hujan dan memasuki siklus kawin bagi buaya di mana buaya lebih agresif di alam liarnya. Kita ketahui di Babel sendiri kerusakan dari aliran sungai yang menjadi habitat buaya sangat masif terjadi," tandasnya.
(Baca juga: Bersenjata Lengkap Polisi Bubarkan Pesta Nikah di Maumere )
Buaya muara tersebut, muncul persis di sungai Air Mangkok, Kelurahan Air Mawar, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang, yang berdampingan langsung dengan pemukiman warga.
Menurut warga, ada tiga ekor buaya dengan perkiraan ukuran tiga hingga empat meter yang kerap menampakan diri kepermukaan dan tak jarang pula berjemur di daratan sekitar.
"Ada tiga ekor buaya yang sering kita lihat. Memang habitatnya di sini, kadang orang juga sering buang bangkai ayam di sini, mungkin buaya makan bangkai ayam itu," kata warga setempat, Eko Saputra, Sabtu (26/9/2020).
(Baca juga: Hujan Tangis di Pemakaman Polwan yang Tewas Saat Menolong Adiknya )
Kendati sering muncul didaratan, reptil ganas tersebut kata Eko, belum sekalipun menyerang warga. Bahkan penampakannya menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
"Biasanya siang dan sore hari buaya ini sering muncul. Alhamdulillah belum pernah menyerang orang dan memang dia tidak menganggu," ujarnya. (Baca juga: 2 Pemuda Kuras Premium di SPBU dengan Tangki Mobil Modifikasi )
Konflik buaya dengan manusia di Babel memang kerap kali terjadi. Data Yayasan Animal Lovers Bangka Island (Alobi) Foundation mencatat dalam satu bulan ini saja, ada belasan laporan kasus buaya berkonflik dengan warga yang mereka terima, enam ekor buaya di antaranya berhasil dievakuasi dan dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi.
"Hari ini barusan kita mendapat penyerahan buaya dari warga, padahal baru kemarin kita mendapat juga penyerahan buaya dari warga. Memang kasus kemunculan dan konflik buaya dengan manusia dalam tahun ini cukup memperihatinkan," kata ketua Alobi Foundation, Langka Sani.
Menurut Langka, kemunculan predator pemangsa itu akibat rusaknya habitat mereka, selain itu memasuki musim kawin bagi buaya yang membuat sifatnya menjadi lebih agresif. (Baca juga: Pelaku Pungli Ditembak Mati Polisi, Warga Blokir Jalinsum )
"Yang kita khawatirkan saat ini masuk musim hujan dan memasuki siklus kawin bagi buaya di mana buaya lebih agresif di alam liarnya. Kita ketahui di Babel sendiri kerusakan dari aliran sungai yang menjadi habitat buaya sangat masif terjadi," tandasnya.
(eyt)