300 Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Swab Test
loading...
A
A
A
BEKASI - Sebanyak 300 calon penumpang kereta rel listril (KRL) Commuter Line di Stasiun Bekasi mengikuti tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR). Swab test yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi ini untuk memetakan pencegahan persebaran virus Corona atau COVID-19 di tranportasi massal, seperti commuter line.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, tes massal menggunakan reagen test kit (PCR) di Stasiun Bekasi ini mempunyai akurasinya 99%.”Kalau rapid test kit itu akurasinya 50-60%. Jadi kita gunakan yang akurasinya bagus,” katanya, Selasa (5/5/2020).
Menurut dia, sample tes swab penumpang kereta itu akan diuji laboraturium di RSUD dan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Hasil tes akan keluar setelah tiga jam, kemudian penumpang yang positif virus Corona langsung dihubungi dan dijemput untuk dilakukan perawatan. (Baca juga; Pemkot Depok Minta Pembatasan dalam KRL Commuter Line )
Untuk penumpang yang negative, lanjut Rahmat, hasilnya akan dikirimkan via kantor pos langsung ke rumah masing-masing. ”Dua tiga jam hasilnya sudah keluar dan akurasinya sangat tinggi. Penumpang yang positif akan diminta isolasi mandiri atau dibawa ke rumah sakit rujukan di RSUD Kota Bekasi,” ungkapnya.
Rahmat melanjutkan, jika yang positif bukan warga Kota Bekasi, pihaknya akan menginformasikan kepada pemerintah wilayah asal penumpang KRL tersebut. Sebab, di Stasiun Bekasi ini datang dari berbagai daerah, seperti Tambun, Kabupaten Bekasi atau Jakarta Timur. ”Nanti kita sampaikan kepada Bupati dan Wali Kota Jaktim,” ujarnya.
Tentu agar Pemerintah Kabupaten Bekasi atau Pemrov DKI Jakarta untuk mengisolasi mandiri dan merawat warganya di rumah sakit. Untuk warga Kota Bekasi yang positif COVID-19, maka seluruh anggota keluarga atau orang terdekatnya akan dilakukan rapid test.
Jika hasilnya reaktif baru dilanjutkan swab PCR. ”Tes swab PCR ini hanya akan dilakukan hari ini dengan semple 300 penumpang KRL, untuk memetakan kondisi COVID-19 di commuter line,” jelasnya. (Baca juga; Ridwan Kamil Sebut Tiga Penumpang KRL Bogor-Jakarta Positif COVID-19 )
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, tes massal menggunakan reagen test kit (PCR) di Stasiun Bekasi ini mempunyai akurasinya 99%.”Kalau rapid test kit itu akurasinya 50-60%. Jadi kita gunakan yang akurasinya bagus,” katanya, Selasa (5/5/2020).
Menurut dia, sample tes swab penumpang kereta itu akan diuji laboraturium di RSUD dan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Hasil tes akan keluar setelah tiga jam, kemudian penumpang yang positif virus Corona langsung dihubungi dan dijemput untuk dilakukan perawatan. (Baca juga; Pemkot Depok Minta Pembatasan dalam KRL Commuter Line )
Untuk penumpang yang negative, lanjut Rahmat, hasilnya akan dikirimkan via kantor pos langsung ke rumah masing-masing. ”Dua tiga jam hasilnya sudah keluar dan akurasinya sangat tinggi. Penumpang yang positif akan diminta isolasi mandiri atau dibawa ke rumah sakit rujukan di RSUD Kota Bekasi,” ungkapnya.
Rahmat melanjutkan, jika yang positif bukan warga Kota Bekasi, pihaknya akan menginformasikan kepada pemerintah wilayah asal penumpang KRL tersebut. Sebab, di Stasiun Bekasi ini datang dari berbagai daerah, seperti Tambun, Kabupaten Bekasi atau Jakarta Timur. ”Nanti kita sampaikan kepada Bupati dan Wali Kota Jaktim,” ujarnya.
Tentu agar Pemerintah Kabupaten Bekasi atau Pemrov DKI Jakarta untuk mengisolasi mandiri dan merawat warganya di rumah sakit. Untuk warga Kota Bekasi yang positif COVID-19, maka seluruh anggota keluarga atau orang terdekatnya akan dilakukan rapid test.
Jika hasilnya reaktif baru dilanjutkan swab PCR. ”Tes swab PCR ini hanya akan dilakukan hari ini dengan semple 300 penumpang KRL, untuk memetakan kondisi COVID-19 di commuter line,” jelasnya. (Baca juga; Ridwan Kamil Sebut Tiga Penumpang KRL Bogor-Jakarta Positif COVID-19 )
(wib)