Jenguk Penderita Stroke, Bobby Janji Urus BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Digunakan
loading...
A
A
A
MEDAN - Ertidewi warga Kota Medan terus berupaya tegar selama 17 tahun harus merawat anak bungsunya, Fanny yang mengalami keterbelakangan mental.
Cobaan hidupnya makin bertambah. Ertidewi harus merawat suami tercintanya, Syarifuddin Maulana yang terkena stroke sejak 6 bulan yang lalu. Syukurnya keluarganya boleh menumpang tinggal di rumah abang ipar bersama 5 keluarga besar suaminya.
Namun, karena tidak bisa mendapatkan pengobatan rutin, kondisi Syarifuddin tak kunjung membaik. Bahkan dia sempat terjatuh sebulan yang lalu, yang membuat kepala keluarga berusia 52 tahun ini kejang-kejang dan seperti kehilangan ingatan dan terus menerus merasakan kesakitan hingga menyakiti diri sendiri.
"Beginilah, mereka berdua tidur di sini (ruang depan). Saya yang menjaga, kalau lagi ada catering dibantu jaga oleh adik yang juga tinggal disini," ungkap Ertidewi menerima kunjungan Bobby Nasution dan tim di kediamannya di Jalan Pinang Baris 1-A, Medan Sunggal, Selasa (23/9/2020) malam. (BACA JUGA: Bertahap, Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah Mulai 4 Oktober)
Ertidewi mengatakan, sebelum suaminya mengalami stroke, tugas menjaga Fanny lebih banyak dibebankan kepada Syarifuddin. Sedangkan dirinya yang mencari penghasilan dengan menerima catering, dibantu tiga anaknya yang lain, yakni Prawira Maulana (30), Nanda Maulana (28), dan Bima Pranata Maulana (26).
"Karena kondisi (keuangan) tidak mencukupi, bapak (Syarifuddin) baru bulan lalu dibawa berobat. Tapi tidak bisa ditanggung BPJS (Kesehatan), makanya kami pulang," terangnya.
Menurut Ertidewi, sebenarnya keluarga mereka mendapat BPJS Kesehatan dari pemerintah atau Penerima Bantuan Iuran (PBI). Namun saat berobat ke rumah sakit, ternyata data Syarifuddin tidak masuk sistem.
"Kata rumah sakit datanya ganda, sudah ada orang lain yang memakai nomor KK kami atas nama Syarifuddin. Padahal BPJS saya dan anak-anak masih aktif semua, hanya bapak (Syarifuddin) yang tidak bisa menggunakan BPJS ini," ungkapnya.
Perempuan yang hanya bisa menamatkan pendidikan SD inipun pernah coba bertanya ke Kelurahan Lalang untuk mencari tahu kejanggalan ini. Namun, jawaban staff kelurahan tidak memuaskan. "Mereka bilang memang sering terjadi hal-hal seperti itu. Rata-rata yang mengurus KTP tembak (ilegal), dengan mengambil data bapak," tuturnya. (BACA JUGA: De Bruyne, Lewandowski dan Neuer Berebut Penghargaan UEFA)
Juru Bicara Tim Pemenangan Bobby Nasution dan H Aulia Rachman, Sugiat Santoso mengungkapkan, kehadiran Bobby Nasution dan tim ke kediamannya untuk menjenguk Syarifuddin yang dikabarkan sedang sakit stroke. "Laporan yang kami terima BPJS Kesehatan juga tidak ada," ungkap Sugiat.
Dia mengatakan, kedatangan Bobby Nasution murni sebagai sesama umat Islam yang seiman dan seakidah, apalagi Islam mengajarkan untuk saling menguatkan. Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Perkumpulan Darmais Kota Medan.
Cobaan hidupnya makin bertambah. Ertidewi harus merawat suami tercintanya, Syarifuddin Maulana yang terkena stroke sejak 6 bulan yang lalu. Syukurnya keluarganya boleh menumpang tinggal di rumah abang ipar bersama 5 keluarga besar suaminya.
Namun, karena tidak bisa mendapatkan pengobatan rutin, kondisi Syarifuddin tak kunjung membaik. Bahkan dia sempat terjatuh sebulan yang lalu, yang membuat kepala keluarga berusia 52 tahun ini kejang-kejang dan seperti kehilangan ingatan dan terus menerus merasakan kesakitan hingga menyakiti diri sendiri.
"Beginilah, mereka berdua tidur di sini (ruang depan). Saya yang menjaga, kalau lagi ada catering dibantu jaga oleh adik yang juga tinggal disini," ungkap Ertidewi menerima kunjungan Bobby Nasution dan tim di kediamannya di Jalan Pinang Baris 1-A, Medan Sunggal, Selasa (23/9/2020) malam. (BACA JUGA: Bertahap, Arab Saudi Kembali Izinkan Umrah Mulai 4 Oktober)
Ertidewi mengatakan, sebelum suaminya mengalami stroke, tugas menjaga Fanny lebih banyak dibebankan kepada Syarifuddin. Sedangkan dirinya yang mencari penghasilan dengan menerima catering, dibantu tiga anaknya yang lain, yakni Prawira Maulana (30), Nanda Maulana (28), dan Bima Pranata Maulana (26).
"Karena kondisi (keuangan) tidak mencukupi, bapak (Syarifuddin) baru bulan lalu dibawa berobat. Tapi tidak bisa ditanggung BPJS (Kesehatan), makanya kami pulang," terangnya.
Menurut Ertidewi, sebenarnya keluarga mereka mendapat BPJS Kesehatan dari pemerintah atau Penerima Bantuan Iuran (PBI). Namun saat berobat ke rumah sakit, ternyata data Syarifuddin tidak masuk sistem.
"Kata rumah sakit datanya ganda, sudah ada orang lain yang memakai nomor KK kami atas nama Syarifuddin. Padahal BPJS saya dan anak-anak masih aktif semua, hanya bapak (Syarifuddin) yang tidak bisa menggunakan BPJS ini," ungkapnya.
Perempuan yang hanya bisa menamatkan pendidikan SD inipun pernah coba bertanya ke Kelurahan Lalang untuk mencari tahu kejanggalan ini. Namun, jawaban staff kelurahan tidak memuaskan. "Mereka bilang memang sering terjadi hal-hal seperti itu. Rata-rata yang mengurus KTP tembak (ilegal), dengan mengambil data bapak," tuturnya. (BACA JUGA: De Bruyne, Lewandowski dan Neuer Berebut Penghargaan UEFA)
Juru Bicara Tim Pemenangan Bobby Nasution dan H Aulia Rachman, Sugiat Santoso mengungkapkan, kehadiran Bobby Nasution dan tim ke kediamannya untuk menjenguk Syarifuddin yang dikabarkan sedang sakit stroke. "Laporan yang kami terima BPJS Kesehatan juga tidak ada," ungkap Sugiat.
Dia mengatakan, kedatangan Bobby Nasution murni sebagai sesama umat Islam yang seiman dan seakidah, apalagi Islam mengajarkan untuk saling menguatkan. Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Perkumpulan Darmais Kota Medan.