Sekolah Tatap Muka di Jateng Berjalan 2 Minggu, Ini Hasil Evaluasinya
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mematangkan hasil evaluasi simulasi sekolah tatap muka selama 2 pekan terakhir yang dilaksanakan di tujuh SMA/SMK. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan, evaluasi yang berjalan hingga hari ini seluruhnya berjalan dengan baik.
Dia meminta pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk menggabungkan hasil terbaik dari evaluasi di berbagai tempat. “Kalau itu bisa dijadikan satu maka akan bisa ditemukan terbaik-terbaiknya dari masing-masing. Inilah yang kita jadikan satu sistem, sehingga nanti jadi pegangan kita berdasarkan praktek. Ya ini lho adaptasinya,” ucap Ganjar, Rabu (23/9/2020). (Baca juga: Baru 3 Hari Nikahi Ibu Korban, Bapak Tega Cabuli 2 Anak Tiri)
Sehingga nantinya, jika ada sekolah yang ingin membuka atau melakukan simulasi tatap muka harus memenuhi item-item atau indokator dari hasil simulasi 7 sekolah tersebut. (Baca juga: Andal Berperang, Prajurit Ini Juga Mahir Mencampur Adonan Cor Beton)
Ia mengatakan, sebenarnya 7 sekolah yang saat ini melaksanakan simulasi sudah memiliki pedoman yang baik. Namun, karena masih meraba-raba, dengan simulasi yang berjalan ini maka bisa ditemukan cara tepat untuk beradaptasi.
“Nah bagaimana caranya? ya mulai dari rumah, dia tidak naik angkot, diantar orangtua, pulangnya juga begitu tidak mampir-mampir, di kelas istirahat juga tidak keluyuran, membawa makan sendiri, memakai masker, tempat cuci tangan ada, tempat parkir ada, gurunya juga membuat SOP yang baik, dan melindungi dirinya,” terang dia.
Sampai hari ini, Ganjar mengaku sudah ada beberapa sekolah lagi yang mengajukan izin untuk bisa menggelar tatap muka. Namun, kebanyakan kembali menunda karena belum bisa memenuhi pedoman adaptasi yang ada.
“Beberapa sudah minta kemarin ada, tapi ketika kita minta harus begini-begini sanggup nggak, mereka ternyata belum sanggup dan minta tunda lagi, oke,” pungkasnya.
Dia meminta pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk menggabungkan hasil terbaik dari evaluasi di berbagai tempat. “Kalau itu bisa dijadikan satu maka akan bisa ditemukan terbaik-terbaiknya dari masing-masing. Inilah yang kita jadikan satu sistem, sehingga nanti jadi pegangan kita berdasarkan praktek. Ya ini lho adaptasinya,” ucap Ganjar, Rabu (23/9/2020). (Baca juga: Baru 3 Hari Nikahi Ibu Korban, Bapak Tega Cabuli 2 Anak Tiri)
Sehingga nantinya, jika ada sekolah yang ingin membuka atau melakukan simulasi tatap muka harus memenuhi item-item atau indokator dari hasil simulasi 7 sekolah tersebut. (Baca juga: Andal Berperang, Prajurit Ini Juga Mahir Mencampur Adonan Cor Beton)
Ia mengatakan, sebenarnya 7 sekolah yang saat ini melaksanakan simulasi sudah memiliki pedoman yang baik. Namun, karena masih meraba-raba, dengan simulasi yang berjalan ini maka bisa ditemukan cara tepat untuk beradaptasi.
“Nah bagaimana caranya? ya mulai dari rumah, dia tidak naik angkot, diantar orangtua, pulangnya juga begitu tidak mampir-mampir, di kelas istirahat juga tidak keluyuran, membawa makan sendiri, memakai masker, tempat cuci tangan ada, tempat parkir ada, gurunya juga membuat SOP yang baik, dan melindungi dirinya,” terang dia.
Sampai hari ini, Ganjar mengaku sudah ada beberapa sekolah lagi yang mengajukan izin untuk bisa menggelar tatap muka. Namun, kebanyakan kembali menunda karena belum bisa memenuhi pedoman adaptasi yang ada.
“Beberapa sudah minta kemarin ada, tapi ketika kita minta harus begini-begini sanggup nggak, mereka ternyata belum sanggup dan minta tunda lagi, oke,” pungkasnya.
(shf)