Pemprov Riau Disarankan Gandeng UAS Bantu Sosialisasikan Prokes COVID
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau diminta serius menangani penyebaran COVID -19 yang meningkat tajam, dengan mengandeng semua pihak guna menyadarkan semua warga untuk mematuhi protokol kesehatan.
Pengamat Kebijakan Publik Riau M Rawa El Amad mengatakan, seharusnya tokoh masyarakat dan tokoh agama dilibatkan untuk membantu menyadarkan warga tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan (prokes). Apalagi Riau juga memiliki dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS). (BACA JUGA: Pedangdut Iyeth Bustami Daftar ke KPU Bengkalis dengan Ijazah Paket C )
"Kita heran saja, mengapa pemerintah di Riau ini tidak mau mengandeng UAS. Padahal beliau sangat memiliki pengaruh cukup besar. Saya yakin jika UAS diberikan ruang untuk bersama-sama menyosialisasikan protokol kesehatan, warga semakin sadar," kata Rawa, Kamis (17/8/2020). (BACA JUGA: Aparat Gabungan di Kota Pekanbaru Jaring 50 Pelanggar Protokol Kesehatan )
Dia sangat menyayangkan, pemerintah daerah di Riau 'menyia-nyiakan' UAS. Apalagi, kalangan jamaah kebanyakan akan selalu mendengarkan apa yang dikatakan ulama. Ustaz Abdul Somad juga merupakan tokoh budaya di mana Lembaga Adat Melayu Riau menobatkan UAS sebagai Datuk Seri Ulama Setia Negara. (BACA JUGA: Polri Sebut Penularan COVID-19 Tinggi Karena Tidak Disiplin )
"UAS warga Pekanbaru. Dia merupakan tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat. Kenapa tak mau mengandengnya. Daerah lain kalau ada tokoh agama selau merangkul mereka, tokoh masyakat dan ulama," ujar Rawa.
Selain UAS, juga banyak tokoh lain yang seharusnya dilibatkan untuk membantu menyosialisasikan. "Contohnya, kalau di Kabupaten Kampar bisa menggunakan jalur adat. Pakailah tokoh adat di sana begitu juga dengan daerah lain," tutur dia.
Rawa menilai, tingginya penyebaran COVID-19 di Riau sebagai bentuk kegagalan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota yang tidak memiliki terobosan.
"Saya belum melihat ada upaya inisiatif dari pemerintah daerah untuk menangani COVID. Yang dilakukan selama ini merupakan 'copy paste' dari program pemerintah pusat. Dengan demikian wajar sekali kalau di Riau penyebaran COVID tinggi. Karena belum punya inisiatif untuk menjawab tantangan di Riau. Tingginya penyebaran COVID salah satu faktor kegagalan dalam menangani," ungkap Rawa.
Berdasarkan data, pada Kamis 17 September 2020, terdapat penambahan jumlah penderita COVID-19 di Riau sebanyak 225 kasus. Sehingga total menjadi 4.462 pasien.
Sementara itu Kepala Dinas Infokom Riau Chairul Riski mengatakan, Pemprov Riau telah menemui tokoh agama untuk membantu menyosialisasikan protokol kesehatan.
"Pak gubernur sudah melakukan pertemuan dan sosialisasi ke MUI Riau untuk ikut serta membantu mengedukasi masyarakat melalui pendekatan keagamaan. Bahkan Gubernur Riau berharap di setiap dakwah dai-dai di Riau selalu dipanjatkan doa mohon pengampunan dan tolak bala agar dijauhkan dari wabah dan mendapat lindungan dar Allah SWT," kata Chairul Riski.
Pengamat Kebijakan Publik Riau M Rawa El Amad mengatakan, seharusnya tokoh masyarakat dan tokoh agama dilibatkan untuk membantu menyadarkan warga tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan (prokes). Apalagi Riau juga memiliki dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS). (BACA JUGA: Pedangdut Iyeth Bustami Daftar ke KPU Bengkalis dengan Ijazah Paket C )
"Kita heran saja, mengapa pemerintah di Riau ini tidak mau mengandeng UAS. Padahal beliau sangat memiliki pengaruh cukup besar. Saya yakin jika UAS diberikan ruang untuk bersama-sama menyosialisasikan protokol kesehatan, warga semakin sadar," kata Rawa, Kamis (17/8/2020). (BACA JUGA: Aparat Gabungan di Kota Pekanbaru Jaring 50 Pelanggar Protokol Kesehatan )
Dia sangat menyayangkan, pemerintah daerah di Riau 'menyia-nyiakan' UAS. Apalagi, kalangan jamaah kebanyakan akan selalu mendengarkan apa yang dikatakan ulama. Ustaz Abdul Somad juga merupakan tokoh budaya di mana Lembaga Adat Melayu Riau menobatkan UAS sebagai Datuk Seri Ulama Setia Negara. (BACA JUGA: Polri Sebut Penularan COVID-19 Tinggi Karena Tidak Disiplin )
"UAS warga Pekanbaru. Dia merupakan tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat. Kenapa tak mau mengandengnya. Daerah lain kalau ada tokoh agama selau merangkul mereka, tokoh masyakat dan ulama," ujar Rawa.
Selain UAS, juga banyak tokoh lain yang seharusnya dilibatkan untuk membantu menyosialisasikan. "Contohnya, kalau di Kabupaten Kampar bisa menggunakan jalur adat. Pakailah tokoh adat di sana begitu juga dengan daerah lain," tutur dia.
Rawa menilai, tingginya penyebaran COVID-19 di Riau sebagai bentuk kegagalan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota yang tidak memiliki terobosan.
"Saya belum melihat ada upaya inisiatif dari pemerintah daerah untuk menangani COVID. Yang dilakukan selama ini merupakan 'copy paste' dari program pemerintah pusat. Dengan demikian wajar sekali kalau di Riau penyebaran COVID tinggi. Karena belum punya inisiatif untuk menjawab tantangan di Riau. Tingginya penyebaran COVID salah satu faktor kegagalan dalam menangani," ungkap Rawa.
Berdasarkan data, pada Kamis 17 September 2020, terdapat penambahan jumlah penderita COVID-19 di Riau sebanyak 225 kasus. Sehingga total menjadi 4.462 pasien.
Sementara itu Kepala Dinas Infokom Riau Chairul Riski mengatakan, Pemprov Riau telah menemui tokoh agama untuk membantu menyosialisasikan protokol kesehatan.
"Pak gubernur sudah melakukan pertemuan dan sosialisasi ke MUI Riau untuk ikut serta membantu mengedukasi masyarakat melalui pendekatan keagamaan. Bahkan Gubernur Riau berharap di setiap dakwah dai-dai di Riau selalu dipanjatkan doa mohon pengampunan dan tolak bala agar dijauhkan dari wabah dan mendapat lindungan dar Allah SWT," kata Chairul Riski.
(awd)