Berita Gembira, Insentif Guru Honorer di Sulsel Akan Dinaikkan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulses) akan menaikkan insentif guru honorer tingkat SMA/SMK/SLB se-Sulsel yang baru diusulkan pada tahun 2021 mendatang.
(Baca juga: Kejari Cirebon Tahan Dua ASN Terkait Korupsi Alsintan Kementan)
Kepala Disdik Sulsel, Muhammad Jufri tak menerangkan, rencana kenaikan insentif guru honorer merupakan salah satu agenda yang mendesak. Agenda ini, sebagai bagian untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
(Baca juga: Bocah 4 Tahun Dianiaya Ibu Kandung hingga Kakinya Patah)
"Memang ini salah satu PR kita, karena guru honorer kita sebenarnya sebanding bahkan di beberapa daerah, jumlah tenaga non-PNS lebih besar guru PNS," tutur Jufri di kantornya, belum lama ini.
Dia tak nenampik, insentif guru honorer yang dibayarkan selama ini masih minim. Sementara beban kerjanya pun tak jarang hampir sepadan dengan tenaga guru berstatus PNS.
"Teman-teman honorer sekarang yang mengajar itu insentifnya honornya Rp10ribu per jam. Jujur ini sangat miris, kalau ditotal saja dari seluruh jam mengajar dalam seminggu, dalam sebulan, pasti pendapatannya jauh dari UMR," sambungnya.
Jufri merencanakan, kenaikan insentif guru honorer baru akan diusulkan dalam APBD Pokok tahun 2021 mendatang. Pasalnya pada APBD Perubahan tahun ini, belum diusulkan karena mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah.
"Kalau ditanyakan apa itu masuk dalam anggaran perubahan, itu belum ada. Tapi mudah-mudahan bisa kita pertimbangkan berada dalam APBD Pokok tahun 2021. Akan kita coba dorong. Karena saya menganggap ini memang sangat mendesak," urai dia.
Untuk estimasi kenaikan insentifnya, Jufri belum mau sesumbar. Kata dia, besarannya akan digodok. Selain melihat kemampuan anggaran kedepan, pihaknya masih jarus mengidentifikasi kembali jumlah tenaga honorer dan mengevaluasi beban kerjanya.
"Nanti tetap harus ada hitung-hitungannya. Termasuk hitungannya ini tidak hanya dibicarakan di lingkup disdik saja. Biasanya bersama pihak BKD karena terkait dengan analisi beban kerja dan tentu teman-tentu BKD yang lebih tahu," tandas Jufri.
Di tempat terpisah, Sekretaris Disdik Sulsel Hery Sumiharto menerangkan, selama ini pihaknya mengalokasikan anggaran melalui APBD sebesar Rp38 miliar untuk membayar insentif guru honorer. Itupun hanya mampu menanggung sebanyak 4.040 guru honorer dengan asumsi bayaran Rp10.000 per jam.
"Yang bisa ditanggung melalui APBD hanya segitu. Tapi ada juga selebihnya yang dibayarkan melalui dana BOS. Itukan bisa pakai BOS yang besaran insentifnya tergantung dari tiap sekolah," tutur Hery kepada SINDO Media.
Disdik Sulsel pun akan mengkaji besaran kenaikan insentif. Estimasinya akan disesuaikan kemampuan fiskal Pemprov Sulsel tahun 2021 mendatang. "Estimasinya belum ada, karena menunggu kemampuan dana APBD kita dulu. Mudah-mudahan bisa terealisasi di 2021," jelasnya.
(Baca juga: Kejari Cirebon Tahan Dua ASN Terkait Korupsi Alsintan Kementan)
Kepala Disdik Sulsel, Muhammad Jufri tak menerangkan, rencana kenaikan insentif guru honorer merupakan salah satu agenda yang mendesak. Agenda ini, sebagai bagian untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
(Baca juga: Bocah 4 Tahun Dianiaya Ibu Kandung hingga Kakinya Patah)
"Memang ini salah satu PR kita, karena guru honorer kita sebenarnya sebanding bahkan di beberapa daerah, jumlah tenaga non-PNS lebih besar guru PNS," tutur Jufri di kantornya, belum lama ini.
Dia tak nenampik, insentif guru honorer yang dibayarkan selama ini masih minim. Sementara beban kerjanya pun tak jarang hampir sepadan dengan tenaga guru berstatus PNS.
"Teman-teman honorer sekarang yang mengajar itu insentifnya honornya Rp10ribu per jam. Jujur ini sangat miris, kalau ditotal saja dari seluruh jam mengajar dalam seminggu, dalam sebulan, pasti pendapatannya jauh dari UMR," sambungnya.
Jufri merencanakan, kenaikan insentif guru honorer baru akan diusulkan dalam APBD Pokok tahun 2021 mendatang. Pasalnya pada APBD Perubahan tahun ini, belum diusulkan karena mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah.
"Kalau ditanyakan apa itu masuk dalam anggaran perubahan, itu belum ada. Tapi mudah-mudahan bisa kita pertimbangkan berada dalam APBD Pokok tahun 2021. Akan kita coba dorong. Karena saya menganggap ini memang sangat mendesak," urai dia.
Untuk estimasi kenaikan insentifnya, Jufri belum mau sesumbar. Kata dia, besarannya akan digodok. Selain melihat kemampuan anggaran kedepan, pihaknya masih jarus mengidentifikasi kembali jumlah tenaga honorer dan mengevaluasi beban kerjanya.
"Nanti tetap harus ada hitung-hitungannya. Termasuk hitungannya ini tidak hanya dibicarakan di lingkup disdik saja. Biasanya bersama pihak BKD karena terkait dengan analisi beban kerja dan tentu teman-tentu BKD yang lebih tahu," tandas Jufri.
Di tempat terpisah, Sekretaris Disdik Sulsel Hery Sumiharto menerangkan, selama ini pihaknya mengalokasikan anggaran melalui APBD sebesar Rp38 miliar untuk membayar insentif guru honorer. Itupun hanya mampu menanggung sebanyak 4.040 guru honorer dengan asumsi bayaran Rp10.000 per jam.
"Yang bisa ditanggung melalui APBD hanya segitu. Tapi ada juga selebihnya yang dibayarkan melalui dana BOS. Itukan bisa pakai BOS yang besaran insentifnya tergantung dari tiap sekolah," tutur Hery kepada SINDO Media.
Disdik Sulsel pun akan mengkaji besaran kenaikan insentif. Estimasinya akan disesuaikan kemampuan fiskal Pemprov Sulsel tahun 2021 mendatang. "Estimasinya belum ada, karena menunggu kemampuan dana APBD kita dulu. Mudah-mudahan bisa terealisasi di 2021," jelasnya.
(zil)