Tekad Wali Kota Aminullah Bangkitkan UMKM di Banda Aceh
loading...
A
A
A
BANDA ACEH - Andil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi perekonomian kota sudah tidak diragukan lagi. UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja, bahkan punya peran penting dan strategis dalam sektor perekonomian Kota Banda Aceh.
Walikota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan, sektor UMKM di Banda Aceh punya perhatian khusus dalam masanya menahkodai pemerintahan. Bagaimana tidak, tak ada sepetak pun sawah, tambang bahkan perkebunan yang bisa dijadikan sumber pendapatan. Di samping sektor jasa, Banda Aceh juga mengandalkan sektor pariwisata.
"Ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu solusi pengentasan pengangguran dan kemiskinan di Kota Banda Aceh. Beragam produk ekonomi kreatif yang dimilikinya akan semakin meneguhkan Banda Aceh sebagai kota dagang, jasa dan wisata di Aceh bahkan dunia,"ungkapnya.
Berbicara UMKM, Tekad Aminullah disini tertuang dalam upayanya memecah kebuntuan dari persoalan klasik seputar pembiayaan dan pengembangan usaha, yakni dengan menghubungkan UMKM dengan pemberi modal usaha.
Aminullah Usman, seorang akuntan senior ini langsung membuat gebrakan di bidang ekonomi dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah. Lembaga ini dikelola oleh tenaga profesional dengan tujuan utama untuk membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM. Mulianya lagi, pendirian Mahirah dituju untuk memberangus praktik riba yang banyak menjerat pengusaha kecil di Banda Aceh.
Dalam pemerintahan yang dipimpinnya, Aminullah juga terus menggenjot pemberdayaan UMKM melalui dinas, lembaga, dan badan terkait. Mulai dari pelatihan skill, pemberian peralatan/perlengkapan kerja, hingga memberikan kemudahn modal usaha bagi pegiat UMKM.
Di tengah pandemi Covid-19 (masa krisis) sekalipun, Aminullah tak mengesampingkan peran vital UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian kota. Ia mengambil langkah cepat agar UMKM dapat bertahan. Salah-satunya dengan penyaluran dana Rp1 miliar bagi UMKM lokal untuk memproduksi masker kain yang kemudian kembali dibagi-bagikan gratis kepada masyarakat.
Dalam masa jabatannya sebagai wali kota bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin sejak dilantik pada pertengahan 2017 lalu, keduanya hingga kini pun terus konsisten menjadikan UMKM sebagai motor penggerak perekonomian.
“Hal ini sejalan dengan visi misi kita, yaitu “Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah” yang mem-plot sektor ekonomi sebagai salah satu pilar pembangunan kota, di samping sektor agama dan pendidikan,” kata Aminullah, Jumat 4 September 2020, di Pendopo.
UMKM tumbuh subur di Banda Aceh. Di himpun per Mei 2020, jumlahnya mencapai 12.970 unit. Dalam perbandingan, pada 2018 jumlah UMKM tercatat 10.994 unit dan 2019 sebanyak 12.012 unit usaha. “Ditunjang kinerja Mahirah Muamalah Syariah pula, kita mampu menurunkan persentase ketergantungan pengusaha kecil kepada rentenir dari 80 persen menjadi 14 persen saja,” kata Aminullah.
Walikota Banda Aceh Aminullah Usman mengatakan, sektor UMKM di Banda Aceh punya perhatian khusus dalam masanya menahkodai pemerintahan. Bagaimana tidak, tak ada sepetak pun sawah, tambang bahkan perkebunan yang bisa dijadikan sumber pendapatan. Di samping sektor jasa, Banda Aceh juga mengandalkan sektor pariwisata.
"Ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu solusi pengentasan pengangguran dan kemiskinan di Kota Banda Aceh. Beragam produk ekonomi kreatif yang dimilikinya akan semakin meneguhkan Banda Aceh sebagai kota dagang, jasa dan wisata di Aceh bahkan dunia,"ungkapnya.
Berbicara UMKM, Tekad Aminullah disini tertuang dalam upayanya memecah kebuntuan dari persoalan klasik seputar pembiayaan dan pengembangan usaha, yakni dengan menghubungkan UMKM dengan pemberi modal usaha.
Aminullah Usman, seorang akuntan senior ini langsung membuat gebrakan di bidang ekonomi dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah. Lembaga ini dikelola oleh tenaga profesional dengan tujuan utama untuk membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM. Mulianya lagi, pendirian Mahirah dituju untuk memberangus praktik riba yang banyak menjerat pengusaha kecil di Banda Aceh.
Dalam pemerintahan yang dipimpinnya, Aminullah juga terus menggenjot pemberdayaan UMKM melalui dinas, lembaga, dan badan terkait. Mulai dari pelatihan skill, pemberian peralatan/perlengkapan kerja, hingga memberikan kemudahn modal usaha bagi pegiat UMKM.
Di tengah pandemi Covid-19 (masa krisis) sekalipun, Aminullah tak mengesampingkan peran vital UMKM dalam menggerakkan roda perekonomian kota. Ia mengambil langkah cepat agar UMKM dapat bertahan. Salah-satunya dengan penyaluran dana Rp1 miliar bagi UMKM lokal untuk memproduksi masker kain yang kemudian kembali dibagi-bagikan gratis kepada masyarakat.
Dalam masa jabatannya sebagai wali kota bersama Wakil Wali Kota Zainal Arifin sejak dilantik pada pertengahan 2017 lalu, keduanya hingga kini pun terus konsisten menjadikan UMKM sebagai motor penggerak perekonomian.
“Hal ini sejalan dengan visi misi kita, yaitu “Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah” yang mem-plot sektor ekonomi sebagai salah satu pilar pembangunan kota, di samping sektor agama dan pendidikan,” kata Aminullah, Jumat 4 September 2020, di Pendopo.
UMKM tumbuh subur di Banda Aceh. Di himpun per Mei 2020, jumlahnya mencapai 12.970 unit. Dalam perbandingan, pada 2018 jumlah UMKM tercatat 10.994 unit dan 2019 sebanyak 12.012 unit usaha. “Ditunjang kinerja Mahirah Muamalah Syariah pula, kita mampu menurunkan persentase ketergantungan pengusaha kecil kepada rentenir dari 80 persen menjadi 14 persen saja,” kata Aminullah.