Menteri Siti Nurbaya Ingatkan Pentingnya Kebijakan Water Balance
loading...
A
A
A
Helmi mengatakan, kegiatan e-learning ini semakin massif penggunaannya baik untuk peningkatan kapasitas SDM aparatur dan non aparatur/masyarakat. Seluruh aktifitas pembelajaran dilakukan pada LMS (Learning Management System) KLHK. Pada akhir pelatihan peserta dapat mengunduh esertfikat pelatihan. Sehari sebelumnya telah dilaksanakan pelatihan untuk para peserta dan juga para tutor yang akan memangku pembelajaran e-learning telah dilakukan TOT pelatihan selama dua hari (31 Agustus – 1 September 2020).
Khusus untuk kegiatan sosialisasi dan pelatihan Analisis Spatio-Temporal Neraca Air untuk Mitigasi Bencana hari ini terdiri dari 2 (dua) rangkaian, yaitu kegiatan sosialisasi kebijakan Water Balance yang dilanjutkan dengan pembukaan pelatihan dengan metode jarak jauh secara elektronik/E-learning merupakan Kerja sama KLHK (BP2SDM dan Ditjen PDASHL) dengan UGM.
Sosialisasi kebijakan diikuti 765 orang dengan materi sosialisasi diantara Kebijakan RHL dalam Mitigasi Bencana Hidrometeorologi oleh Ir. Hodoyo, MM (Plt. Dirjen PDASHL-KLHK), Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (Kekeringan) oleh Dr Ir Ruandha Agung Sugardiman MSc (Dirjen PPI-KLHK), Integrated Landscape Assessment For Hydrology (ILAH), oleh Prof Soeratman Woro (UGM), Analisis Ketersediaan air untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Indonesia, oleh Dr Pramono Hadi (UGM) yang dimoderatori oleh Dr Dyah Rahmawati Hizbaron (UGM).
Pelatihan Analisis Spatio-Temporal Neraca Air untuk Mitigasi Bencana dilaksanakan selama 4 hari (4-8 september 2020). diikuti 200 orang analis data,analis tata ruang, analis perencanaan strategis dan tenaga fungsional (PEH) yang berkecimpung di bidang hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dari instansi Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi, Bappeda Provinsi, Bappelitbangda, BPDASHL, serta Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS (PEPDAS), dari 34 Provinsi.
Sasaran dari pelatihan peserta mampu menganalisis hujan dan proses hidrologi, menganalisis ketersediaan air permukaan dan air tanah, menjelaskan Land form/Bentuk lahan dan Potensi Sumber Daya Air, menganalisis kebutuhan air, menganalisa neraca air dan melakukan paparan hasil identifikasi neraca air.
Pelatihan ini akan menggunakan data Potensi Desa (Podes) seluruh Indonesia terkait jumlah penduduk dan kebutuhan air domestik; Landsystem seluruh Indonesia terkait Water Holding Capacity; Penggunaan Lahan/Landuse seluruh Indonesia; Data Potensi Cekungan Air Tanah (CAT) seluruh Indonesia; serta Data Dasarian BMKG, yang sangat penting untuk analisis Spatio-Temporal neraca air untuk mitigasi bencana.
Khusus untuk kegiatan sosialisasi dan pelatihan Analisis Spatio-Temporal Neraca Air untuk Mitigasi Bencana hari ini terdiri dari 2 (dua) rangkaian, yaitu kegiatan sosialisasi kebijakan Water Balance yang dilanjutkan dengan pembukaan pelatihan dengan metode jarak jauh secara elektronik/E-learning merupakan Kerja sama KLHK (BP2SDM dan Ditjen PDASHL) dengan UGM.
Sosialisasi kebijakan diikuti 765 orang dengan materi sosialisasi diantara Kebijakan RHL dalam Mitigasi Bencana Hidrometeorologi oleh Ir. Hodoyo, MM (Plt. Dirjen PDASHL-KLHK), Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (Kekeringan) oleh Dr Ir Ruandha Agung Sugardiman MSc (Dirjen PPI-KLHK), Integrated Landscape Assessment For Hydrology (ILAH), oleh Prof Soeratman Woro (UGM), Analisis Ketersediaan air untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Indonesia, oleh Dr Pramono Hadi (UGM) yang dimoderatori oleh Dr Dyah Rahmawati Hizbaron (UGM).
Pelatihan Analisis Spatio-Temporal Neraca Air untuk Mitigasi Bencana dilaksanakan selama 4 hari (4-8 september 2020). diikuti 200 orang analis data,analis tata ruang, analis perencanaan strategis dan tenaga fungsional (PEH) yang berkecimpung di bidang hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dari instansi Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi, Bappeda Provinsi, Bappelitbangda, BPDASHL, serta Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS (PEPDAS), dari 34 Provinsi.
Sasaran dari pelatihan peserta mampu menganalisis hujan dan proses hidrologi, menganalisis ketersediaan air permukaan dan air tanah, menjelaskan Land form/Bentuk lahan dan Potensi Sumber Daya Air, menganalisis kebutuhan air, menganalisa neraca air dan melakukan paparan hasil identifikasi neraca air.
Pelatihan ini akan menggunakan data Potensi Desa (Podes) seluruh Indonesia terkait jumlah penduduk dan kebutuhan air domestik; Landsystem seluruh Indonesia terkait Water Holding Capacity; Penggunaan Lahan/Landuse seluruh Indonesia; Data Potensi Cekungan Air Tanah (CAT) seluruh Indonesia; serta Data Dasarian BMKG, yang sangat penting untuk analisis Spatio-Temporal neraca air untuk mitigasi bencana.
(nth)