20 Desa di Malang Terancam Kekeringan, BPBD Siapkan Puluhan Tandon Air
loading...
A
A
A
MALANG - Ancaman kekeringan kembali menghantui puluhan desa di Kabupaten Malang di tengah musim kemarau yang berlangsung saat ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang telah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi potensi bencana tersebut dengan menyiagakan puluhan tandon air bagi warga di 20 desa yang tersebar di enam kecamatan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 ini, tercatat ada 8.372 kepala keluarga (KK) di 20 desa yang berada dalam kondisi siaga kekeringan. Meskipun hingga saat ini pendistribusian air bersih belum diperlukan, BPBD bersama BPBD Jawa Timur telah menyiapkan tandon besar untuk penampungan air guna menghadapi situasi kritis.
"Potensi kekeringan ada di 6 kecamatan dengan 20 desa. Tahun ini kami mendapat dukungan dari BPBD Provinsi, baik berupa tandon bulat maupun portabel," ujar Sadono Irawan saat dikonfirmasi pada Senin pagi (19/8/2024).
BPBD Kabupaten Malang telah menyiapkan 60 tandon portabel lipat berkapasitas 1.200 liter, serta 50 unit tandon bulat dengan kapasitas yang sama. Selain itu, ada empat tandon berkapasitas 5.500 liter yang disediakan oleh BNPB untuk mendukung penanganan kekeringan.
Sadono menambahkan bahwa peta kekeringan di Kabupaten Malang terus berkembang, dengan beberapa wilayah yang sebelumnya tidak terdampak kini menunjukkan potensi kekeringan. Kecamatan Kromengan, misalnya, yang sebelumnya tidak mengalami kekeringan, kini masuk dalam daftar wilayah berpotensi terdampak pada tahun ini.
"Sementara di beberapa wilayah seperti Lawang dan Sidoluhur, potensi kekeringan sudah berkurang. Namun, di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), jumlah desa yang berpotensi mengalami kekeringan justru bertambah dari empat desa pada tahun sebelumnya menjadi sembilan desa," jelas Sadono.
Upaya untuk mengurangi dampak kekeringan juga dilakukan melalui program pengeboran air HIPAM dan pemasangan instalasi air di beberapa wilayah, seperti di Gedangan dan Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Program ini terbukti efektif dalam mengurangi jumlah desa yang terdampak kekeringan.
"Dengan adanya program pengeboran air dan instalasi di beberapa wilayah, seperti Gedangan, kekeringan berhasil diatasi. Kami berharap upaya ini terus diperluas untuk mencegah kekeringan yang lebih parah di masa mendatang," pungkasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024 ini, tercatat ada 8.372 kepala keluarga (KK) di 20 desa yang berada dalam kondisi siaga kekeringan. Meskipun hingga saat ini pendistribusian air bersih belum diperlukan, BPBD bersama BPBD Jawa Timur telah menyiapkan tandon besar untuk penampungan air guna menghadapi situasi kritis.
"Potensi kekeringan ada di 6 kecamatan dengan 20 desa. Tahun ini kami mendapat dukungan dari BPBD Provinsi, baik berupa tandon bulat maupun portabel," ujar Sadono Irawan saat dikonfirmasi pada Senin pagi (19/8/2024).
BPBD Kabupaten Malang telah menyiapkan 60 tandon portabel lipat berkapasitas 1.200 liter, serta 50 unit tandon bulat dengan kapasitas yang sama. Selain itu, ada empat tandon berkapasitas 5.500 liter yang disediakan oleh BNPB untuk mendukung penanganan kekeringan.
Sadono menambahkan bahwa peta kekeringan di Kabupaten Malang terus berkembang, dengan beberapa wilayah yang sebelumnya tidak terdampak kini menunjukkan potensi kekeringan. Kecamatan Kromengan, misalnya, yang sebelumnya tidak mengalami kekeringan, kini masuk dalam daftar wilayah berpotensi terdampak pada tahun ini.
"Sementara di beberapa wilayah seperti Lawang dan Sidoluhur, potensi kekeringan sudah berkurang. Namun, di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), jumlah desa yang berpotensi mengalami kekeringan justru bertambah dari empat desa pada tahun sebelumnya menjadi sembilan desa," jelas Sadono.
Upaya untuk mengurangi dampak kekeringan juga dilakukan melalui program pengeboran air HIPAM dan pemasangan instalasi air di beberapa wilayah, seperti di Gedangan dan Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Program ini terbukti efektif dalam mengurangi jumlah desa yang terdampak kekeringan.
"Dengan adanya program pengeboran air dan instalasi di beberapa wilayah, seperti Gedangan, kekeringan berhasil diatasi. Kami berharap upaya ini terus diperluas untuk mencegah kekeringan yang lebih parah di masa mendatang," pungkasnya.
(hri)