Sosok 3 Srikandi Penjaga Perbatasan Banyumas, Dihadang Warga hingga Menemukan Saudara

Jum'at, 07 Maret 2025 - 15:30 WIB
loading...
A A A
“Saya manut saja untuk mengelus, tentu saja sambil saya doakan kehamilan ibunya ini,” ujarnya.

Berdinas di Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas ini memang berbeda dari wilayah yang lain. Wilayah kecamatan paling ujung barat Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah 10.266,095 Ha atau 102,66 Km2 dan berada di ketinggian 35 – 40 m dari permukaan laut memiliki curah hujan 2.227 mm/ tahun.

Alumni STPDN angkatan XIII dalam berdinas di wilayah tergolong rawan bencana tanah longsor merupakan tantangan tersendiri. Tak hanya longsor, wilayah jalan nasional di Lumbir juga rawan banjir serta potensi kebakaran hutan saat musim kemarau tiba.

Kondisi wilayah perbukitan ini dikenal sulit air namun mudah longsor saat hujan turun. Wilayah ini bergantung pada Sungai Citanduy untuk kebutuhan airnya.

Selama ia berdinas 2 tahun sebagai camat, dari 10 desa di wilayahnya, terdata ada 3 desa yang selalu kesulitan air bersih saat musim kemarau yaitu Desa Cingebul, Desa Besuki dan Desa Dermaji.

Saat musim kemarau wilayah Lumbir juga rawan kebakaran hutan. Santi bahkan harus turun ikut ke lokasi kebakaran kapanpun ketika tiba-tiba mendapatkan informasi kebakaran hutan.

“Disini saya kadang berlaku seperti laki-laki mas, harus satset saat terjadi bencana. Apalagi wilayah kami jauh dari pusat kabupaten sehingga penanganan pertama bencana kami mengandalkan masyarakat dan relawan serta forkompimcam,” ujar Santi.

Pengalaman lain unik pernah juga dialami BCL ini. Saat pulang pengajian di Grumbul Situnggul dan Sirongge yang berjarak 40 menit ke rumah dinas, ia harus melewati sepinya jalan karena ia selalu mengikuti pengajian hingga selesai.

“Dalam perjalanan berbagai kegiatan termasuk pengajian, saya sampai kekenyangan. Bagaimana berat badan bisa turun sedangkan saya ditawari makan dan medangan bisa sampai 9 kali oleh warga dalam waktu silih berganti hari itu juga,” ujar Santi sambil tertawa.

Meski seorang wanita, namun santi kerap harus tongkrongan sampai malam dengan bapak untuk menjaga keamanan wilayah. Apalagi saat pilkada kemarin, ia sudah merasa mewakili sebagai pria karena harus melek wengi ( tidak tidur malam).

Dibekali Hasil Bumi


“Saya sangat senang sekali bisa bertugas di sini. Sungguh masyarakat di sini sangat baik, saya seperti menemukan saudara dan keluarga baru lagi. Ini support masyarakat yang membuat pemulihan kesehatan saya menjadi lebih cepat,” ujar Pepy haru.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.24)