Sosok 3 Srikandi Penjaga Perbatasan Banyumas, Dihadang Warga hingga Menemukan Saudara

Jum'at, 07 Maret 2025 - 15:30 WIB
loading...
A A A
BCT juga mempunyai cerita pilu warganya. Sambil mengenang ia bercerita jika saat itu ada warganya jualan sayur dan seriping pisang di pinggir jalan desa. Ia yang melihat kondisi warganya itu spontan turun. Setelah bertanya-tanya, ternyata warga ini pengidap asma dan hidup di rumah tidak layak huni. Ia yang datang ke rumahnya di Desa Watu Agung ini melihat warganya ini berkumpul dalam satu keluarga dalam kondisi sakit semua.

“Setelah saya tanya ternyata orang Watu Agung, kita lalu kesana dan akhirnya bisa difasilitasi bangunan RTLH dan dibantu BPJSnya,” ujarnya.

Cerita lain, saat kunjungan ke Desa Prembun ke sebuah rumah tak layak huni, ia melihat anak dari penguni rumah mengalami sakit gangguan jiwa. Sementara ibu dari penghuni rumah ini hanyalah penjual daun klaras, dan bapaknya sudah meninggal dunia. Ia sangat prihatin ketika melihat anak-anak dirumah ini juga sakit sementara anak ke 4 nya ingin melanjutkan kuliah namun tak ada biaya.

“Saya akhirnya berinisiatif membawa kerumah sakit untuk dirawat dan untuk berobat rutin. Sementara anak yang ingin kuliah saya bantu dengan kerjasama Univeristas Muhamadiyah Purwokerto dan alhamdulillah bisa kuliah gratis,” kata Ika sambil terharu.

Dihadang Warga di Tengah Jalan Desa


Sosok 3 Srikandi Penjaga Perbatasan Banyumas, Dihadang Warga hingga Menemukan Saudara

Foto/iNews TV/Saladin Ayyubi

“Stop bu…stop…,” teriak seorang pemuda ditengah jalan sambil berusaha mengentikan laju mobil yang melintas di jalan Desa Cirahab. Sopir dan penumpangnya yaitu Susanti Tri Pamuji tentu saja terkejut dan cukup khawatir. Namun mereka segera turun untuk menanyakan pada warga yang menghentikan laju kendaraanya.

“Maaf bu camat, embah saya ingin berfoto bareng bu camat. Embah saya sudah sepuh ada dipinggir jalan,” pemuda itu menunjuk wanita tua tak jauh darinya.

Santi Tri Pamuji atau yang biasa akrab dipanggil BCL atau Bu Camat Lumbir inipun tertawa mengetahui hal ini. Ia segera menghampiri seorang nenek yang berumur kurang lebih 80 tahun untuk berfoto bersama.

“Ternyata nenek itu suka dengan camat wanita dan penasaran pengin foto bersama. Makanya saya disuruh turun untuk foto bersama dan nenek itu menunggu dipinggir jalan karena tahu saya akan lewat,” cerita Santi sambil tertawa.

Ia juga pernah tiba-tiba dikejutkan seorang ibu yang sedang hamil hanya meminta BCL untuk mengelus perutnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3281 seconds (0.1#10.24)