8 Tentara Asing dan 203 Perwira TNI-Polri Ikuti Dikreg LIII Sesko TNI 2025
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 8 perwira tentara asing, 78 anggota TNI AD, 55 TNI AL, 45 TNI AU, dan 25 Polri mengikuti Pendidikan Reguler (Dikreg) LIII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI 2025. Di Sesko TNI, para calon perwira tinggi belajar berbagai hal, termasuk strategi perang.
Dikreg LIII Sesko TNI 2025 dibuka Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto diwakili Irjen TNILetjen M Saleh Mustafa didampingi Komandan Sesko TNI Marsdya TNI Arif Widianto di Gedung Serasan Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Senin (3/2/2025).
Panglima TNI dalam amanat tertulis yang dibacakan Irjen TNI Letjen M Saleh Mustafa mengatakan, Dikreg digelar berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/16/I/2025 tanggal 9 Januari 2025 tentang Kurikulum Program Strategi Perang Sesko TNI.
"Revisi kurikulum ini dipandang perlu oleh Mabes TNI mengingat Sesko TNI merupakan lembaga pengembangan umum tertinggi TNI memiliki peran sangat strategis untuk mendukung tugas pokok TNI," ujar Agus.
Pembentukan Program Studi Strategi Perang ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), profesionalitas prajurit TNI, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Substansi kurikulum yang baru ini selaras juga dengan sistem pendidikan nasional dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang tertuang dalam Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
"Perwira siswa (Pasis) Dikreg LIII Sesko TNI TA 2025 sebanyak 211 orang dengan perincian tentara asing 8 orang dari Australia, India, Malaysia, Saudi Arabia, Singapura, dan Thailand. Sedangkan dari 25 perwira Polri dan TNI sebanyak 176 orang (TNI AD 78, TNI AL 55, dan TNI 45)," kata Agus.
Para perwira siswa TNI dan Polri yang mengikuti pendidikan ini berpangkat Kolonel dan Kombes Pol. Pendidikan akan berlangsung 10 bulan, mulai Senin, 3 Februari 2025 hingga penutupan pendidikan pada Selasa 25 November 2025.
Sesko TNI berharap pendidikan ini mampu mencapai visi, misi, tujuan, dan strategi program studi yang diinginkan yaitu visi menjadi pusat unggulan pendidikan pengembangan umum tertinggi TNI.
Kemudian, misi penelitian dalam bidang strategi perang berkelas dunia, berperan aktif dalam pengembangan dan aplikasi strategi perang modern, serta mendukung pertahanan nasional Indonesia melalui integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan inovatif.
"Misi prodi strategi perang Sesko TNI yakni menghasilkan pemimpin militer yang visioner, mampu mengelola operasi gabungan yang kompleks baik di tingkat nasional maupun multinasional, serta memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi dan politik global," ujar Agus.
Selain itu, menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan merumuskan, menganalisis, dan mengimplementasikan strategi perang yang inovatif dan adaptif sesuai dinamika lingkungan strategis nasional maupun global.
Berdasarkan visi dan misi, tujuan Program Studi Strategi Perang adalah mewujudkan visi menjadi program studi terdepan dan misi dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian, serta pengembangan karakter di bidang strategi perang.
"Sesko TNI mencetak lulusan yang memiliki kepemimpinan visioner, mampu mengarahkan dan memimpin operasi militer dalam berbagai situasi yang kompleks. Lulusan diharapkan memiliki integritas moral dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan serta mampu mengambil keputusan yang strategis dan beretika," katanya.
Dikreg LIII Sesko TNI 2025 juga diharapkan menghasilkan ahli dan perencana strategi perang yang mampu merumuskan dan mengimplementasikan strategi perang inovatif dan responsif terhadap perkembangan strategi dalam penggunaan teknologi militer dan dinamika sosial politik global.
Pendidikan ini dapat menghasilkan peneliti dan analis militer yang memiliki kemampuan metodologis kuat dan mampu menghasilkan penelitian yang berkontribusi pada pengembangan ilmu strategi perang dan memberikan solusi aplikatif terhadap tantangan keamanan.
Kemudian, Dikreg LIII Sesko TNI 2025 mampu menghasilkan pembuat kebijakan pertahanan keamanan negara yang mampu merumuskan kebijakan etis dan sesuai hukum internasional serta memperhatikan hak asasi manusia dan etika perang dalam setiap aspek strategis.
"Mencetak diplomat dan negosiator militer tangguh yang mampu menjalankan peran diplomasi militer efektif dalam operasi gabungan internasional dan negosiasi strategis di tingkat global," ujar Panglima TNI.
Dikreg LIII Sesko TNI 2025 dibuka Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto diwakili Irjen TNILetjen M Saleh Mustafa didampingi Komandan Sesko TNI Marsdya TNI Arif Widianto di Gedung Serasan Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Senin (3/2/2025).
Panglima TNI dalam amanat tertulis yang dibacakan Irjen TNI Letjen M Saleh Mustafa mengatakan, Dikreg digelar berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/16/I/2025 tanggal 9 Januari 2025 tentang Kurikulum Program Strategi Perang Sesko TNI.
"Revisi kurikulum ini dipandang perlu oleh Mabes TNI mengingat Sesko TNI merupakan lembaga pengembangan umum tertinggi TNI memiliki peran sangat strategis untuk mendukung tugas pokok TNI," ujar Agus.
Pembentukan Program Studi Strategi Perang ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), profesionalitas prajurit TNI, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Substansi kurikulum yang baru ini selaras juga dengan sistem pendidikan nasional dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang tertuang dalam Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
"Perwira siswa (Pasis) Dikreg LIII Sesko TNI TA 2025 sebanyak 211 orang dengan perincian tentara asing 8 orang dari Australia, India, Malaysia, Saudi Arabia, Singapura, dan Thailand. Sedangkan dari 25 perwira Polri dan TNI sebanyak 176 orang (TNI AD 78, TNI AL 55, dan TNI 45)," kata Agus.
Para perwira siswa TNI dan Polri yang mengikuti pendidikan ini berpangkat Kolonel dan Kombes Pol. Pendidikan akan berlangsung 10 bulan, mulai Senin, 3 Februari 2025 hingga penutupan pendidikan pada Selasa 25 November 2025.
Sesko TNI berharap pendidikan ini mampu mencapai visi, misi, tujuan, dan strategi program studi yang diinginkan yaitu visi menjadi pusat unggulan pendidikan pengembangan umum tertinggi TNI.
Kemudian, misi penelitian dalam bidang strategi perang berkelas dunia, berperan aktif dalam pengembangan dan aplikasi strategi perang modern, serta mendukung pertahanan nasional Indonesia melalui integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan inovatif.
"Misi prodi strategi perang Sesko TNI yakni menghasilkan pemimpin militer yang visioner, mampu mengelola operasi gabungan yang kompleks baik di tingkat nasional maupun multinasional, serta memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi dan politik global," ujar Agus.
Selain itu, menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan merumuskan, menganalisis, dan mengimplementasikan strategi perang yang inovatif dan adaptif sesuai dinamika lingkungan strategis nasional maupun global.
Berdasarkan visi dan misi, tujuan Program Studi Strategi Perang adalah mewujudkan visi menjadi program studi terdepan dan misi dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian, pengabdian, serta pengembangan karakter di bidang strategi perang.
"Sesko TNI mencetak lulusan yang memiliki kepemimpinan visioner, mampu mengarahkan dan memimpin operasi militer dalam berbagai situasi yang kompleks. Lulusan diharapkan memiliki integritas moral dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan serta mampu mengambil keputusan yang strategis dan beretika," katanya.
Dikreg LIII Sesko TNI 2025 juga diharapkan menghasilkan ahli dan perencana strategi perang yang mampu merumuskan dan mengimplementasikan strategi perang inovatif dan responsif terhadap perkembangan strategi dalam penggunaan teknologi militer dan dinamika sosial politik global.
Pendidikan ini dapat menghasilkan peneliti dan analis militer yang memiliki kemampuan metodologis kuat dan mampu menghasilkan penelitian yang berkontribusi pada pengembangan ilmu strategi perang dan memberikan solusi aplikatif terhadap tantangan keamanan.
Kemudian, Dikreg LIII Sesko TNI 2025 mampu menghasilkan pembuat kebijakan pertahanan keamanan negara yang mampu merumuskan kebijakan etis dan sesuai hukum internasional serta memperhatikan hak asasi manusia dan etika perang dalam setiap aspek strategis.
"Mencetak diplomat dan negosiator militer tangguh yang mampu menjalankan peran diplomasi militer efektif dalam operasi gabungan internasional dan negosiasi strategis di tingkat global," ujar Panglima TNI.
(jon)