Kabar Positif, Petani Babel Bisa Jual Lada di Pasar Lelang Komoditas
loading...
A
A
A
BANGA - Dalam upaya meningkatkan kejayaan Muntok White Pepper (Lada Putih Muntok), Kantor Pemasaran Bersama (KPB) Lada Bangka-Belitung (Babel) melakukan pembinaan peningkatan pemahaman para petani lada dalam memasarkan lada di bursa lelang lada.
Direktur BUMD B3S Prof Saparudin mengatakan, kegiatan sosialisasi bursa lada atau lebih dikenal dengan pasar lelang untuk komoditas lada, merupakan upaya KPB Babel untuk memberikan alternatif terobosan memasarkan lada putih melalui Pasar Lelang Komoditi (PLK). (BACA JUGA: Geger Ibu Kandung di Aceh Tengah Kubur Hidup-hidup Bayinya )
Dengan dibekali pemahaman dan kemampuan, Saparudin optimistis, petani lada, baik perorangan maupun tergabung dalam gabungan kelompok, dapat ikut dalam pasar lelang komoditas untuk memasarkan lada mereka. (BACA JUGA: Misteri, Lolosnya Pistol Eks Kepala BPN Denpasar Tembak Diri di Kantor Kejati Bali )
"Dengan meningkatnya pemahaman petani dalam memasarkan lada lewat sistem modern, petani dapat menjual langsung ladanya ke para pengusaha lada di mana pun berada," kata Prof Saparudin. (BACA JUGA: Emak-emak Dibegal 6 Pria di Antapani, Golok Pelaku Terjatuh )
Dengan seperti itu, ujar pria yang akrab disapa Udin ini, para petani lada di Babel bisa menetukan harga lada yang dijual ke pengusaha. Hasilnya nanti diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah.
“Intinya petani dapat menjual langsung ladanya ke pengusaha dan bisa mencantumkan harga lada. Sehingga petani lebih sejahtera. Sebab di negara luar, petani itu hidupnya sejahtera dan kaya raya bukan hanya pengusahanya. Petani yang punya komoditas," ujar Udin
Sementara itu, Direktur Utama JFX Paulus Lumintang mendukungan sepenuhnya upaya Pemrov Babel untuk mengembalikan kejayaan lada. Tujuan utama pemahaman penjualan melalui bursa lelang lada untuk para petani lada ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Babel, selain itu diharapkan juga dapat memberikan pemasukan ke PAD pemda di Babel.
Apalagi kualitas rasa dan wangi lada Babel berbeda dengan lada dari negara-negara lainnya. Oleh sebab itu, petani lada diminta untuk menjaga kualitas ladanya, dan lahan lada juga jangan dialihfungsikan menjadi perkebunan lain.
“Tolong lahan lada jangan dialihfungsikan ke bidang lain sehingga nantinya untuk membeli lada harus membeli dulu ke negara lain dan dijaga kulitas produksinya,” ungkap Paulus Lumintang.
Direktur BUMD B3S Prof Saparudin mengatakan, kegiatan sosialisasi bursa lada atau lebih dikenal dengan pasar lelang untuk komoditas lada, merupakan upaya KPB Babel untuk memberikan alternatif terobosan memasarkan lada putih melalui Pasar Lelang Komoditi (PLK). (BACA JUGA: Geger Ibu Kandung di Aceh Tengah Kubur Hidup-hidup Bayinya )
Dengan dibekali pemahaman dan kemampuan, Saparudin optimistis, petani lada, baik perorangan maupun tergabung dalam gabungan kelompok, dapat ikut dalam pasar lelang komoditas untuk memasarkan lada mereka. (BACA JUGA: Misteri, Lolosnya Pistol Eks Kepala BPN Denpasar Tembak Diri di Kantor Kejati Bali )
"Dengan meningkatnya pemahaman petani dalam memasarkan lada lewat sistem modern, petani dapat menjual langsung ladanya ke para pengusaha lada di mana pun berada," kata Prof Saparudin. (BACA JUGA: Emak-emak Dibegal 6 Pria di Antapani, Golok Pelaku Terjatuh )
Dengan seperti itu, ujar pria yang akrab disapa Udin ini, para petani lada di Babel bisa menetukan harga lada yang dijual ke pengusaha. Hasilnya nanti diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah.
“Intinya petani dapat menjual langsung ladanya ke pengusaha dan bisa mencantumkan harga lada. Sehingga petani lebih sejahtera. Sebab di negara luar, petani itu hidupnya sejahtera dan kaya raya bukan hanya pengusahanya. Petani yang punya komoditas," ujar Udin
Sementara itu, Direktur Utama JFX Paulus Lumintang mendukungan sepenuhnya upaya Pemrov Babel untuk mengembalikan kejayaan lada. Tujuan utama pemahaman penjualan melalui bursa lelang lada untuk para petani lada ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Babel, selain itu diharapkan juga dapat memberikan pemasukan ke PAD pemda di Babel.
Apalagi kualitas rasa dan wangi lada Babel berbeda dengan lada dari negara-negara lainnya. Oleh sebab itu, petani lada diminta untuk menjaga kualitas ladanya, dan lahan lada juga jangan dialihfungsikan menjadi perkebunan lain.
“Tolong lahan lada jangan dialihfungsikan ke bidang lain sehingga nantinya untuk membeli lada harus membeli dulu ke negara lain dan dijaga kulitas produksinya,” ungkap Paulus Lumintang.
(awd)