Pertamina Kembangkan Hutan Pelangi di Prabumulih

Senin, 31 Agustus 2020 - 22:07 WIB
loading...
Pertamina Kembangkan...
Pertamina Kembangkan Hutan Pelangi di Prabumulih. Foto/Ist
A A A
PRABUMULIH - PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field mencanangkan pembuatan hutan pelangi di wilayah kerja perusahaan migas andalan nasional ini.

Penamaan hutan pelangi sebenarnya merujuk pada penanaman spesies flora leda (Eucalyptus deglupta) atau populer disebut eukaliptus pelangi.

Ratusan spesies langka dan eksotis ini akan ditanam secara bertahap di areal kompleks Pertamina Asset 2.

Lahan yang ditanami ini dirancang khusus untuk menjadi hutan edukasi konservasi keanekaragaman hayati di wilayah Prabumulih.

"Hari ini (Senin, 31/82020) kita menanam satu lagi spesies tumbuhan langka, Eukaliptus pelangi, untuk memperkaya keanekaragaman tanaman yang sudah ada. Kita ingin mewariskan alam yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Ndirga Andri Isworo, Pertamina Prabumulih Field Manager.

Sebagai informasi, di lahan kurang lebih seluas 4 hektar telah ditanami beraneka jenis tumbuhan.

Ada spesies flora endemik sumatra, spesies langka hingga terancam punah, aneka tanaman kehutanan untuk peneduh dan penyerap emisi gas rumah kaca, tanaman buah, serta spesies flora ornamental atau tanaman hias.

Di antaranya spesies merawan, tembesu, mahoni, bungur, tanjung, kelapa, salam, dan lain-lain.

Assistan Manager HSSE Pertamina Prabumulih Field, Ronald Hendra Simanjuntak, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa konservasi keanekaragaman hayati merupakan salah satu mandat bagi Pertamina untuk tetap memelihara kelestarian alam.

"Setiap tahun kita selalu melakukan upaya konservasi keanekaragaman hayati. Baik flora maupun fauna,” tutur Ronald.

Institut Agroekologi Indonesia (INAgri), menyambut baik insiatif pengembangan hutan edukasi berbasis konservasi keanekaragaman hayati ini.

Menurut Syamsul Asinar Radjam, Pembina INAgri, pemilihan spesies Eucalyptus deglupta juga dianggap menarik. Selain nilai eksotisnya, spesies ini juga rentan terancam punah.

Habitat aslinya hanya ada di tiga negara, Indonesia, Filipina (Pulau Mindanao), dan Papua Nugini, dan belum banyak dikembangkan baik untuk tanaman kehutanan maupun konservasi.

Tak heran bila Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkategorikannya sebagai spesies yang rentan punah (vulnerable). (Baca juga: DPD Gerindra Sumsel Resmi Usung Ratna-Suwarti di Pilkada Musi Rawas)

“Yang terpenting adalah bagaimana program konservasi keanekaragaman hayati diiringi dengan langkah-langkah pengelolaan. Baik pengelolaan kawasan, pengelolaan pengetahuan, maupun pengelolaan produk yang dihasilkan agar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi alam dan manusia,” tutur Syamsul. (Baca juga: Tanya PR ke Sekolah, Siswi SMP Malah Dicium Guru BK)

“Sebagai contoh, jenis flora eukaliptus memiliki potensi minyak atsiri. Sejumlah riset terkini menyebutkan minyak atsiri dari eukaliptus memiliki potensi menghambat penyebaran covid-19 yang sedang rebak saat ini," jelasnya lagi.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5668 seconds (0.1#10.140)