PJT I Angkut Sampah Domestik Hingga 40 Meter Kubik Per Hari dari Kali Surabaya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Perum Jasa Tirta (PJT) I setiap harinya mengangkut sebanyak 40 meter kubik sampah domestik yang berada di Kali Surabaya. Kali Surabaya sendiri membentang sepanjang 42,3 kilometer (km).
Setiap harinya, sampah yang mengapung dihalau PJT I menggunakan trash boom atau ponton apung yang berada di bawah Jembatan Tol Gunungsari. Sampah yang tertangkap itu lalu diangkut menggunakan excavator ke spoilbank atau bak penampungan sampah sementara yang berada di bantaran sungai.
"Setiap hari sampah yang bisa kami angkat sekitar 30 hingga 40 meter kubik. Berat tonasenya bervariasi, karena sampah organik dan anorganik bercampur dan kondisinya juga basah," kata Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, Arief Budiyantono, Minggu (30/8/2020).
(Baca juga:) 199 Santri di Banyuwangi Positif COVID-19, 6.000 Lainnya Dikarantina
Sampah yang terangkut itu kemudian dilakukan hauling atau pengangkutan menggunakan dump truck yang bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Selanjutnya sampah dibuang di TPA milik Pemkot Surabaya.
Arief menjelaskan, pengambilan sampah secara rutin itu menjadi bagian dari kegiatan operasional yang dilakukan PJT I. Hal itu dilakukan agar air yang akan dialirkan untuk air baku konsumsi masyarakat terutama di Kota Surabaya bisa lebih bersih.
“Sampahnya macam-macam. Dari permukaan terlihat hanya enceng gondok tapi juga banyak juga bercampur dengan sampah plastik,” ujar Arief.
Tidak hanya itu, untuk melakukan pemeliharaan Kali Surabaya, Arief mengakui bahwa pihaknya juga melakukan pemantauan kualitas air dengan berbagai parameter. Selain itu, kini pihaknya juga mulai memantau pemanfaatan sempadan sungai bekerjasama dengan
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
"Karena sempadan sungai mulai banyak tidak sesuai dengan peruntukannya. Banyak yang dijadikan tempat sampah. Ini kan tidak benar. Kami juga telah memasang banyak papan larangan dan juga sosialisasi pada warga agar tak membuang sampah di sungai atau bantaran di sepanjang Kali Surabaya,” jelasnya.
Untuk meminimalisasi pencemaran dari limbah industri, PJT I juga melakukan Patroli Air bersama dengan Badan Lingkungan Hidup Jatim, BBWS Brantas, Pemda setempat, dan LSM Konsorsium Lingkungan Hidup. "Patroli Air masih rutin kami gelar setiap bulannya bersama instansi terkait untuk mencari tahu dimana saja titik sumber pencemar di sepanjang Kali Surabaya," tandas Arief.
Setiap harinya, sampah yang mengapung dihalau PJT I menggunakan trash boom atau ponton apung yang berada di bawah Jembatan Tol Gunungsari. Sampah yang tertangkap itu lalu diangkut menggunakan excavator ke spoilbank atau bak penampungan sampah sementara yang berada di bantaran sungai.
"Setiap hari sampah yang bisa kami angkat sekitar 30 hingga 40 meter kubik. Berat tonasenya bervariasi, karena sampah organik dan anorganik bercampur dan kondisinya juga basah," kata Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, Arief Budiyantono, Minggu (30/8/2020).
(Baca juga:) 199 Santri di Banyuwangi Positif COVID-19, 6.000 Lainnya Dikarantina
Sampah yang terangkut itu kemudian dilakukan hauling atau pengangkutan menggunakan dump truck yang bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Selanjutnya sampah dibuang di TPA milik Pemkot Surabaya.
Arief menjelaskan, pengambilan sampah secara rutin itu menjadi bagian dari kegiatan operasional yang dilakukan PJT I. Hal itu dilakukan agar air yang akan dialirkan untuk air baku konsumsi masyarakat terutama di Kota Surabaya bisa lebih bersih.
“Sampahnya macam-macam. Dari permukaan terlihat hanya enceng gondok tapi juga banyak juga bercampur dengan sampah plastik,” ujar Arief.
Tidak hanya itu, untuk melakukan pemeliharaan Kali Surabaya, Arief mengakui bahwa pihaknya juga melakukan pemantauan kualitas air dengan berbagai parameter. Selain itu, kini pihaknya juga mulai memantau pemanfaatan sempadan sungai bekerjasama dengan
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
"Karena sempadan sungai mulai banyak tidak sesuai dengan peruntukannya. Banyak yang dijadikan tempat sampah. Ini kan tidak benar. Kami juga telah memasang banyak papan larangan dan juga sosialisasi pada warga agar tak membuang sampah di sungai atau bantaran di sepanjang Kali Surabaya,” jelasnya.
Untuk meminimalisasi pencemaran dari limbah industri, PJT I juga melakukan Patroli Air bersama dengan Badan Lingkungan Hidup Jatim, BBWS Brantas, Pemda setempat, dan LSM Konsorsium Lingkungan Hidup. "Patroli Air masih rutin kami gelar setiap bulannya bersama instansi terkait untuk mencari tahu dimana saja titik sumber pencemar di sepanjang Kali Surabaya," tandas Arief.
(msd)