Kisah Cinta Dyah Pitaloka Citraresmi, Pilih Hayam Wuruk dan Tak Mau Dinikahkan dengan Sesama Sunda
loading...
A
A
A
PUTRI Raja Sunda yang cantik jelita bernama Dyah Pitaloka Citraresmi konon mampu membuat Raja Majapahit Hayam Wuruk luluh hatinya dan jatuh cinta. Saat itu Hayam Wuruk memang tengah menjadi raja di usia masih muda yakni 23 tahun.
Berbagai perempuan cantik yang ditawarkan tak mampu menarik hati sang raja Kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk. Hingga akhirnya sosok Dyah Pitaloka Citraresmi membuatnya tertarik dan jatuh cinta.
Di sisi lain, Dyah Pitaloka Citraresmi juga menyambut cintanya Hayam Wuruk, padahal secara politis kedua wilayah antara Majapahit dan Sunda belum pernah memiliki hubungan.
Hal ini yang membuat sang ayah Dyah Pitaloka Citraresmi, Maharaja Linggabuana Wisesa konon sempat mengupayakan agar anaknya tetap menikah dengan sesama orang Sunda.
Kisah ini ditemukan pada sejumlah sumber sejarah mulai dari Carita Parahyangan, Kidung Sunda, Kidung Sundayana, hingga Pararaton.
Dikutip dari "Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit", tulisan Sri Wintala Achmad, ada keraguan mengenai sosok Dyah Pitaloka Citraresmi.
Sosoknya disebut masih misterius, lantaran beberapa sumber sejarah tidak pernah menyinggung nama asli sang putri Raja Sunda ini.
Tetapi eksistensinya diyakini oleh banyak orang sebagai tokoh riil. Dyah Pitaloka Citraresmi diyakini oleh banyak orang sebagai salah seorang yang terlibat dalam peristiwa Perang Bubat.
Akibat perang tersebut, Dyah Pitaloka Citraresmi yang akan disunting oleh Hayam Wuruk. Sebagian ada yang menafsirkan Dyah Pitaloka Citraresmi merupakan kekasih Gajah Mada, yang melakukan bunuh diri.
Sesudah ayah, ibu, dan rombongan pengiring pengantin Sunda tewas di tangan pasukan Majapahit di bawah komando Gajah Mada.
Bila berpijak pada Carita Parahyangan, maka tidak bisa disalahkan bila timbul teori bahwa Dyah Pitaloka Citraresmi bunuh diri, karena menebus ambisinya yang salah yakni menolak nikah dengan orang Sunda dan hanya menerima pinangan orang Jawa.
Ambisi yang justru menyebabkan malapetaka besar yakni tewasnya Maharaja Linggabuana Wisesa ayahnya, beserta seluruh rombongan pengantin Sunda.
Dari uraian tersebut, maka bisa dinyatakan bahwa Perang Bubat tidak sebagaimana dikisahkan dalam Kidung Sunda, Kidung Sundayana, dan Serat Pararaton cenderung disebabkan oleh Gajah Mada.
Tetapi dipicu oleh ambisi Dyah Pitaloka Citraresmi yang hanya mau menikah dengan orang Jawa. Oleh karenanya tidak salah pula bila beberapa pengarang fiksi sejarah berpendapat bahwa Dyah Pitaloka Citraresmi merupakan kekasih Gajah Mada.
Berbagai perempuan cantik yang ditawarkan tak mampu menarik hati sang raja Kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk. Hingga akhirnya sosok Dyah Pitaloka Citraresmi membuatnya tertarik dan jatuh cinta.
Di sisi lain, Dyah Pitaloka Citraresmi juga menyambut cintanya Hayam Wuruk, padahal secara politis kedua wilayah antara Majapahit dan Sunda belum pernah memiliki hubungan.
Hal ini yang membuat sang ayah Dyah Pitaloka Citraresmi, Maharaja Linggabuana Wisesa konon sempat mengupayakan agar anaknya tetap menikah dengan sesama orang Sunda.
Kisah ini ditemukan pada sejumlah sumber sejarah mulai dari Carita Parahyangan, Kidung Sunda, Kidung Sundayana, hingga Pararaton.
Dikutip dari "Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit", tulisan Sri Wintala Achmad, ada keraguan mengenai sosok Dyah Pitaloka Citraresmi.
Baca Juga
Sosoknya disebut masih misterius, lantaran beberapa sumber sejarah tidak pernah menyinggung nama asli sang putri Raja Sunda ini.
Tetapi eksistensinya diyakini oleh banyak orang sebagai tokoh riil. Dyah Pitaloka Citraresmi diyakini oleh banyak orang sebagai salah seorang yang terlibat dalam peristiwa Perang Bubat.
Akibat perang tersebut, Dyah Pitaloka Citraresmi yang akan disunting oleh Hayam Wuruk. Sebagian ada yang menafsirkan Dyah Pitaloka Citraresmi merupakan kekasih Gajah Mada, yang melakukan bunuh diri.
Sesudah ayah, ibu, dan rombongan pengiring pengantin Sunda tewas di tangan pasukan Majapahit di bawah komando Gajah Mada.
Bila berpijak pada Carita Parahyangan, maka tidak bisa disalahkan bila timbul teori bahwa Dyah Pitaloka Citraresmi bunuh diri, karena menebus ambisinya yang salah yakni menolak nikah dengan orang Sunda dan hanya menerima pinangan orang Jawa.
Ambisi yang justru menyebabkan malapetaka besar yakni tewasnya Maharaja Linggabuana Wisesa ayahnya, beserta seluruh rombongan pengantin Sunda.
Dari uraian tersebut, maka bisa dinyatakan bahwa Perang Bubat tidak sebagaimana dikisahkan dalam Kidung Sunda, Kidung Sundayana, dan Serat Pararaton cenderung disebabkan oleh Gajah Mada.
Tetapi dipicu oleh ambisi Dyah Pitaloka Citraresmi yang hanya mau menikah dengan orang Jawa. Oleh karenanya tidak salah pula bila beberapa pengarang fiksi sejarah berpendapat bahwa Dyah Pitaloka Citraresmi merupakan kekasih Gajah Mada.
(shf)