Kisah Inspiratif Desa Umong Seuribee, dari Petani Subsisten Menjadi Eksportir Minyak Nilam

Selasa, 22 Oktober 2024 - 19:20 WIB
loading...
Kisah Inspiratif Desa...
Kisah perjuangan petani menjadi pengusaha minyak nilam yang menembus pasar ekspor berlangsung di Gampong Umong Seuribee, di tengah pegunungan Aceh Besar, Aceh. Foto/Ist
A A A
ACEH BESAR - Kisah perjuangan para petani yang menginspirasi berlangsungdi tengah pegunungan Aceh Besar, Aceh, tepatnya di Gampong Umong Seuribee.

Di desa ini, petani nilam telah berhasil bertransformasi dari sekadar petani subsisten menjadi pengusaha minyak nilam yang menembus pasar ekspor.



M Ali (66), salah seorang petani menceritakan perjalanan transformasi desanya.

"Kelompok tani kami dibentuk pada 23 Maret 2023. Saat itu, harga minyak nilam hanya sekitar Rp500.000 per kilogram. Kini, harganya sudah mencapai Rp1.700.000 per kilogram," ungkapnya, Selasa (21/10/024).



Transformasi ini tidak hanya terlihat dari kenaikan harga, tetapi juga dari meningkatnya jumlah petani yang terlibat. Dari awalnya hanya 3-5 petani, kini sudah ada 60 petani yang aktif dalam budidaya nilam.

Pendapatan rata-rata petani pun meningkat signifikan, dari Rp1.464.700 menjadi Rp1.851.351 per bulan pada Juli 2024.



"Banyak petani kini mampu membiayai kuliah anak dan membeli laptop dari hasil penjualan minyak nilam," tambah Ali.

Keberhasilan ini merupakan hasil dari program Desa Binaan BSI Klaster Nilam yang telah mengubah wajah perekonomian desa. Pada 14 Oktober 2024, desa Umong Seuribee menjadi tuan rumah acara besar yang dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, serta berbagai lembaga keuangan.

"Kami sangat terbantu dengan kemudahan akses permodalan dari BSI ini," kata Ali, menunjukkan betapa pentingnya dukungan tersebut.

Namun, tantangan tetap ada. Ali menjelaskan bahwa modal awal untuk memulai budidaya nilam mencakup biaya operasional, bibit, kawat duri untuk pagar, dan pupuk kompos. Meskipun demikian, semangat para petani untuk terus berinovasi tidak pernah padam.

Kesuksesan ini bukanlah akhir. Ali dan kelompok tani memiliki rencana jangka panjang yang ambisius, yaitu memperluas lahan budidaya nilam hingga 25 hektar dengan target produksi 4 ton minyak per tahun. Selain itu, mereka berencana mengembangkan kemampuan produksi produk turunan seperti parfum, sabun, dan aromaterapi.

"Jangan latah dengan harga tinggi baru mulai berbudidaya nilam. Setialah dengan nilam, karena nilam itu mirip emas, harganya tidak akan jatuh," pesan bijak Ali yang mencerminkan keyakinannya akan potensi masa depan.

Kisah Desa Umong Seuribee adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, sebuah desa dapat mengubah nasibnya.

Dari desa tertinggal, kini mereka telah berhasil menembus pasar ekspor, membuktikan bahwa impian untuk sejahtera bisa diraih melalui ketekunan dan kerja sama yang baik. Saat ini, minyak nilam dari kelompok binaan yang dibeli oleh UGreen 100% memiliki orientasi ekspor, menandakan langkah awal yang gemilang menuju kesuksesan yang lebih besar.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)