Tokoh Muda NU Ini Berharap Ada Unsur Nasionalis-Religius di Pilwali Surabaya

Kamis, 27 Agustus 2020 - 16:39 WIB
loading...
Tokoh Muda NU Ini Berharap...
Ketua LKNU Surabaya, dr Sukma Sahadewa. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Unsur nasionalis dan religius menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Surabaya. Peristiwa heroik Pertempuran 10 Nopember 1945 menjadi bukti bersatunya kaum nasionalis dan Nahdliyin (religius) bisa membungkam kekuatan raksasa, Inggris, Belanda dan Gurkha yang tergabung dalam pasukan sekutu. (Baca juga: Besut dan Rusmini Ngadep Wawali Kota Surabaya, Ada Apa?)

Tokoh muda Nahdlatul Ulama ( NU ), Sukma Sahadewa menilai antara nasionalis dengan religius seperti mata uang. Keduanya bertolak belakang tetapi menjadi satu kesatuan yang utuh. Karena itu sudah semestinya kedua unsur itu menjadi satu kesatuan dalam proses pembangunan maupun proses demokrasi di ibukota provinsi Jawa Timur tersebut. (Baca juga: Bengkel Las di Binjai Meledak, 4 Tewas dan Belasan Luka Parah)

"Sebagai Nahdliyin, saya berharap ada duet nasionalis-religius atau sebaliknya di Pilwali Surabaya . Karena itu kader NU harus diberi kesempatan," tutur pria yang akrab disapa Dokter Sukma itu, Kamis (27/8/2020). (Baca juga: Demi Fulus, Honorer Bidan Cantik di Lahat Live Tanpa Busana di Medsos)

Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Surabaya ini menilai, dari kemungkinan dua pasangan calon yang akan berkompetisi di pilwali Surabaya, belum ada yang representasi dari NU. Ia mencontohkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.

Menurut Sukma, untuk melawan pasangan tersebut harus ada kekuatan Religius dari NU dan Nasionalis sebagai perpaduan basis masa yang kuat di Kota Surabaya. "Harapan kita sekarang ada di PDI Perjuangan. Semoga pasangan calon yang direkomendasi untuk Surabaya mengakomodir kader NU," kata Sukma.

Doktor lulusan Universitas Brawijaya ini memberi catatan kader NU yang layak dipilih itu ada empat kriteria. Pertama integritas, kedua kapabilitas, ketiga otoritas dan keempat karitas.

Dokter Sukma mengakui NU mempunyai banyak stok kader yang mumpuni. Namun ada empat kriteria yang bisa menjadi parameter kader NU yang layak direkomendasi. "Siapapun dia, harus kader yang paham struktural dan kultural NU. Bukan kader dadakan atau mendadak NU," imbuh Sukma.

Sejauh ini ada tiga nama kader NU yang masih bertahan di bursa Pilwali Surabaya. Mereka adalah KH Zahrul Azhar Asumta (Pengasuh Ponpes Darul Ulum, Jombang), Lia Istifhama (Fatayat NU Jatim) dan Eri Cahyadi (Dewan Penasehat GP Ansor Surabaya).

"Semuanya kader NU dan jelas kiprahnya. Tapi yang sudah punya pengalaman membangun Surabaya itu Mas Eri Cahyadi. Beliau saat ini Kepala Bappeko Surabaya. Otak dari perencanaan pembangunan di Surabaya," pungkas Sukma.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3526 seconds (0.1#10.140)