Status Tanggap Darurat Karhutla Sumsel Diperpanjang Hingga 10 November

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 11:43 WIB
Status Tanggap Darurat...
Status Tanggap Darurat Karhutla Sumsel Diperpanjang Hingga 10 November
A A A
PALEMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) memperpanjang masa tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan ( Karhutla ) hingga 10 November 2019.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengatakan, perpanjangan status tanggap darurat karhutla ini diberlakukan karena kebakaran lahan belum menunjukkan penurunan jumlah titik panas.

"Tadinya status tanggap darurat ini harusnya berakhir pada Oktober ini, tapi sekarang kita tetapkan untuk diperpanjang hingga 10 November 2019 nanti," ujar Iriansyah kepada SINDOnews, Sabtu (26/10/2019).

Iriansyah mengungkapkan, keputusan diperpanjangnya status tanggap darurat karhutla karena ada prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jika masa musim kemarau mundur hingga 3 dasarian.

"Awalnya hujan diprediksi terjadi pada dasarian I, Oktober. Ternyata ada perubahan prediksi, jika hujan baru akan turun di dasarian III atau akhir Oktober hingga awal November nanti," katanya.

Dia menjelaskan, dengan diperpanjangnya masa tanggap darurat karhutla di wilayah Sumsel, maka Pemprov Sumsel berharap agar Pemerintah Pusat tidak menarik dukungan bantuan, baik itu peralatan maupun personel yang tengah dikerahkan di lapangan.

"Kita putuskan perpanjangan status tanggap darurat karhutla ini agar pusat tidak menarik peralatan dan juga personel yang ada di Sumsel. Dengan begitu, penanganan kebakaran lahan akan terus berjalan sampai masuk musim penghujan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kenten, Nuga Putrantijo menjelaskan, ada kemunduran masa musim hujan yang tadinya diprediksi terjadi di Dasarian I mundur ke Dasarian III Oktober.

"Prediksinya hujan baru akan terjadi di akhir Oktober sekitar tanggal 27-30 Oktober atau di Dasarian I November sekitar 1 November. Potensi awan pada tanggal itu harus dimanfaatkan untuk hujan buatan," ujarnya.

Selain masih menanti datanganya hujan, Nuga juga mengungkapkan jika puncak musim hujan diprediksi mulai terjadi di awal tahun 2020. "Sementara untuk puncak musim hujan di wilayah Sumsel baru akan terjadi di awal Januari hingga Maret 2020. Jadi, BPBD juga harus mengantisipasi akan potensi terjadinya bencana banjir," jelasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6082 seconds (0.1#10.140)