60 Umat Gereja Ijen Malang ke Jakarta Ikuti Misa Bersama Paus Fransiskus
loading...
A
A
A
MALANG - Sebanyak 60 umat Gereja Ijen, Malang, Jawa Timur berangkat ke Jakarta untuk mengikuti misa bersama Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (4/9/2024).
Puluhan jemaat itu berangkat dari Gereja Katedral Malang Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel di kawasan Jalan Ijen dengan dua bus.
Tampak satu bus diisi oleh 30 orang dari berbagai macam usia, dengan usia tertua yakni 71 tahun. Mereka berangkat sekitar pukul 16.15 WIB, setelah sebelumnya berkumpul sejak pukul 15.00 WIB.
Sejumlah 60 orang itu merupakan bagian dari 1.200 jamaah asal Keuskupan Malang berangkat ke Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Pantia Pelaksana Rombongan Gereja Ketedral Ijen, Kota Malang Heribertus Heru menyatakan, ada 60 orang jemaat yang berangkat dari perwakilan Gereja Katedral Ijen.
Para jamaah ini sudah diinformasikan jauh-jauh hari dan harus mendaftarkan diri karena kuotanya terbatas.
"Kuotanya dari panitia pusat memang terbatas, ada kriteria khususnya di setiap paroki. Makanya mereka kami informasikan," ucap Heribertus Heru, saat ditemui jelang keberangkatan.
Mengingat perjalanan jarak jauh dari Malang ke Jakarta dengan waktu tempuh kurang lebih 12 jam, makanya ia meminta para jemaat juga menyiapkan dari sisi kesehatan dan persiapan pribadi.
Tak hanya itu, jemaat yang berangkat juga merupakan jamaah yang sudah sehat fisik.
"Mereka yang ikut kami informasikan untuk menjaga kesehatan, karena perjalanan panjang juga persiapan pribadi, menjaga kesehatan juga," terang dia.
Selama di dalam bus pihak panitia lokal juga sudah menyiagakan empat orang tenaga medis, terdiri dari satu dokter dan satu perawat di masing-masing bus.
Tak hanya itu, untuk memperlancar perjalanan, jadwal keberangkatan juga sebagai dimajukan dari jadwal awal berangkat pukul 18.00 WIB.
"Perhitungan jarak, (kepadatan jemaat) info yang berkembang, begitu masuk ke area Jakarta, dikhawatirkan terjadi kemacetan. Sehingga berpengaruh saat masuk stadion GBK, meski panitia membuka masuknya pukul 12.00 WIB, dan sudah diatur oleh panitia. Makanya kita majukan keberangkatannya, estimasi tiba di sana jam 10 pagi, karena perjalanan santai," paparnya.
Nantinya pasca misa pada Kamis sore (5/9/2024), malamnya rombongan jemaat asal Gereja Katedral Ijen Malang, akan langsung kembali ke Malang. Diperkirakan rombongan akan tiba pada Jumat pagi atau siang hari, tergantung kondisi di perjalanan.
"Setelah kami mengikuti misa selesai, kami akan kembali ke kota Malang. Sehingga dapat sampai kota Malang Jumat pagi atau Jumat siang," ucapnya.
Di sisi lain, Maria Ima salah satu jemaat asal Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, menyatakan, sudah mendaftarkan diri sejak dua bulan lalu. Ia sengaja ikut karena ini memang merupakan momen yang langka, di mana misa langsung dipimpin oleh pemimpin umat Katolik dunia.
"Persiapannya secara kesehatan, makanya sudah mendaftar dua bulan lalu. Kayak gini kan sulit ditemui, momen langka yang jarang terjadi," ujar Maria Ima.
Sebagai informasi, 60 orang itu bagian dari Keuskupan Malang yang berangkat. Total ada 1.100 jemaat dari sejumlah wilayah mulai dari Malang raya, Pasuruan raya, Probolinggo raya, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, dan empat kabupaten di Pulau Madura.
Puluhan jemaat itu berangkat dari Gereja Katedral Malang Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel di kawasan Jalan Ijen dengan dua bus.
Baca Juga
Tampak satu bus diisi oleh 30 orang dari berbagai macam usia, dengan usia tertua yakni 71 tahun. Mereka berangkat sekitar pukul 16.15 WIB, setelah sebelumnya berkumpul sejak pukul 15.00 WIB.
Sejumlah 60 orang itu merupakan bagian dari 1.200 jamaah asal Keuskupan Malang berangkat ke Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Pantia Pelaksana Rombongan Gereja Ketedral Ijen, Kota Malang Heribertus Heru menyatakan, ada 60 orang jemaat yang berangkat dari perwakilan Gereja Katedral Ijen.
Para jamaah ini sudah diinformasikan jauh-jauh hari dan harus mendaftarkan diri karena kuotanya terbatas.
"Kuotanya dari panitia pusat memang terbatas, ada kriteria khususnya di setiap paroki. Makanya mereka kami informasikan," ucap Heribertus Heru, saat ditemui jelang keberangkatan.
Mengingat perjalanan jarak jauh dari Malang ke Jakarta dengan waktu tempuh kurang lebih 12 jam, makanya ia meminta para jemaat juga menyiapkan dari sisi kesehatan dan persiapan pribadi.
Tak hanya itu, jemaat yang berangkat juga merupakan jamaah yang sudah sehat fisik.
"Mereka yang ikut kami informasikan untuk menjaga kesehatan, karena perjalanan panjang juga persiapan pribadi, menjaga kesehatan juga," terang dia.
Selama di dalam bus pihak panitia lokal juga sudah menyiagakan empat orang tenaga medis, terdiri dari satu dokter dan satu perawat di masing-masing bus.
Tak hanya itu, untuk memperlancar perjalanan, jadwal keberangkatan juga sebagai dimajukan dari jadwal awal berangkat pukul 18.00 WIB.
"Perhitungan jarak, (kepadatan jemaat) info yang berkembang, begitu masuk ke area Jakarta, dikhawatirkan terjadi kemacetan. Sehingga berpengaruh saat masuk stadion GBK, meski panitia membuka masuknya pukul 12.00 WIB, dan sudah diatur oleh panitia. Makanya kita majukan keberangkatannya, estimasi tiba di sana jam 10 pagi, karena perjalanan santai," paparnya.
Nantinya pasca misa pada Kamis sore (5/9/2024), malamnya rombongan jemaat asal Gereja Katedral Ijen Malang, akan langsung kembali ke Malang. Diperkirakan rombongan akan tiba pada Jumat pagi atau siang hari, tergantung kondisi di perjalanan.
"Setelah kami mengikuti misa selesai, kami akan kembali ke kota Malang. Sehingga dapat sampai kota Malang Jumat pagi atau Jumat siang," ucapnya.
Di sisi lain, Maria Ima salah satu jemaat asal Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, menyatakan, sudah mendaftarkan diri sejak dua bulan lalu. Ia sengaja ikut karena ini memang merupakan momen yang langka, di mana misa langsung dipimpin oleh pemimpin umat Katolik dunia.
"Persiapannya secara kesehatan, makanya sudah mendaftar dua bulan lalu. Kayak gini kan sulit ditemui, momen langka yang jarang terjadi," ujar Maria Ima.
Sebagai informasi, 60 orang itu bagian dari Keuskupan Malang yang berangkat. Total ada 1.100 jemaat dari sejumlah wilayah mulai dari Malang raya, Pasuruan raya, Probolinggo raya, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, dan empat kabupaten di Pulau Madura.
(shf)