Perang Lawan Belanda, Pangeran Diponegoro Dapat Sumbangan Emas dan Permata dari Para Priyayi

Kamis, 15 Agustus 2024 - 06:15 WIB
loading...
A A A
Tetapi di sisi lain, ada pasokan mesiu dan amunisi dari produk pabrikan lokal, seperti Samen dekat Bantul, Into - Into dekat Kali Progo, dan Dekso markas besar pangeran pertama di Kulon Progo.

Daerah-daerah itu merupakan penghasil peluru dan mesiu berkualitas, yang dikerjakan oleh wanita-wanita desa. Pusat industri senjata Kota Gede yang terkenal dengan tukang pandai besi juga turut menyumbangkan keterampilannya untuk membuat peluru dan mesiu.

Tetapi keris adalah senjata yang paling utama dipakai melawan tentara Belanda. Dengan diikat di ujung bambu, senjata ini langsung berfungsi sebagai tombak untuk menjatuhkan serdadu kavaleri Belanda dari kuda, sebelum sempat mengisi mesiu ulang senjatanya.

Keris menjadi senjata utama yang juga dimanfaatkan masyarakat untuk bertani. Para petani ini dapat dengan mudah menyergap pasukan Belanda dengan keris yang mereka bawa. Peralihan pekerjaan dari sawah ke medan peperangan menjadi hal yang begitu kesulitan dideteksi Belanda.

Setelah penyergapan, mereka akan mencopot keris dari ujung bambu, menyimpannya kembali dan bergabung dengan masyarakat desa lain, melanjutkan identitas mereka sebagai petani biasa, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
(ams)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)