Kisah Jenderal Ryamizard Ryacudu Taklukkan Cinta Putri sang Panglima di Tengah Medan Perang

Minggu, 11 Agustus 2024 - 08:08 WIB
loading...
Kisah Jenderal Ryamizard...
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Foto/Ist
A A A
Seperti perang, cinta membutuhkan strategi. Tidak ada serangan membabi-buta, hanya menunggu momen yang tepat untuk meluluhkan hati sang pujaan. Begitulah kisah cinta Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu yang sukses memenangkan hati Nora Tristyana, wanita yang kemudian menjadi pendamping hidupnya.

Ryamizard bertemu dengan Nora untuk pertama kalinya di Dili, Timor Timur pada tahun 1986. Saat itu, Ryamizard sedang menjalankan tugas operasi militer, sementara Nora yang akrab dipanggil Nonong, sedang melaksanakan tugas PTT Kedokteran di daerah konflik tersebut. Ryamizard yang saat itu menjabat sebagai Wakil Komandan Batalyon, terpesona oleh kehadiran Nora. Namun, seperti seorang prajurit yang disiplin, Ryamizard memendam perasaannya, menunggu waktu yang tepat untuk menyatakannya.

"Saya bertemu Nonong saat bertugas di Timor Timur," ujar Ryamizard, mengingat masa itu. Meski hatinya tertarik, Ryamizard tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai tentara yang berdedikasi. Namun, wajah cantik Nora selalu menghiasi pikirannya. Diam-diam, Ryamizard mengumpulkan informasi tentang gadis pujaannya, menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

Kesempatan itu datang pada tahun 1987, ketika tugas PTT Nora berakhir dan ia harus kembali ke Jakarta. Ryamizard merasa inilah saat yang tepat untuk menyatakan cintanya. Dengan keberanian seorang prajurit, Ryamizard akhirnya menyampaikan perasaannya dengan lugas, "Saya suka sama kamu. Kamu mau terima saya atau tidak?"



Ternyata, perasaan itu berbalas. Nora, yang selama ini diam, juga menyimpan rasa yang sama. Tanpa ragu, ia mengangguk, menerima cinta Ryamizard. Sejak saat itu, mereka menjalin hubungan meski harus berpisah karena tugas. Komunikasi mereka berlanjut melalui surat-surat cinta yang dikirimkan dari medan perang.

Sebagai seorang tentara, Ryamizard tahu betul tanggung jawab yang dipikulnya. Ia pun memberanikan diri untuk mengunjungi rumah Nora, yang ternyata adalah putri dari Jenderal Try Sutrisno, Panglima ABRI saat itu. Meskipun sempat merasa gugup, Ryamizard mendapatkan sambutan hangat dari sang Panglima, yang kemudian memberikan restunya.

Mereka akhirnya menikah pada November 1988, dalam sebuah pesta yang digelar di Balai Kartini, Jakarta. Namun, seperti seorang prajurit sejati, Ryamizard tidak punya waktu untuk berbulan madu. Setelah pernikahan, ia segera melanjutkan pendidikan di Seskoad Bandung, meninggalkan Nora yang tinggal bersama neneknya di Jakarta.

Meski kehidupan pernikahan mereka dimulai dengan tantangan, Nora adalah wanita yang paham dunia militer. Ia mengerti karakter keras Ryamizard, yang dididik oleh ayahnya, Mayjen TNI Musannif Ryacudu. Nora menerima hal itu dengan penuh pengertian, dan mereka membangun keluarga yang harmonis.

Ryamizard dan Nora dikaruniai tiga putra: Ryano Patria Amanzita, Dwinanda Patria Noryanzha, dan Trynand Patria Nugraha. Ketiga putranya diberi nama Patria untuk menanamkan rasa cinta kepada negara. Ryamizard selalu menjaga kedekatan dengan keluarganya, meski di tengah kesibukan sebagai seorang tentara.

Kisah cinta yang berawal di medan perang ini tidak hanya memperkuat kehidupan pribadi Ryamizard, tetapi juga mendukung kariernya di dunia militer dan politik. Ryamizard pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) dan Menteri Pertahanan di era Presiden Jokowi.

Kini, Ryamizard menikmati masa pensiunnya dengan melakukan berbagai kegiatan sosial dan sesekali menjadi pembicara dalam seminar-seminar tentang politik dan kebangsaan. Cintanya kepada Nora, yang tumbuh di tengah medan perang, tetap menjadi pilar utama dalam kehidupannya.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2293 seconds (0.1#10.140)