Pasangan Rohmi-Firin Paling Siap Hadapi Fenomena Pemilih Pragmatis di Pilgub NTB 2024
loading...
A
A
A
MATARAM - Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menilai bahwa kemenangan kandidat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB tahun 2024 akan sangat dipengaruhi oleh kerja mesin-mesin partai politik pendukung. Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, menyatakan bahwa meskipun barisan relawan tetap berperan, namun peran mesin partai politik dengan struktur organisasi yang teratur dan koordinasi yang solid akan menjadi kunci keberhasilan dalam Pilkada.
Menurut Bambang, yang akrab disapa Didu, loyalitas dari basis pendukung partai politik selalu memberikan dukungan yang konsisten dan berkelanjutan, sesuatu yang sering kali sulit dicapai oleh gerakan relawan yang lebih heterogen. Pemilihan legislatif tahun 2024 menunjukkan adanya pergeseran perilaku pemilih menuju pragmatisme, di mana banyak kandidat petahana tumbang meskipun telah berkontribusi besar kepada konstituennya selama bertahun-tahun.
Didu menjelaskan bahwa pemilih pragmatis adalah mereka yang membuat keputusan berdasarkan 'keuntungan langsung' atau praktis yang dapat diperoleh dari kandidat, bukan berdasarkan ideologi atau visi jangka panjang. Pemilih pragmatis cenderung dipengaruhi oleh manfaat material atau janji konkret untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Menghadapi pemilih seperti ini, partai politik dengan struktur organisasi yang jelas dan sumber daya finansial yang memadai memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan relawan.
Dalam konteks ini, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin), dianggap memiliki keunggulan yang solid. Didu menyoroti bahwa pasangan ini didukung oleh PDI Perjuangan, partai ideologis dengan basis massa terbesar di tanah air, serta organisasi massa Islam terbesar di NTB, NWDI. Selain itu, dukungan dari partai-partai politik Islam seperti PKB dan PBB, serta partai nasionalis Perindo, menjadikan Rohmi-Firin memiliki basis massa yang loyal dan tak terbantahkan.
Didu menekankan bahwa dukungan dari basis massa loyal memberikan stabilitas dan konsistensi yang penting bagi kandidat. Di tengah pemilih pragmatis, dukungan stabil dari basis massa loyal memungkinkan Rohmi-Firin untuk fokus menarik pemilih tambahan tanpa harus khawatir kehilangan basis inti. Kandidat dengan basis massa loyal juga memiliki reputasi baik dan kepercayaan dari komunitasnya, yang merupakan modal penting untuk menarik pemilih pragmatis yang mencari bukti nyata dari janji-janji kandidat.
Didu juga menyoroti bahwa saat ini pasangan Rohmi-Firin menjadi topik perbincangan masyarakat pemilih, terutama setelah berhasil mengunci dukungan partai politik sebagai prasyarat untuk mendaftar. Bergabungnya PKB mendukung pasangan ini dianggap sebagai elemen kejutan luar biasa, menyatukan pemilih dari dua kekuatan besar Ormas Islam di NTB, yakni NWDI dan Nahdlatul Ulama.
Dengan basis massa loyal yang kuat dan dukungan partai politik yang solid, pasangan Rohmi-Firin diprediksi memiliki potensi besar untuk meraih kemenangan dalam Pilgub NTB 2024. "Basis massa loyal selalu menjadi salah satu aset terkuat dalam meraih kemenangan. Dukungan ini tidak hanya memberikan jaminan suara yang solid, tapi juga menciptakan momentum positif yang dapat menarik perhatian pemilih lain dan memperkuat peluang kemenangan pasangan ini," tutup Didu.
Menurut Bambang, yang akrab disapa Didu, loyalitas dari basis pendukung partai politik selalu memberikan dukungan yang konsisten dan berkelanjutan, sesuatu yang sering kali sulit dicapai oleh gerakan relawan yang lebih heterogen. Pemilihan legislatif tahun 2024 menunjukkan adanya pergeseran perilaku pemilih menuju pragmatisme, di mana banyak kandidat petahana tumbang meskipun telah berkontribusi besar kepada konstituennya selama bertahun-tahun.
Didu menjelaskan bahwa pemilih pragmatis adalah mereka yang membuat keputusan berdasarkan 'keuntungan langsung' atau praktis yang dapat diperoleh dari kandidat, bukan berdasarkan ideologi atau visi jangka panjang. Pemilih pragmatis cenderung dipengaruhi oleh manfaat material atau janji konkret untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Menghadapi pemilih seperti ini, partai politik dengan struktur organisasi yang jelas dan sumber daya finansial yang memadai memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan relawan.
Dalam konteks ini, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin), dianggap memiliki keunggulan yang solid. Didu menyoroti bahwa pasangan ini didukung oleh PDI Perjuangan, partai ideologis dengan basis massa terbesar di tanah air, serta organisasi massa Islam terbesar di NTB, NWDI. Selain itu, dukungan dari partai-partai politik Islam seperti PKB dan PBB, serta partai nasionalis Perindo, menjadikan Rohmi-Firin memiliki basis massa yang loyal dan tak terbantahkan.
Didu menekankan bahwa dukungan dari basis massa loyal memberikan stabilitas dan konsistensi yang penting bagi kandidat. Di tengah pemilih pragmatis, dukungan stabil dari basis massa loyal memungkinkan Rohmi-Firin untuk fokus menarik pemilih tambahan tanpa harus khawatir kehilangan basis inti. Kandidat dengan basis massa loyal juga memiliki reputasi baik dan kepercayaan dari komunitasnya, yang merupakan modal penting untuk menarik pemilih pragmatis yang mencari bukti nyata dari janji-janji kandidat.
Didu juga menyoroti bahwa saat ini pasangan Rohmi-Firin menjadi topik perbincangan masyarakat pemilih, terutama setelah berhasil mengunci dukungan partai politik sebagai prasyarat untuk mendaftar. Bergabungnya PKB mendukung pasangan ini dianggap sebagai elemen kejutan luar biasa, menyatukan pemilih dari dua kekuatan besar Ormas Islam di NTB, yakni NWDI dan Nahdlatul Ulama.
Dengan basis massa loyal yang kuat dan dukungan partai politik yang solid, pasangan Rohmi-Firin diprediksi memiliki potensi besar untuk meraih kemenangan dalam Pilgub NTB 2024. "Basis massa loyal selalu menjadi salah satu aset terkuat dalam meraih kemenangan. Dukungan ini tidak hanya memberikan jaminan suara yang solid, tapi juga menciptakan momentum positif yang dapat menarik perhatian pemilih lain dan memperkuat peluang kemenangan pasangan ini," tutup Didu.
(hri)