Kisah Syekh Jumadil Kubro Sebarkan Agama Islam di Kerajaan Majapahit

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 16:52 WIB
loading...
Kisah Syekh Jumadil...
Syekh Jumadil Kubro atau Husain Jamaluddin Akbar merupakan penyebar agama Islam di Nusantara. Salah satunya menyebarkan Islam di Kerajaan Majapahit. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
SYEKH Jumadil Kubro atau juga dikenal sebagai Husain Jamaluddin Akbar merupakan penyebar agama Islam di wilayah Nusantara. Salah satunya menyebarkan Islam di Kerajaan Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro dilahirka di negeri Malabar yang masuk wilayah Kesultanan Delhi, India pada pada 1310 M. Ayahnya bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin kala itu menjabat Gubernur Amir negeri Malabar.



Dikisahkan dalam sejumlah babad dan cerita rakyat bahwa Syekh Jumadil Kubro merupakan bapak dari Wali Songo. Hal itu lantaran para Wali Songo yakni Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) konon merupakan cucu Syekh Jumadil Kubro.

Sedangkan Sunan Bonang dan Sunan Drajad merupakan buyut Syekh Jumadil Kubro. Sementara Sunan Kudus cicitnya (keturunan keempat) dari Syekh Jumadil Kubro.



Bahkan makam atau petilasan dari Syekh Jumadil Kubro diyakini berada di sejumlah tempat.

Ada yang menyakini makam Syekh Jumadil Kubro yang berada satu lokasi dengan situs Trowulan Majapahit. Sehingga menunjukan jika dia memiliki kedekatan dengan pejabat kerajaan Hindu terbesar tersebut.



Padahal lokasi tersebut, merupakan makam khusus untuk penguburan kerabat raja, atau orang-orang dalam istana Majapahit.

Diyakini jika Syekh Jumadil Kubro telah menyebarkan agama Islam di dalam Majapahit di era keruntuhan kerajaan tersebut.

Sasaran kegiatan dakwahnya yang pertama kali adalah di lingkungan Kerajaan Majapahit, yaitu daerah Trowulan, Mojokerto. Selama berdakwah di Nusantara Syekh Jumadil Kubro kerap mendapat tantangan dan kesulitan.

Dalam beberapa literatur Syekh Jumadil Kubro yang merupakan salah satu ulama besar di zamannya ini kemudian menghadap ke Sultan Muhammad I sebagai penguasa kekhalifahan Turki Ustmani saat itu.

Setelah berkonsultasi dengan Syekh Jumadil Kubro, Sultan Muhammad I lalu mengundang beberapa tokoh ulama dari wilayah Timur Tengah dan Afrika yang memiliki karomah guna membantu perjuangan dalam menyiarkan agama Islam di Nusantara.

Sembilan ulama Wali Songo:


1. Maulana Malik Ibrahim, ahli Tata Negara dan pengobatan. Berdakwah di Jawa Timur.
2. Maulana Ishak dari Samarkhan beliau putra dari Sayyid Jumadil Kubro, ahli pengobatan. Berdakwah di Jawa Timur.
3. Maulana Jumadil Kubro, ahli militer. Berdakwah di lingkungan Kerajaan Majapahit.
4. Maulana Ahmad al Maghroby (Sunan Geseng) terkenal sebagai orang yang kuat dan sakti berdakwah di Jawa tengah.
5. Maulana Malik Isroil ahli mengatur Negara. Berdakwah di Jawa Tengah. 6. Maulana Muhammad Ali Akbar ahli pengobatan dan pertanian. Berdakwah di Jawa Tengah.
7. Maulana Hasanuddin, berdakwah di Jawa Barat .
8. Maulana Alayuddin berdakwah di Jawa Barat dan Banten.
9. Syekh Subakir dari Persia (Iran) ahli supranatural (tumbal tanah angker, mengusir jin setan), tugasnya di Pulau Jawa. Dia kembali ke negerinya Persia 1462 M setelah selesai tugasnya.

Rombongan Wali Songo pada periode I ini menunjuk Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai mufti (pemimpin).

Lalu Syekh Jumadil Kubro datang ke Nusantara bersama rombongan Wali Songo yang membuat semakin geramnya kekuatan gaib yang selama ini menguasai Pulau Jawa sebagai pusat Nusantara saat itu.

Melihat situasi keangkeran pulau Jawa yang semakin menjadi-jadi, Syekh Maulana Malik Ibrahim selaku mufti Wali Songo yang pertama ini memberikan tugas kepada Syekh Subakir salah satu anggota Wali Songo yang ahli dalam bidang metafisika (ahli mengusir jin, setan, genderuwo dan sejenisnya).

Syekh Subakir ditugasi memasang tumbal pada daerah-daerah angker di Pulau Jawa sehingga dapat melumpuhkan kekuatan-kekuatan gaib yang selama ini menguasai pulau Jawa.

Setelah Syekh Subakir memasang tumbal di puncak Gunung Tidar, Magelang, selanjutnya Syekh Jumadil Kubro dan semua wali membagi tugas dakwah mereka.

Syekh Jumadil Kubro memilih wilayah dakwah di lingkungan Kerajaan Majapahit Karena pengaruhnya dalam memberikan pencerahan, maka Syekh Jumadil Kubro disegani para pejabat Kerajaan Majapahit.

Syekh Jumadil Kubro diyakini selain menyebarkan ilmu agama juga menurunkan ilmu kedigjayaan bagi para murid-muridnya.

Saat wafat, konon Syekh Jumadil Kubro dimakamkan di antara makam pejabat Kerajaan Majapahit seperti Tumenggung Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunan Ngudung (ayah dari Sunan Kudus) dan beberapa patih serta senopati lainnya.

Sumber: wikipedia dan diolah dari berbagai sumber
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)