Angkat Budaya Lokal, Film Puang Bos Kenalkan Sejarah Pembuatan Kapal Pinisi

Sabtu, 27 Juli 2024 - 11:20 WIB
loading...
Angkat Budaya Lokal,...
Film Puang Bos mengajak penontonnya mengenal sejarah proses pembuatan Kapal Pinisi yang dijadikan warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Foto/Istimewa
A A A
MAKASSAR - Pecinta film tanah air kembali disuguhkan dengan sebuah tontonan berkualitas, yang mengangkat budaya lokal ke layar lebar. Film ini mengajak penontonnya mengenal sejarah proses pembuatan Kapal Pinisi yang dijadikan warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Film itu merupakan drama komedi berjudul Puang Bos dari rumah produksi Megti Media (MMFilm) yang berkolaborasi dengan platform teknologi Privy. Film ini menggandeng aktor hingga komika papan atas nasional seperti Michelle Ziudith, Ibrahim Risyad, Pritt Timothy.

Bahkan Gilbert Patiruhu, Zoe Levana, Mongol Stres, hingga Arif Brata. Film perdana garapan MMFilm ini dibalut dengan cerita drama dan komedi, sehingga membawa hangatnya kisah keluarga yang dekat dengan masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi.



Formula yang sama, sebelumnya sukses membawa Film Ngeri-Ngeri Sedap, untuk meraup kesuksesan di tahun 2022. Hal itu membuktikan jika kentalnya budaya lokal yang dibalut dengan drama dan komedi yang dekat dengan kesehariaan masyarakat.

Untuk mendapatkan sentuhan lokal yang kuat dalam Film Puang Bos, rumah produksi MMFilm pun melibatkan banyak pekerja film yang berasal atau pun memiliki latar belakang Sulawesi Selatan. Hal itu pun diakui oleh sang sutradara Adink Liwutang.

“Sebenarnya saya dari Jakarta sendiri cuma bawa satu asisten sutradara. Selebihnya crew dari DOP dan kreatif saya dibantu adik sutradara lokal sini dan soundtrack musik ini saya pakai teman teman musisi lokal,” jelas Andik Liwutang di Pantai Losari, Sabtu (27/7/2024).



Kentalnya budaya lokal, khususnya Makassar dalam film ini, juga menjadi tantangan bagi dua pemeran utama Michelle Ziudith dan Ibrahim Risyad. Apalagi, keduanya bukan asli berasal dari Makassar.

Di sinilah pendalaman karakter menjadi ujian, khususnya terkait penggunaan dialek lokal. ”Yang pasti memang imbuhan di logat bahasa Makassar itu sangat sulit karena sangat banyak ya ada. Mungkin dulu aku sering dengar,” ungkapnya.

Yang pasti, potensi Film Puang Bos untuk menyamai atau bahkan melebihi capaian Film Ngeri-Ngeri Sedap, sangat terbuka. Apalagi film ini juga telah ikut memeriahkan ajang Makassar International Eight Festival & Forum 2024 (F8 Makassar), yang dihadiri oleh ribuan pengunjung.

CEO Privy sekaligus produser film Puang Bos, Marshall Pribadi berharap, film ini akan berdampak besar pada promosi pariwisata di Sulawesi Selatan.

”Tentu kami berharap film ini bisa menjadi medium untuk ikut mempromosikan potensi pariwisata lokal, khususnya budaya dan keindahan alam di Bulukumba. Tak hanya itu, film ini juga diharapkan kecintaan masyarakat pada warisan budaya Indonesia,” ungkap Marshall.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2102 seconds (0.1#10.140)