Lezatnya, Donat Produksi Napi dari Balik Jeruji Besi Lapas Tuban
loading...
A
A
A
TUBAN - Menjalani kehidupan di balik jeruji besi tak menyurutkan niat sejumlah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Kabupaten Tuban , Jawa Timur, untuk selalu produktif dan terus berkarya.
Salah satunya, dengan memproduksi kue donat di dalam lingkungan lapas meski untuk pemasaran, kue berbahan utama tepung terigu ini belum dapat dipasarkan keluar Lapas karena masa pandemi COVID-19 ini. (Baca juga: Cegah Gangguan Keamanan di Rutan, Petugas Geledah Kamar Napi )
Namun dalam sehari para tangan terampil napi ini dapat menghabiskan 2 kilogram (kg) tepung terigu sebagai bahan utama pembuat donat. (Baca juga: Kelelahan Cari Ikan, Seorang Pemuda di Tuban Ditemukan Tak Bernyawa )
Suasana berbeda tampak di blok bengkel kerja Lapas Kelas II-B Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seorang napi berseragam layaknya koki profesional, Mastur, sejak pagi telihat sibuk dengan adonan tepung untuk membuat donat di balik jeruji besi Lapas Tuban.
Meski sedang menjalani kehidupan di dalam penjara, tak menyurutkan niatnya, untuk terus produktif dan berkarya agar kelak saat keluar dari Lapas dan menikmati udara bebas, maka dapat memiliki bekal untuk menyambung hidup.
Bapak dua anak ini, setiap hari menghabiskan waktunya di dalam blok bengkel kerja napi bersama dua rekanya. Mereka memproduksi kue donat ala bang napi yang nantinya akan dijual keliling di dalam blok tahanan dengan pengawalan petugas Lapas.
Dalam sehari koki bang napi ini dapat menghabiskan 2 kg tepung terigu, 4 butir telur, mentega dan bahan pendukung lainnya, untuk membuat kue donat tersebut.
Adonan tepung yang sudah siap dicetak ini dipotong kecil-kecil, sesuai ukuran. Selanjutnya di bentuk bulat dan setelah itu digoreng dengan api kecil agar tingkat kematangannya merata.
Mulai dari proses adonan hingga pengemasan dan penjualan dilakukan oleh para napi produktif tersebut. “Saya sangat senang diberikan kesempatan berkarya, meski sedang menjalani masa hukuman di dalam penjara. Sehingga dapat mengasah kemampuan sebagai bekal nanti saat bebas,” kata Koki Donat Bang Napi, Mastur.
Sementara itu, Kepala Lapas Tuban, Siswarno, menjelaskan, para tangan terampil ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan Lapas bekerja sama dengan salah satu lembaga pelatihan. Tujuannya untuk memberikan bekal bagi para napi agar dapar berkarya meski di dalam jeruji besi.
“Salah satunya, pelatihan tata boga. Mulai dari pembuatan kue dan aneka masakan. Sehingga para napi yang memiliki hobi memasak dapat tersalurkan serta nantinya dapat dibuat bekal di kehidupan setelah bebas,” kata Siswarno.
Salah satunya, dengan memproduksi kue donat di dalam lingkungan lapas meski untuk pemasaran, kue berbahan utama tepung terigu ini belum dapat dipasarkan keluar Lapas karena masa pandemi COVID-19 ini. (Baca juga: Cegah Gangguan Keamanan di Rutan, Petugas Geledah Kamar Napi )
Namun dalam sehari para tangan terampil napi ini dapat menghabiskan 2 kilogram (kg) tepung terigu sebagai bahan utama pembuat donat. (Baca juga: Kelelahan Cari Ikan, Seorang Pemuda di Tuban Ditemukan Tak Bernyawa )
Suasana berbeda tampak di blok bengkel kerja Lapas Kelas II-B Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seorang napi berseragam layaknya koki profesional, Mastur, sejak pagi telihat sibuk dengan adonan tepung untuk membuat donat di balik jeruji besi Lapas Tuban.
Meski sedang menjalani kehidupan di dalam penjara, tak menyurutkan niatnya, untuk terus produktif dan berkarya agar kelak saat keluar dari Lapas dan menikmati udara bebas, maka dapat memiliki bekal untuk menyambung hidup.
Bapak dua anak ini, setiap hari menghabiskan waktunya di dalam blok bengkel kerja napi bersama dua rekanya. Mereka memproduksi kue donat ala bang napi yang nantinya akan dijual keliling di dalam blok tahanan dengan pengawalan petugas Lapas.
Dalam sehari koki bang napi ini dapat menghabiskan 2 kg tepung terigu, 4 butir telur, mentega dan bahan pendukung lainnya, untuk membuat kue donat tersebut.
Adonan tepung yang sudah siap dicetak ini dipotong kecil-kecil, sesuai ukuran. Selanjutnya di bentuk bulat dan setelah itu digoreng dengan api kecil agar tingkat kematangannya merata.
Mulai dari proses adonan hingga pengemasan dan penjualan dilakukan oleh para napi produktif tersebut. “Saya sangat senang diberikan kesempatan berkarya, meski sedang menjalani masa hukuman di dalam penjara. Sehingga dapat mengasah kemampuan sebagai bekal nanti saat bebas,” kata Koki Donat Bang Napi, Mastur.
Sementara itu, Kepala Lapas Tuban, Siswarno, menjelaskan, para tangan terampil ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan Lapas bekerja sama dengan salah satu lembaga pelatihan. Tujuannya untuk memberikan bekal bagi para napi agar dapar berkarya meski di dalam jeruji besi.
“Salah satunya, pelatihan tata boga. Mulai dari pembuatan kue dan aneka masakan. Sehingga para napi yang memiliki hobi memasak dapat tersalurkan serta nantinya dapat dibuat bekal di kehidupan setelah bebas,” kata Siswarno.
(nth)