Pulau Jawa Berkalung Besi, Ramalan Jayabaya tentang Rel Kereta Api, Jalan Tol dan Bandara?
loading...
A
A
A
RAJA Kediri Jayabaya dikenal dengan ramalannya tentang masa depan Pulau Jawa yang kini sebagian besar dinilai atau ditafsirkan terbukti. Salah satu ramalannya tentang Pulau Jawa yang akan berkalung besi.
Ramalan itu menyebut bahwa "Mbesuk yen wis ana kreta tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi" atau artinya "Kelak jika ada kereta tanpa kuda, Pulau Jawa akan berkalung besi".
Kemampuan Jayabaya meramal masa depan terasah berkat tirakat dan olah spiritual. Dikutip dari buku "Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan," Prabu Jayabaya memiliki pembacaan yang relevan mengenai masa depan.
Ramalan Jayabaya itu tentang Pulau Jawa yang akan berkalung besi jika dikaitkan dengan kondisi sekarang bisa merujuk dengan adanya transportasi modern kereta api yang mengelilingi Pulau Jawa.
Kereta api menggunakan jalur rel dari besi yang membentang ribuan kilometer. Bisa diibaratkan rel kereta api sebagai kalung besi. Sedangkan kereta api merupakan kereta yang tidak ditarik dengan kuda, melainkan mesin lokomotif.
Jayabaya juga meramalkan bahwa suatu saat "Akeh omaheng duwur jaran" yang arinya banyak rumah di atas kuda. Ramalah ini ada yang menafsirkan sebagai munculnya transportasi udara atau kendaraan terbang yang menggunakan teknologi.
Transportasi modern lainnya yaitu jalan tol yang menghubungkan berbagai wilayah dan daerah, di mana rangkanya juga dari besi. Juga bandara yang menjadi landasan terbang dan mendarat pesawat yang juga dari besi.
Jika ditafsirkan dengan kondisi saat ini, ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa Berkalung Besi bisa disebut terbukti benar. Sejarah kereta api di Indonesia dimulai pada tahun 1864 dengan dibangunnya jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).
Kala itu, pemerintah Hindia Belanda melalui Staatssporwegen (SS) kemudian membangun jalur kereta api negara pada tahun 1875, yang meliputi rute Surabaya-Pasuruan-Malang.
Setelah proyek ini berjalan, kemudian dibangun jalur kereta api lainnya, seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS).
Perkembangan kereta api di Pulau Jawa semakin pesat, dan saat ini terdapat banyak jalur perlintasan kereta api di berbagai wilayah Pulau Jawa.
Dari sejumlah sejarah tersebut bisa disimpulkan bahwa ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa Berkalung Besi telah menjadi kenyataan. Tidak hanya itu, masih banyak ramalan-ramalan lainnya dari Jayabaya yang dinilai kini terbukti peristiwanya terjadi.
Ramalan itu menyebut bahwa "Mbesuk yen wis ana kreta tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi" atau artinya "Kelak jika ada kereta tanpa kuda, Pulau Jawa akan berkalung besi".
Kemampuan Jayabaya meramal masa depan terasah berkat tirakat dan olah spiritual. Dikutip dari buku "Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan," Prabu Jayabaya memiliki pembacaan yang relevan mengenai masa depan.
Ramalan Jayabaya itu tentang Pulau Jawa yang akan berkalung besi jika dikaitkan dengan kondisi sekarang bisa merujuk dengan adanya transportasi modern kereta api yang mengelilingi Pulau Jawa.
Kereta api menggunakan jalur rel dari besi yang membentang ribuan kilometer. Bisa diibaratkan rel kereta api sebagai kalung besi. Sedangkan kereta api merupakan kereta yang tidak ditarik dengan kuda, melainkan mesin lokomotif.
Jayabaya juga meramalkan bahwa suatu saat "Akeh omaheng duwur jaran" yang arinya banyak rumah di atas kuda. Ramalah ini ada yang menafsirkan sebagai munculnya transportasi udara atau kendaraan terbang yang menggunakan teknologi.
Transportasi modern lainnya yaitu jalan tol yang menghubungkan berbagai wilayah dan daerah, di mana rangkanya juga dari besi. Juga bandara yang menjadi landasan terbang dan mendarat pesawat yang juga dari besi.
Jika ditafsirkan dengan kondisi saat ini, ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa Berkalung Besi bisa disebut terbukti benar. Sejarah kereta api di Indonesia dimulai pada tahun 1864 dengan dibangunnya jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).
Kala itu, pemerintah Hindia Belanda melalui Staatssporwegen (SS) kemudian membangun jalur kereta api negara pada tahun 1875, yang meliputi rute Surabaya-Pasuruan-Malang.
Setelah proyek ini berjalan, kemudian dibangun jalur kereta api lainnya, seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS).
Perkembangan kereta api di Pulau Jawa semakin pesat, dan saat ini terdapat banyak jalur perlintasan kereta api di berbagai wilayah Pulau Jawa.
Dari sejumlah sejarah tersebut bisa disimpulkan bahwa ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa Berkalung Besi telah menjadi kenyataan. Tidak hanya itu, masih banyak ramalan-ramalan lainnya dari Jayabaya yang dinilai kini terbukti peristiwanya terjadi.
(shf)