Nestapa Warga Monggot Grobogan Puluhan Tahun Tak Punya WC, Terpaksa Buang Air Besar di Hutan

Minggu, 14 Juli 2024 - 13:25 WIB
loading...
Nestapa Warga Monggot...
Selama puluhan tahun warga Desa Monggot, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah terpaksa buang air besar sembarangan di dalam hutan, sungai maupun jamban darurat. Foto/iNews TV/Rustaman Nusantara
A A A
GROBOGAN - Selama puluhan tahun warga Desa Monggot, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah hidup dalam kondisi yang kurang sehat dan nyaman. Mereka terpaksa buang air besar (BAB) sembarangan di dalam hutan, sungai maupun jamban darurat.

Ratusan kepala keluarga di Desa Monggot yang berada di kawasan sekitar Hutan Gundih hingga saat ini belum memiliki jamban atau WC yang layak dan syarat dengan kesehatan.



Selama ini mereka selalu beraktivitas buang air besar (BAB) di dalam hutan atau sungai terdekat dengan rumah.

Saat musim kemarau berkepanjangan kondisi sungai akan mengering. Sehingga warga terpaksa membuat jamban darurat dengan membuat lubang sedalam satu hingga dua meter di belakang rumah yang masih menjadi satu dengan hutan untuk BAB.



Begitu juga ketika hujan deras turun, warga tidak bisa pergi ke tengah hutan ataupun sungai sehingga mereka juga memanfaatkan jamban darurat tersebut.

Kondisi lingkungan yang tidak sehat selama puluhan tahun ini membuat warga menjadi tidak nyaman dan sering mengalami gangguan polusi udara dan sakit pada pernapasan.



Salah seorang warga, Riswadiyono yang sudah tinggal selama bertahun-tahun bersama keluarga di desa kawasan hutan ini mengaku selalu melalui situasi seperti ini dengan ikhlas dan sabar.

Selama ini untuk keperluan mandi, warga membuat kamar mandi di belakang rumah dengan menggunakan bahan seadanya yakni penutup terpal atau plastik.

Sementara, Mbah Harjo Marno yang sudah tinggal di Desa Monggot selama delapan puluh tiga tahun mengaku belum pernah merasakan toilet yang nyaman dan layak untuk digunakan.

Selama ini ia selalu lari ke sungai yang lokasinya berada di belakang rumah.

Namun karena sungai sudah mengering dan kondisi kesehatannya yang sudah menurun, ia memilih menggunakan jamban darurat.

Mengetahui kondisi warga daerah hutan yang sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak dan sehat, pihak Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Gundih, Grobogan membantu pembangunan jamban dan septictank.

Kepala Administratur Perhutani KPH Gundih, Haris Setiana mengungkapkan bahwa tujuan pemberian bantuan sanitasi untuk warga miskin adalah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya hidup sehat.

Dia menjelaskan, jumlah kepala keluarga yang belum memiliki jamban dan kamar mandi sama sekali mencapai ratusan. Saat ini baru puluhan kepala keluarga yang dibantu. Kondisi mereka kini sangat memprihatinkan dan harus segera untuk segera mendapat bantuan.

Warga juga berharap agar pemerintah daerah juga ikut membantu mengentaskan kemiskinan dan menjalankan program hidup sehat di tengah masyarakat miskin.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)