Makan Tanah dan Minum Air Kotoran, Pemuda Ini Diduga Mabuk Kecubung
loading...
Seorang pemuda di Palangkaraya yang diduga mabuk kecubung membuat warga heboh karena meminum air kotor dan juga memakan tanah di bawah rumah panggung. Foto/iNews TV/Ade Sata
A
A
A
PALANGKA RAYA - Seorang pemuda di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) bertingkah aneh hingga membuat warga heboh dan takut. Dia meminum air kotor dan juga memakan tanah di bawah rumah panggung milik warga.
Peristiwa menggemparkan ini terjadi di lingkungan padat penduduk Flamboyan Bawah, Kecamatan Pahandut, Palangkaraya. Diduga pemuda tersebut mabuk kecubung.
Warga dibuat heboh dan takut dengan tingkah seorang pemuda bertato yang berada di bawah rumah panggung.
Saat diamati warga pemuda tersebut sedang mencari sesuatu sambil berpegangan tiang rumah namun tidak dimengerti apa yang sedang dicarinya.
Sesekali pemudan itu berjalan di genangan air sambil terlihat linglung dan dibujuk warga agar segera naik namun tak juga dihiraukannya.
Menurut penuturan Asiya, salah seorang warga, awalnya pemuda tersebut ditemukan sudah berada di bawah mengaku sedang mencari udang sambil meminum air kotor dan memakan tanah.
"Mungkin sedang mabuk buah kecubung," ujarnya dikutip Minggu (14/7/2024).
Pemuda tersebut akhirnya berhasil dievakuasi personel Ditsamapta Polda Kalimantan Tengah yang menerima laporan masyarakat.
Meski tidak mengganggu warga, namun pemuda tersebut tetap dibawa petugas ke Mako Ditsamapta Polda Kalimantan Tengah untuk dilakukan mengetahui penyebab dia linglung.
Sebelumnya, pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, terus bertambah setiap harinya.
Mereka diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumsi buah kecubung. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 44 pasien yang dirawat, dengan dua meninggal dunia.
“Pasien yang rata-rata adalah remaja ini mengalami halusinasi dan kondisi fisik yang sangat lemah,” kata Plt Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy, Kamis (11/7/2024).
Menurut dia, dua orang di antaranya telah meninggal dunia diduga setelah mengkonsumsi buah kecubung. Pasien yang dirawat berasal dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten Banjar, Batola, Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan, Kapuas, dan Banjarmasin.
Peristiwa menggemparkan ini terjadi di lingkungan padat penduduk Flamboyan Bawah, Kecamatan Pahandut, Palangkaraya. Diduga pemuda tersebut mabuk kecubung.
Warga dibuat heboh dan takut dengan tingkah seorang pemuda bertato yang berada di bawah rumah panggung.
Saat diamati warga pemuda tersebut sedang mencari sesuatu sambil berpegangan tiang rumah namun tidak dimengerti apa yang sedang dicarinya.
Sesekali pemudan itu berjalan di genangan air sambil terlihat linglung dan dibujuk warga agar segera naik namun tak juga dihiraukannya.
Menurut penuturan Asiya, salah seorang warga, awalnya pemuda tersebut ditemukan sudah berada di bawah mengaku sedang mencari udang sambil meminum air kotor dan memakan tanah.
"Mungkin sedang mabuk buah kecubung," ujarnya dikutip Minggu (14/7/2024).
Pemuda tersebut akhirnya berhasil dievakuasi personel Ditsamapta Polda Kalimantan Tengah yang menerima laporan masyarakat.
Meski tidak mengganggu warga, namun pemuda tersebut tetap dibawa petugas ke Mako Ditsamapta Polda Kalimantan Tengah untuk dilakukan mengetahui penyebab dia linglung.
Korban Kecubung
Sebelumnya, pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, terus bertambah setiap harinya.
Mereka diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumsi buah kecubung. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 44 pasien yang dirawat, dengan dua meninggal dunia.
“Pasien yang rata-rata adalah remaja ini mengalami halusinasi dan kondisi fisik yang sangat lemah,” kata Plt Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy, Kamis (11/7/2024).
Menurut dia, dua orang di antaranya telah meninggal dunia diduga setelah mengkonsumsi buah kecubung. Pasien yang dirawat berasal dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten Banjar, Batola, Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan, Kapuas, dan Banjarmasin.
(shf)
Explore More