Sejarah Kerajaan Mataram Islam: Awal Mula Pendirian, Era Kejayaan hingga Daftar Raja
loading...
A
A
A
SEJARAH Kerajaan Mataram Islam menjadi ulasan menarik untuk diketahui. Kerajaan ini dulunya didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan dan putranya Danang Sutawijaya (Panembahan Senopati) di kawasan Hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta).
Melihat ke belakang, ada banyak kerajaan bercorak Islam yang eksis di Nusantara. Nah, Mataram Islam ini menjadi salah satu yang paling terkenal.
Lantas, bagaimana sejarah dari Kerajaan Mataram Islam ini? Simak ulasannya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.
Dirangkum dari berbagai sumber, titik balik kemunculan Mataram Islam bisa ditelusuri ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, untuk mengalahkan Arya Penangsang. Berkat bantuannya, Ki Ageng Pemanahan diberikan hadiah berupa tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta).
Ki Ageng Pemanahan membangun tanah pemberian itu menjadi sebuah wilayah makmur. Setelah meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya.
Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, utusan dari Pajang datang ke Mataram untuk meminta kesetiaan dari Danang Sutawijaya. Namun, dia sudah mempersiapkan skenario untuk melepaskan wilayah yang dibangun sang ayah dari Kerajaan Pajang.
Pada akhirnya, Mataram dan Pajang sempat bertempur. Pulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat pada 1582.
Kondisi tersebut membuat upaya Danang Sutawijaya dalam memerdekakan Mataram semakin mudah. Sekitar 1586, dia mendeklarasikan diri sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Islam.
Danang Sutawijaya menjadi raja pertama Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Gelar tersebut berarti bahwa raja berkuasa atas pemerintahan dan keagamaan.
Pada statusnya sebagai raja, Panembahan Senapati menjalankan pemerintahannya dengan baik. Mataram Islam terus tumbuh dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya.
Seiring perkembangannya, Mataram Islam dikenal sebagai kerajaan kuat bercorak agraris. Panembahan Senopati juga menjadikan agama Islam sebagai tata dasar pemerintahannya.
Kerajaan Mataram Islam mencapai era kejayaan pada pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Hal ini dibuktikan dengan wilayah kekuasaan kerajaan yang semakin luas, khususnya di Tanah Jawa.
Selain wilayahnya yang luas, Sultan Agung juga membawa Mataram Islam dalam kemajuan di bidang lain, termasuk ekonomi. Sebagai kerajaan agraris, pertanian menjadi sumber pokok ekonomi masyarakat yang berkembang pesat karena kepemilikan tanah subur.
Kemudian, Sultan Agung juga dikenal sebagai penguasa lokal pertama yang berani menyerang Batavia guna memerangi VOC. Penyebab perlawanan ini dikarenakan kehadiran VOC berpotensi mengganggu hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Jawa.
Setelah Sultan Agung wafat, Mataram Islam mengalami kemunduran. Penggantinya, Amangkurat I, bahkan memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Sultan Agung, sehingga sering disebut raja bengis.
Konflik internal yang melanda Mataram Islam menjadi kesempatan emas untuk Belanda mengambil keuntungan. Melalui trik liciknya, mereka berusaha mendapatkan keuntungan dari huru-hara yang terjadi.
Pada akhirnya, muncul ‘Perjanjian Giyanti’ sekitar tahun 1755. Isinya berupa pembagian wilayah Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Sejak pendirian hingga keruntuhannya, Mataram Islam telah dikuasai berbagai sosok berbeda. Berikut di antaranya:
- Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya
- Prabu Hanyokrowati atau Raden Mas Jolang
- Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau Raden Mas Rangsang
- Amangkurat I
- Amangkurat II
Demikianlah ulasan mengenai sejarah Kerajaan Mataram Islam yang bisa diketahui.
Melihat ke belakang, ada banyak kerajaan bercorak Islam yang eksis di Nusantara. Nah, Mataram Islam ini menjadi salah satu yang paling terkenal.
Lantas, bagaimana sejarah dari Kerajaan Mataram Islam ini? Simak ulasannya berikut untuk mengenalnya lebih jauh.
Sejarah Kerajaan Mataram Islam
1. Cikal Bakal Pendirian
Kerajaan Mataram Islam pernah hadir antara abad ke-16 hingga abad ke-18. Keberadaannya sendiri tak bisa dilepaskan dari Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati.Dirangkum dari berbagai sumber, titik balik kemunculan Mataram Islam bisa ditelusuri ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, untuk mengalahkan Arya Penangsang. Berkat bantuannya, Ki Ageng Pemanahan diberikan hadiah berupa tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta).
Ki Ageng Pemanahan membangun tanah pemberian itu menjadi sebuah wilayah makmur. Setelah meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya.
Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, utusan dari Pajang datang ke Mataram untuk meminta kesetiaan dari Danang Sutawijaya. Namun, dia sudah mempersiapkan skenario untuk melepaskan wilayah yang dibangun sang ayah dari Kerajaan Pajang.
Pada akhirnya, Mataram dan Pajang sempat bertempur. Pulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat pada 1582.
Kondisi tersebut membuat upaya Danang Sutawijaya dalam memerdekakan Mataram semakin mudah. Sekitar 1586, dia mendeklarasikan diri sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Islam.
2. Masa Awal Kekuasaan Mataram Islam
Danang Sutawijaya menjadi raja pertama Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Gelar tersebut berarti bahwa raja berkuasa atas pemerintahan dan keagamaan.
Pada statusnya sebagai raja, Panembahan Senapati menjalankan pemerintahannya dengan baik. Mataram Islam terus tumbuh dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya.
Seiring perkembangannya, Mataram Islam dikenal sebagai kerajaan kuat bercorak agraris. Panembahan Senopati juga menjadikan agama Islam sebagai tata dasar pemerintahannya.
3. Era Kejayaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam mencapai era kejayaan pada pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Hal ini dibuktikan dengan wilayah kekuasaan kerajaan yang semakin luas, khususnya di Tanah Jawa.
Selain wilayahnya yang luas, Sultan Agung juga membawa Mataram Islam dalam kemajuan di bidang lain, termasuk ekonomi. Sebagai kerajaan agraris, pertanian menjadi sumber pokok ekonomi masyarakat yang berkembang pesat karena kepemilikan tanah subur.
Kemudian, Sultan Agung juga dikenal sebagai penguasa lokal pertama yang berani menyerang Batavia guna memerangi VOC. Penyebab perlawanan ini dikarenakan kehadiran VOC berpotensi mengganggu hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Jawa.
4. Keruntuhan Mataram Islam
Setelah Sultan Agung wafat, Mataram Islam mengalami kemunduran. Penggantinya, Amangkurat I, bahkan memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Sultan Agung, sehingga sering disebut raja bengis.
Konflik internal yang melanda Mataram Islam menjadi kesempatan emas untuk Belanda mengambil keuntungan. Melalui trik liciknya, mereka berusaha mendapatkan keuntungan dari huru-hara yang terjadi.
Pada akhirnya, muncul ‘Perjanjian Giyanti’ sekitar tahun 1755. Isinya berupa pembagian wilayah Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
5. Raja-raja Mataram Islam
Sejak pendirian hingga keruntuhannya, Mataram Islam telah dikuasai berbagai sosok berbeda. Berikut di antaranya:
- Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya
- Prabu Hanyokrowati atau Raden Mas Jolang
- Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau Raden Mas Rangsang
- Amangkurat I
- Amangkurat II
Demikianlah ulasan mengenai sejarah Kerajaan Mataram Islam yang bisa diketahui.
(shf)