Ada Kasus Antraks di Gunungkidul, Sapi di Bejiharjo Dikarantina

Jum'at, 24 Mei 2019 - 15:18 WIB
Ada Kasus Antraks di Gunungkidul, Sapi di Bejiharjo Dikarantina
Ada Kasus Antraks di Gunungkidul, Sapi di Bejiharjo Dikarantina
A A A
GUNUNGKIDUL - Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyatakan ada kasus hewan ternak terjangkit Antraks yang terjadi di Bejiharjo Gunungkidul. Kasus ini merupakan baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Kuat dugaan penyebarannya dari daerah lain di luar Gunungkidul yang pernah terjadi endemi Antraks.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnubroto menjelaskan, beberapa wilayah di dekat Gunungkidul pernah ditemukan kasus serupa. Diantaranya adalah Sleman, Kulonprogo, Pracimantoro Wonogiri, Boyolali dan Sragen.

"Bakteri ini ketika keluar dari tubuh hewan ternak, baik itu melalui darah ketika disembelih maka akan bereaksi dengan oksigen. Membentuk kapsul yang disebut spora antraks dan akan bertahan puluhan tahun di tanah. Bukan tidak mungkin, ternak dari daerah lain yang membawa spora antraks ini (ke Gunungkidul)," katanya, Jumat (24/5/2019).

Belum lagi dengan pasar hewan di Siyono, logandeng, Playen. Seringkali hewan ternak dari luar juga masuk ke Gunungkidul. Ikon Gunungkidul sebagai sentra ternak sapi dengan kualitas bagus menjadikan banyak pedagang membawa dagangan ternak mereka ke Gunungkidul untuk masuk ke pasar hewan.

"Faktor lainnya juga kemungkinan ada petani yang mengambil pakan ternak yang sudah dimasuki spora Antraks dari wilayah yang endemi," katanya.

Dengan situasi seperti ini pihaknya sudah melakukan karantina sapi-sapi di Bejiharjo agar tidak keluar dulu. Upaya pemberian obat terus dilakukan sehingga akan dipantau perkembangan sapi sapi di sekitar wilayah terkena Antraks.

"Semua kita pantau tidak keluar sampai batas waktu belum ditentukan. Ini untuk meminimalisir perdebatan Antraks ke wilayah lain," pungkasnya.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat khusus menyikapi kasus Antraks ini. Karena ini kasus pertama, upaya penanganan harus maksimal dilakukan.

"Jangan sampai akan merugikan petani karena Gunungkidul memiliki nama baik penyedia sapi dengan kualitas baik di Indonesia," ulasnya.

Untuk itu langkah karantina merupakan langkah tepat sehingga dipastikan semua tertangani dan bisa diobati dan dinyatakan bebas Antraks baru bisa keluar wilayah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4300 seconds (0.1#10.140)