Bengkel Kepala Bustaman, Kampung Jagal Ribuan Kepala Sapi dan Kambing saat Iduladha

Selasa, 18 Juni 2024 - 14:56 WIB
loading...
Bengkel Kepala Bustaman,...
Warga Kampung Bustaman, Kota Semarang sibuk setiap kali Iduladha. Mereka rutin dapat orderan untuk menjadi jagal kepala hewan kurban untuk diolah jadi masakan. Foto/SINDOnews/Eka Setiawan
A A A
SETIAP perayaan Iduladha alias Hari Raya Kurban, warga Kampung Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah tampak sibuk.

Bengkel Kepala Bustaman, Kampung Jagal Ribuan Kepala Sapi dan Kambing saat Iduladha


Bukan hanya sibuk soal kurban, tapi mereka rutin mendapatkan orderan untuk menjadi jagal kepala hewan kurban untuk diolah.



Entah itu kepala kambing atau kepala sapi. Mereka diorder untuk mengolahnya usai hewan kurban disembelih sampai siap saji tinggal santap. Sebab itulah, di sana akrab dengan sebutan “Bengkel Kepala”.

“Tidak semua orang mau olah kepala sapi atau kambing, tidak mau repot, karena bedah kepala ini kan butuh waktu dan tenaga lebih,” kata salah satu warga Kampung Bustaman, Ninik Astria, Selasa (18/6/2024).



Sebab banyaknya orderan yang datang, Ninik bekerja bersama keluarganya di sana. Tak terkecuali juga para tetangga.

Tak ayal, di lorong-lorong kampung dipenuhi warga yang “menjagal kepala”. Selain kepala, biasanya juga mendapatkan orderan mengolah kaki-kaki hewan kurban itu.



“Kalau Iduladha gini sudah kayak lembur, karena terima (order) dari luar. Tahun ini nggak sebanyak tahun-tahun lalu, sapinya juga lebih sedikit, kebanyakan kambing,” sambungnya.

Mengolah kepala sapi atau kambing dilakukan dengan sejumlah peralatan. Di antaranya kapak, pisau, air panas hingga bara api.

Kegiatan ini menjadi rezeki tersendiri, sebab untuk mengolahnya harganya variatif. Untuk satu kepala kambing ongkosnya mulai Rp75 ribu hingga Rp100 ribu, sementara kepala sapi Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per kepala.

Warga lainnya, Fahrizal Efendi, menyebut kaum pria di sana lebih banyak mengolah kepala sapi.

“Karena berat kan, waktunya lebih lama dan banyak tenaga,” timpalnya.

Dia menyebut, jika orderan sudah lebih satu hari, misalnya disembelih kemarin baru hari ini dikirim untuk diolah, kulitnya jadi keras.

“Ada juga yang sudah dibakar dulu, tapi nggak diteruskan (orderan sudah dalam keadaan dibakar),” tandasnya.

Olahan yang ditawarkan beragam. Jika plus memasaknya, tarifnya akan beda. Misalnya kepala sapi diolah jadi gulai atau tengkleng, tarifnya bisa Rp 1juta.

Ketua RW 3 Kampung Bustaman, Ashar, menyebut di RT 4 dan RT 5 wilayahnya memang membuka jasa bengkel kepala kurban.

Namun, saat ini RT 3 juga ikut membuka jasa itu, sebab saking banyaknya orderan yang masuk. Sekira total 30 warga bekerja untuk itu.

“Aktif dari hari pertama Iduladha sampai nanti H+7, bisa sampai ribuan (kepala yang diolah,” kata dia.

Keahlian warga setempat, turun-temurun dari pendahulunya. Kampung Bustaman memang dikenal sebagai kampung jagal kambing dan warganya terkenal piawai mengolah masakan dari daging itu.

“Setelah itu (orderan selesai), warga akan kembali ke pekerjaan aslinya, ada yang jualan jajanan pasar, ada yang jualan bumbu di pasar,” ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2365 seconds (0.1#10.140)