Hanya Diperiksa Bidan, Pasien RS Batara Siang Kehilangan Bayi Dalam Kandungan

Kamis, 20 Agustus 2020 - 18:36 WIB
loading...
Hanya Diperiksa Bidan, Pasien RS Batara Siang Kehilangan Bayi Dalam Kandungan
Seorang pasien RS Batara Siang harus kehilangan bayi dalam kandungannya. Diduga, kejadian tersebut disebabkan tak adanya pelayanan maksimal dari rumah sakit. Foto: Ilustrasi/Istimewa
A A A
PANGKEP - Seorang pasien RSUD Batara Siang Kabupaten Pangkep terpaksa kehilangan bayi dalam kandungannya. Kejadian tersebut ditengarai terjadi lantaran sang pasien tak mendapat pelayanan maksimal dari pihak rumah sakit.

Kejadian pilu itu diungkap seorang kerabat pasien bernama Nur Hikmah lewat media sosial. Kata Hikmah, sebelum bayi dalam kandungannya meninggal, sang pasien sempat dirawat di RSUD Batara Siang selama 10 hari.



Namun, selama 10 hari itu kata Hikmah, pasien tak pernah sekalipun ditemui oleh dokter kandunganRSUD Batara Siang dengan alasan penerapan standar kesehatan dalam pandemi COVID-19 .

"Keluarga kami 10 hari di rumah sakit sama sekali tidak di tangani oleh dokter kandungan (secara langsung) cuma chat lewat WA-nya bidan jaga. Bayi meninggal dalam kandungan umur 7 bulan sama sekali dokter kandungannya tidak menampakkan batang hidungnya," kata Hikmah saat dikonfirmasi.

Kepada wartawan, salah seorang dokter kandungan di RSUD Batara Siang Pangkep, dr Maria Kabangnga mengonfirmasi adanya pasien yang bayinya meninggal dalam kandungan. Soal tak adanya kunjungan langsung dokter ke pasien kata dia, memang saat ini dibatasi karena pandemi.

Maria menegaskan, dokter RSUD Batara Siang akan langsung turun jika pasien membutuhkan penanganan lanjutan untuk operasi. Hanya saja kata Maria, untuk kasus dari kerabat Hikmah, saat itu pihaknya tak menemui pasien lantaran tengah demam, sehingga tugas ditindaklanjuti bidan.



"Sebenarnya itu pasien masuk kita pantau terus. Semua tindak lanjut yang dilakukan tim itu kita koordinasi. Bahkan malamnya kita pantau terus denyut bayi itu. Namun takdir berkata lain. Bayi meninggal di dalam kandungan dan harus dikeluarkan. Sampai masuk ke ruang perawatan kembali tidak ada komplain sebab kami memang sudah kerja maksimal," bebernya.

Namun, tiga hari usai bayi dikeluarkan, keluarga pasien mendesak untuk dipulangkan. Sehingga ia tidak bertemu langsung dengan dokter yang bersangkutan.

"Baik-baik saja tidak ada protes. Namun setelah hampir keluar dari rumah sakit. Itu sudah mulai protes. Padahal semua yang kami lakulan sudah sesuai dengan SOPnya," ucapnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengaku bahwa, operasi persalinan terus dilakukan. Ia membantah jika disebut malas bertugas. Hanya saja kondisinya pada waktu itu yang memaksa untuk istirahat.

"Operasi bahkan saya lakukan tiga dalam sehari. Itu semua dikerjakan. Setiap ada urgen kami langsung kerja. Hanya saja waktu pasien itu masuk memang kondisi tidak memungkinkan untuk bertemu. Jadi semua saya pantau saja lewat bidan. Termasuk kondisi ibu dan bayinya, itu setiap waktu tim kami observasi," bebernya.



Terpisah, Direktur RSUD Batara Siang Pangkep, dr Annas Ahmad membenarkan apabila selama pandemi ada jadwal khusus bagi dokter untuk kunjungan ke pasien, termasuk jadwal poli disesuaikan, agar pasien tidak membeludak dan physical distancingberlaku.

"Kedisiplinan tetap kami utamakan. Di tengah pandemi juga pelayanan dokter itu sudah diatur, ada jadwalnya agar tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di lingkungan," katanya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3216 seconds (0.1#10.140)