Modus Gula Aren, Pengiriman Ganja 1,6 Kg via Ekspedisi Online di Malang Digagalkan

Selasa, 04 Juni 2024 - 11:34 WIB
loading...
Modus Gula Aren, Pengiriman Ganja 1,6 Kg via Ekspedisi Online di Malang Digagalkan
Polres Malang mengamankan kurir ekspedisi online penyelundupan ganja dengan memberikan label gula aren di Kabupaten Malang. Foto: MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Peredaran narkotika jenis ganja memanfaatkan ekspedisi online dibongkar oleh Satresnarkoba Polres Malang. Pelaku mengelabui petugas kepolisian dan kurir ekspedisi online dengan memberikan label gula aren di atasnya, padahal paket berisikan narkotika jenis ganja.

Kasat Narkoba Polres Malang AKP Aditya Permana menuturkan, bila penangkapan dua pelaku pengedar di Kota Batu, merupakan hasil pengembangan dari penangkapan kurir narkoba di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada 17 Mei 2024 lalu.

Pihaknya mengamankan dua orang tersangka di Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu yakni BFJ (23) warga Oro-oro Ombo, Kota Batu, dan ASP (24) warga Desa Kalipare, Kabupaten Malang.



Tersangka BFJ, diamankan di rumah kos di Jl. Panderman Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Kota Batu, sedangkan ASP diamankan di parkiran depan Resto Luca Cafe Jatim Park 2, Kota Batu, saat hendak bertransaksi narkotika.

”Kita amankan dua paket seberat 1,6 kilogram. Dalam pemesanannya dua kilogram dimasukkan ke dalam paket Tupperware, di atasnya untuk mengelabui itu pengirimannya di atas nama kan ada gula aren,” kata Aditya, Selasa (4/6/2024).

Dua tersangka pengedar ini juga sudah dua kali mengirimkan paket ganja melalui ekspedisi online. Dimana masing-masing paketnya seberat dua kilogram, berasal dari Medan, Sumatera Utara, berdasarkan resi pengiriman.



“Sebelum ini datang, ada barang datang mirip dengan barang tersebut. Jadi ada dua paket sebelumnya pada saat kita amankan, itu sudah bergeser, ada dua paket yang berat kotornya dua kilo ganja, itu sudah bergeser melalui jasa pengiriman ekspedisi online itu ya,” jelasnya.

Menariknya dua pengedar narkotika yakni BFJ dan ASP, diperintahkan oleh satu narapidana jaringan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Jawa Timur, bernama Upyil alias Ucil. Dari bos besar warga binaan itu keduanya diberikan upah Rp500 ribu dibagi dua untuk sekali transaksi.

Tersangka disangkakan dengan Pasal 114 ayat (2), kemudian Pasal 111 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 132 ayat (1), Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara atau denda paling banyak 5 miliar itu.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7936 seconds (0.1#10.140)
pixels