ACT Kerahkan Tim DER Evakuasi Korban Banjir Bandang Sentani
A
A
A
JAYAPURA - Banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua Sabtu (16/3/2019) malam menewaskan sedikitnya 42 warga meninggal dunia dan 21 orang luka-luka.
Merespons bencana tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkan Tim Disaster Emergency Response (DER) untuk melakukan evakuasi bencana banjir bandang . Relawan DER-ACT Haryono melaporkan, dirinya dan tim sudah berada di lokasi tak lama peristiwa terjadi. (Baca Juga: Korban Banjir Sentani Bertambah, 42 Orang Meninggal Dunia, 21 Luka)
Menurut laporannya pada pukul 01.00 WIT, sudah ada 6 warga selamat yang berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.
“Kami belum tahu pasti berapa korban jiwa yang meninggal, tapi memang ada. Kondisi saat ini air masih menggenang, sebagian ada yang hanya becek, namun kami terus melakukan penyisiran untuk mengevakuasi para korban,” jelas Haryono dalam siaran persnya.
Banjir bandang ini terjadi akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kecamatan Sentani pada Sabtu malam pukul 18.00 WIT. Dalam rekaman video yang beredar luas, banjir bandang begitu deras menerjang perkampungan warga. Sebanyak 9 rumah rusak, 3 jembatan mengalami kerusakan dan ratusan rumah terendam banjir.
Hingga Minggu (17/3/2019) pukul 08.30 WIB, BNPB mencatat korban banjir bandang sebanyak 42 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka. (Baca Juga: Banjir Bandang, Warga Diminta Tak Pegang Benda Beraliran Listrik)
Merespons bencana tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkan Tim Disaster Emergency Response (DER) untuk melakukan evakuasi bencana banjir bandang . Relawan DER-ACT Haryono melaporkan, dirinya dan tim sudah berada di lokasi tak lama peristiwa terjadi. (Baca Juga: Korban Banjir Sentani Bertambah, 42 Orang Meninggal Dunia, 21 Luka)
Menurut laporannya pada pukul 01.00 WIT, sudah ada 6 warga selamat yang berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.
“Kami belum tahu pasti berapa korban jiwa yang meninggal, tapi memang ada. Kondisi saat ini air masih menggenang, sebagian ada yang hanya becek, namun kami terus melakukan penyisiran untuk mengevakuasi para korban,” jelas Haryono dalam siaran persnya.
Banjir bandang ini terjadi akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kecamatan Sentani pada Sabtu malam pukul 18.00 WIT. Dalam rekaman video yang beredar luas, banjir bandang begitu deras menerjang perkampungan warga. Sebanyak 9 rumah rusak, 3 jembatan mengalami kerusakan dan ratusan rumah terendam banjir.
Hingga Minggu (17/3/2019) pukul 08.30 WIB, BNPB mencatat korban banjir bandang sebanyak 42 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka. (Baca Juga: Banjir Bandang, Warga Diminta Tak Pegang Benda Beraliran Listrik)
(rhs)