5 Fakta Suku Togutil, Penghuni Hutan Halmahera yang Mengejutkan
loading...
A
A
A
Apabila persediaan mereka menjadi berkurang, biasanya suku Togutil akan berpindah dari tempat mereka tinggal ke daerah yang baru. Maka tak heran jika kehidupannya selalu berpindah-pindah tempat.
Pada komunikasinya, masyarakat suku Togutil biasa menggunakan bahasa Tobelo. Mereka pun memakai bahasa yang sama dengan penduduk pesisir, orang Tabelo.
Pada kepercayaannya, suku ini percaya keberadaan roh yang menempati seluruh alam lingkungan. Hal ini mengacu pada Jou Ma Dutu, pemilik alam semesta yang biasa disebut juga dengan "o -gokiri- moi" yang berarti jiwa atau nyawa.
Selain itu, masyarakat Togutil juga meyakini roh orang yang sudah meninggal tetap bersemayam di rumah. Roh tadi akan senantiasa mengawasi dan menjaga anak cucunya.
Kemudian, Suku Togutil masih mempertahankan nilai-nilai tradisinya. Misalnya, aturan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan.
Bagi mereka, hutan adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga. Maka dari itu, suku Togutil sangat memelihara alam terutama hutan dan memanfaatkannya dengan baik dalam kesehariannya.
Bukan sekadar menjadi kebutuhan makanan, hasil-hasil hutan juga digunakan pula sebagai obat-obatan tradisional.
Suku Togutil memang masih eksis sampai sekarang. Kendati begitu, keberadaannya yang mendiami hutan Halmahera terancam akibat aktivitas berlebihan dari oknum tak bertanggung jawab terhadap hutan-hutan tempat tinggalnya.
Apabila hutan tempat tinggalnya terus digunduli atau dirusak, suku ini akan terancam keberadaannya. Alasannya tentu karena area tersebut adalah sumber kehidupan mereka.
Itulah sejumlah fakta tentang Suku Togutil yang bisa diketahui.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
3. Bahasa Suku Togutil
Pada komunikasinya, masyarakat suku Togutil biasa menggunakan bahasa Tobelo. Mereka pun memakai bahasa yang sama dengan penduduk pesisir, orang Tabelo.
4. Kepercayaan dan Tradisi Suku Togutil
Pada kepercayaannya, suku ini percaya keberadaan roh yang menempati seluruh alam lingkungan. Hal ini mengacu pada Jou Ma Dutu, pemilik alam semesta yang biasa disebut juga dengan "o -gokiri- moi" yang berarti jiwa atau nyawa.
Selain itu, masyarakat Togutil juga meyakini roh orang yang sudah meninggal tetap bersemayam di rumah. Roh tadi akan senantiasa mengawasi dan menjaga anak cucunya.
Kemudian, Suku Togutil masih mempertahankan nilai-nilai tradisinya. Misalnya, aturan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan.
Bagi mereka, hutan adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga. Maka dari itu, suku Togutil sangat memelihara alam terutama hutan dan memanfaatkannya dengan baik dalam kesehariannya.
Bukan sekadar menjadi kebutuhan makanan, hasil-hasil hutan juga digunakan pula sebagai obat-obatan tradisional.
5. Keberadaannya Terancam
Suku Togutil memang masih eksis sampai sekarang. Kendati begitu, keberadaannya yang mendiami hutan Halmahera terancam akibat aktivitas berlebihan dari oknum tak bertanggung jawab terhadap hutan-hutan tempat tinggalnya.
Apabila hutan tempat tinggalnya terus digunduli atau dirusak, suku ini akan terancam keberadaannya. Alasannya tentu karena area tersebut adalah sumber kehidupan mereka.
Itulah sejumlah fakta tentang Suku Togutil yang bisa diketahui.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
(shf)