Kisah Lamuri, Kerajaan Hindu di Wilayah Aceh yang Dikuasai Majapahit era Hayam Wuruk

Minggu, 26 Mei 2024 - 07:13 WIB
loading...
Kisah Lamuri, Kerajaan...
Majapahit konon pernah mengekspansi wilayah Aceh, yang saat itu ada kerajaan bernama Lamuri. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Aceh mungkin selama ini dikenal dengan budaya dan kekhasan agama Islamnya. Tapi tahukah bahwa Aceh juga pernah berkembang agama Hindu semasa Kerajaan Majapahit bertahta. Kala itu Majapahit konon pernah mengekspansi wilayah Aceh, yang saat itu ada kerajaan bernama Lamuri.

Kerajaan Lamuri adalah kerajaan Hindu pertama di tanah Aceh. Ketika Aceh diduduki oleh Gajah Mada, dengan rajanya Hayam Wuruk, Lamuri secara otomatis menjadi kerajaan bawahan Majapahit. Kerajaan Lamuri merupakan nama sebuah kerajaan yang ada di daerah Kabupaten Aceh Besar dengan pusatnya di Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya.

Kerajaan ini dalam sejarahnya lebih dahulu muncul sebelum berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam, bahkan tercatat sebagai cikal bakal kesultanan tersebut. Dimana sebelum dikuasai oleh Majapahit, kerajaan ini dahulunya berada di wilayah kekuasaan Sriwijaya.

"Sumber asing dari Cina, menyatakan bahwa Lan-wu-li atau Lamuri, dikisahkan setiap tahunnya mengirimkan upeti ke San-fo-chi, atau Sriwijaya," demikian dikutip dari buku "Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri.



Pada Kakawin Negarakretagama juga disebutkan, Kerajaan Lamuri merupakan kerajaan di daerah Sumatera, yang oleh Majapahit diakui sebagai bawahannya. Dalam Suma Orientalnya, penulis Portugis Tomé Pires mencatat bahwa Lamuri awal mulanya tunduk kepada raja Aceh.

Sedangkan di Prasasti Tanjore dari abad ke-10 mengisahkan bagaimana kerajaan ini pernah digoreskan oleh Kerajaan Cola di India. Dimana dicatatkan kerajaan itu konon menjadi kerajaan paling awal di wilayah yang kini berjuluk Serambi Mekkah ini.

Prasasti Tanjore, dalam sejarahnya, dikeluarkan penguasa Cola, Rajendracola 1 pada tahun 1030 M, sekitar lima tahun setelah ekspedisi ke wilayah Sumatera dan sekitarnya. Di dalam prasasti, Ilamuridesam tercatat sebagai salah satu kerajaan yang ditaklukkan, selain Sriwijaya, Panai, dan Melayu.

Kerajaan yang konon juga disebut Ilamuridesam ini juga konon masih kental kuat dengan masa Hindu Buddha-nya, yang tengah berkembang di Asia Tenggara kala itu. Konon Kerajaan Lamuri ini berlokasi di wilayah paling ujung utara Pulau Sumatera.

Setelah dikalahkan Kerajaan Cola, dalam Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII, Kerajaan Lamuri statusnya berubah menjadi salah satu mandala Kerajaan Tamil. Penamaan Ilamuridesam terjadi sejak kekalahan dari Kerajaan Tamil tersebut.

Istilah "Ilamuridesam", menurut seorang Peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, Ambo Asse Ajis, berasal dari kosakata dalam bahasa Tamil. Nama itu menunjuk pada suatu wilayah luas, di antara daratan Afrika, Sri Lanka, dan Nusantara. Daratan itu, kata Ambo, kini tidak ada lagi dan dipercaya telah berada di bawah Samudera Hindia akibat bencana alam.

Dalam "Ramni-Ilamuridesam: Kerajaan Aceh Pra- Samudera Pasai", termuat di Berkala Arkeologi Sangkhakala, Ambo menyatakan bahwa sebelum diberi nama Ilamuridesam, Kerajaan Lamuri ini dikenal dengan nama Ramin (Ramni). Penamaan yang lebih jadul itu ditemukan dalam catatan orang Arab pada abad ke-9 yang merupakan seorang dari Dinasti Abbasiyah yang di masa itu terkenal sangat aktif mengunjungi Selat Malaka.

Marcopolo, salah seorang penjelajah dari Venesia yang pernah singgah di Sumatera pada tahun 1292 M, menyebutkan bahwa penduduk Lamuri saat dirinya menginjakkan kakinya di Sumatera itu belum beragama Islam. Mereka masih menyembah berhala, karenanya disebut Marcopolo sebagai penduduk kafir.

Sumber-sumber catatan asing dari abad ke-13 menunjukkan pada masa itu masyarakat di Lamuri atau Ilamuridesam belum memeluk agama Islam. Mereka di abad 13 itu masih beragama Hindu, sebagaimana bangsa Tamil.

Kemudian salah seorang pakar geografi Tiongkok, Chau- Yu-Kwa, dalam Chen Fan Che pada 1225, menyebutkan bahwa lokasi Kerajaan Ilamuridesam dilafalkan dengan Lan-Wu-Li. Ciri dari kerajaan ini adalah belum adanya corak Islam dan istananya masih memiliki dua ruang tamu.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3747 seconds (0.1#10.140)