Respons Polda Jabar Soal Pegi Ngaku Ditumbalkan dan Korban Salah Tangkap Kasus Vina Cirebon

Jum'at, 24 Mei 2024 - 18:43 WIB
loading...
Respons Polda Jabar Soal Pegi Ngaku Ditumbalkan dan Korban Salah Tangkap Kasus Vina Cirebon
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast. Foto/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Polda Jabar merespons singkat pernyataan orang tua Pegi Setiawan alias Perong yang mengaku ditumbalkan untuk menyelamatkan anak pejabat dalam kasus pembunuhan Vina Dewi Arsita dan M Rizky Rudiana atau Eky di Cirebon pada 2016.

Sedangkan saat dimintai tanggapan terkait pernyataan ibu Pegi bahwa anaknya menjadi korban salah tangkap kasus Vina Cirebon, Kabid Humas enggan merespons.

“Penyidik masih melakukan pendalaman. Saat ini belum ada update," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast, Jumat (24/5/2024).



Diketahui, keluarga menilai penangkapan Pegi Setiawan terkait pembunuhan Vina Cirebon sangat janggal. Menurut keluarga, saat kejadian pada 2016 lalu, Pegi bekerja di Bandung. Namun saat itu, pascakejadian, polisi menggeledah rumah Pegi dan mengamankan 2 motor.

Setelah 8 tahun berlalu, Pegi baru ditangkap di Jalan Kopo, Kota Bandung pada Selasa (21/5/2024) malam. Ketika ditangkap, Pegi yang baru pulang bekerja sebagai kuli bangunan tak melakukan perlawanan.

Saat ini, Pegi masih diperiksa intensif penyidik Polda Jabar. Sang ibu, menemui Pegi di Mapolda Jabar. Kepada ibunya, Pegi memastikan tidak terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Bahkan Pegi bercerita dirinya siap mati karena dijadikan tumbal pejabat.

“Kamu melakukan (membunuh Vina dan Eky) enggak? Enggak mak, demi Allah, demi Rasulullah. Saya itu niat mencari nafkah buat adik-adik saya. Ngapain saya ikutan kaya gitu (geng motor),” kata Kartini.



"Sudah mah, Pegi sih lagi dikasusin kaya gini. Itu sih setelah mama pulang Pegi gak ada umur, Pegi minta maaf sama mama, sama bapak. Barangkali Pegi gak ada umur, gak ketemu lagi sama mama. Udah Pegi minta maaf. Pegi biarin lah ma jadi tumbal orang penting, orang pejabat. Pegi kan enggak melakukan apa-apa. Seandainya Pegi mati, Pegi mati sahid," ujar dia.

Kartini meyakini Pegi Setiawan alias Pegi alias Perong menjadi korban salah tangkap polisi dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon. Perempuan paruh baya itu juga meyakini Pegi tidak bersalah atau terlibat dalam kasus yang terjadi pada 2016 silam.

“Saya yakin Pegi tidak bersalah. Waktu kejadian 2016 silam, Pegi berada di Bandung kerja kuli bangunan sama bapaknya. Dia bilang tidak melakukan itu. Dia rela lakuin ini semua (kuli bangunan) buat bantu ekonomi keluarga, bantu sekolah adik,” kata Kartini ditemui di rumahnya Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/5/2024).

Kartini mengatakan, saat penggeledahan berlangsung seluruh ruangan yang ada di rumah diperiksa petugas. Sejumlah dokumen milik Pegi dibawa petugas di antaranya ijazah SMP, dua STNK motor, dus HP, dan fotokopi KTP kakak Pegi.



“Saya gak tahu karena di Bandung jenguk Pegi. Kata adik Pegi, yang dibawa itu dokumen Pegi, ada STNK motor. Boks HP punya adiknya Pegi dan fotokopi anak perempuan saya yang gede. Semua ruangan diperiksa,” ujarnya.

Sebelumnya, Kombes Pol Jules memberi tanggapan pernyataan Saka Tatal, salah satu eks terpidana kasus pembunuhan keji terhadap Vina dan Eky yang terjadi pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam tersebut, yang mengaku menjadi korban salah tangkap.

Kombes Pol Jules meminta masyarakat untuk menahan diri. "Kalau informasi dengan opini yang dibangun mana pun, kami minta masyarakat menahan diri," ujar Kombes Pol Jules Abraham Abast.

Penyidik Ditreskrimum Polda Jabar, tutur Kabid Humas, akan bekerja secara maksimal untuk menuntaskan kasus ini. Penyidik bakal transparan untuk mengungkap kasus pembunuhan Vina dan Eky. "Kami akan bekerja sebaik mungkin dan transparan," tutur Kabid Humas.

Diberitakan sebelumnya, salah satu terpidana kasus pembunuhan pasangan kekasih Vina dan Eky di Cirebon, Saka Tatal, mengaku menjadi korban salah tangkap oleh pihak kepolisian. Saka mengklaim dirinya tidak pernah mengenal sosok kedua korban pembunuhan tersebut.

Karena itu, dia mengaku heran mengapa polisi turut menyeret dirinya dalam kasus itu. “Sama korban saya enggak kenal. Saya bingung dan takut saat itu. Karena saya dipaksa sampai dipukul, ditendang, disetrum disuruh ngaku,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (18/5/2024).
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1803 seconds (0.1#10.140)
pixels