Kisah Pedagang Tiongkok Kuasai Bawahan Kerajaan Majapahit Akibat Konflik Internal
loading...
A
A
A
Kerajaan Majapahit melakukan ekspansi atau perluasan wilayah hingga ke Sumatera. Di Pulau Sumatera inilah Majapahit menaklukkan sebuah kerajaan Islam di daerah Sumatera Selatan saat ini. Wilayah bekas Kerajaan Sriwijaya ini ditaklukkan Majapahit pada 1375 M.
Kerajaan Palembang namanya, kerajaan yang menjadi salah satu bawahan dari Majapahit. Kerajaan Palembang konon merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Sumatera, selain Kerajaan Samudera Pasai, Perlak, Malaka, hingga Aceh Darussalam.
Usai ditaklukkan Majapahit, wilayah Palembang kemudian dijadikan sebagai salah satu wilayah bawahan Kerajaan Majapahit di bawah Hayam Wuruk. Ketika menjadi bawahan, pemerintahan di Palembang diserahkan kepada seorang bupati yang ditunjuk langsung oleh raja Majapahit.
Dikutip dari “Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri”, banyaknya permasalahan di internal Kerajaan Majapahit, membuat perhatian mereka terpecah-pecah. Hal ini berimbas, tanpa disadari wilayah Palembang dikuasai oleh para pedagang dari Tiongkok.
Konon Kerajaan Majapahit mengutus seorang panglima bernama Arya Damar, yang juga berhasil menaklukkan Kerajaan Bali, saat ekspansi ke luar wilayah pertama dari Kerajaan Majapahit. Di Palembang Arya Damar justru masuk Islam, dan mengganti namanya menjadi Arya Abdillah.
Arya Damar inilah yang konon merawat Jinbun yang kelak menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Demak dengan bergelar Raden Patah. Hingga akhirnya pada 1659, Palembang resmi menjadi kerajaan bercorak Islam dengan nama Kesultanan Palembang Darussalam.
Pemimpin terakhir Kesultanan Palembang Darussalam adalah Sultan Ahmad Najamuddin IV, yang pada 1825 diasingkan ke Banda kemudian dipindahkan ke Manado, Sulawesi Utara, hingga wafat pada 1844.
Meskipun Palembang semenjak masa kepemimpinan Arya Demar menjadi Islam, namun kerajaan ini dulunya bercorak Hindu dan Buddha.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Kerajaan Palembang namanya, kerajaan yang menjadi salah satu bawahan dari Majapahit. Kerajaan Palembang konon merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Sumatera, selain Kerajaan Samudera Pasai, Perlak, Malaka, hingga Aceh Darussalam.
Usai ditaklukkan Majapahit, wilayah Palembang kemudian dijadikan sebagai salah satu wilayah bawahan Kerajaan Majapahit di bawah Hayam Wuruk. Ketika menjadi bawahan, pemerintahan di Palembang diserahkan kepada seorang bupati yang ditunjuk langsung oleh raja Majapahit.
Dikutip dari “Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri”, banyaknya permasalahan di internal Kerajaan Majapahit, membuat perhatian mereka terpecah-pecah. Hal ini berimbas, tanpa disadari wilayah Palembang dikuasai oleh para pedagang dari Tiongkok.
Konon Kerajaan Majapahit mengutus seorang panglima bernama Arya Damar, yang juga berhasil menaklukkan Kerajaan Bali, saat ekspansi ke luar wilayah pertama dari Kerajaan Majapahit. Di Palembang Arya Damar justru masuk Islam, dan mengganti namanya menjadi Arya Abdillah.
Arya Damar inilah yang konon merawat Jinbun yang kelak menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Demak dengan bergelar Raden Patah. Hingga akhirnya pada 1659, Palembang resmi menjadi kerajaan bercorak Islam dengan nama Kesultanan Palembang Darussalam.
Pemimpin terakhir Kesultanan Palembang Darussalam adalah Sultan Ahmad Najamuddin IV, yang pada 1825 diasingkan ke Banda kemudian dipindahkan ke Manado, Sulawesi Utara, hingga wafat pada 1844.
Meskipun Palembang semenjak masa kepemimpinan Arya Demar menjadi Islam, namun kerajaan ini dulunya bercorak Hindu dan Buddha.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(ams)