Sejarah dan Isi Sumpah Palapa, Manifestasi Program Politik Gajah Mada di Kerajaan Majapahit
loading...
A
A
A
Patih Amangkubhumi Arya Tadah merasa dirinya sudah tak mampu lagi menjalankan pemerintahan. Arya Tadah kemudian meminta Gajah Mada untuk menggantikan posisinya menjadi patih.
Pelantikan Gajah Mada menjadi patih tidak lepas dari pengabdian dan perjuangannya yang begitu besar kepada Majapahit.
Pelantikan Gajah Mada sebagai Mahapatih di Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kebijakan yang dibuat oleh Tribhuwana Tunggadewi. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memperkuat kekuasaan kerajaan Majapahit.
Isi Sumpah Palapa
Setelah pengangkatan sebagai Mahapatih, Gajah Mada kemudian mengucapkan Sumpah Palapa di Balairung Istana di hadapan para pembesar Majapahit.
"Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi, sira Gajah Mada: 'Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa"
Artinya: Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin menikmati palapa (melepaskan puasa). Beliau Gajah Mada, "jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) menikmati palapa (melepaskan puasa).
Sumpah Palapa merupakan manifestasi program politik Gajah Mada terhadap Majapahit. Selama menjadi Patih Amangkubumi, Gajah Mada telah menerapkan sumpahnya tersebut ke dalam manifestasi politik Majapahit dengan menginvasi beberapa wilayah di Nusantara.
Lihat Juga: 3 Potret Karya Ivan Gunawan di New York Fashion Week 2023, Terinspirasi Kerajaan Majapahit
(shf)