Biografi Raja Purnawarman, Sejarah, Silsilah, Masa Berkuasa dan Peninggalan
loading...
A
A
A
Raja Punawarman merupakan raja ketiga sekaligus menjadi raja terbesar di Kerajaan Tarumanegara yang memerintah selama kurang lebih 39 tahun dari 395-434 masehi.
Kerajaan Tarumanegara sendiri merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang muncul pada awal abad ke-5 Masehi di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh Jayasingawarman pada tahun 358 M dan mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Purnawarman, cucu dari pendiri kerajaan tersebut.
Kerajaan Tarumanegara juga menjalin hubungan diplomatik dengan Cina pada abad ke-7 Masehi. Dalam aspek sosial-ekonomi, kerajaan ini memperhatikan kemakmuran rakyatnya dengan membangun infrastruktur seperti kanal untuk irigasi dan pelayaran.
Purnawarman dilahirkan pada tanggal bagian gelap bulan Palguna di tahun 294 Saka, atau kira-kira di tanggal 16 Maret 372 Masehi. Dia merupakan anak dari Maharaja Dharmayawarman (raja kedua Kerajaan Tarumanegara) dan cucu dari Jayasingawarman, pendiri Kerajaan Tarumanegara.
Seluruh raja yang memimpin di Tarumanegara menyandang nama warman di belakangnya, hal tersebut mengisyaratkan jika mereka semua berada dalam satu dinasti yang sama.
Raja Purnawarman telah dinobatkan menjadi Raja Tarumanegara kira-kira pada tanggal 12 Maret 395 Masehi di usia 23 tahun. Dia naik tahta menggantikan sang ayah, Maharaja Dharmayawarman.
Zaman Purnawarman bisa dibilang jadi era keemasan bagi Kerajaan Tarumanegara. Di bawah kepemimpinannya, Tarumanegara mampu memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi hampir seluruh Jawa Barat.
Tidak hanya itu, Kerajaan Tarumanegara juga mampu menjalin hubungan politik dengan China. Hal tersebut membuat membuat jalur perdagangan dan pelayaran Tarumanegara terbilang lebih lancar ketimbang kerajaan nusantara lain pada saat itu.
Dengan perdagangan dan pelayaran yang lancar itu membuat perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Kemajuan Kerajaan Tarumanegara ini juga didukung dengan banyaknya peninggalan prasasti yang muncul di era kepemimpinan Raja Purnawarman.
- Prasasti Tugu
Prasasti ini menjadi satu-satunya prasasti peninggalan Purnawarman yang menyebut perkiraan penanggalan. Ditemukan di Pasir Awi, Bogor, prasasti ini memiliki aksara ikal, meskipun tulisan tersebut belum dapat dibaca dan diartikan.
- Prasasti Kebon Kopi
Berupa pahatan pada sebuah bongkahan batu dengan bentuk tak beraturan. Terdapat bentuk telapak kaki gajah dan tertulis bentuk puisi India dengan irama anustubh.
- Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi. Prasasti ini berisi gambar pahatan berupa telapak kaki yang terdapat pada batu tersebut menghadap ke arah utara dan timur.
- Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara adalah salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Prasasti Muara Cianten adalah sebuah batu berukuran tinggi 140 cm, panjang 317 cm dan memiliki lebar 148 cm.
- Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang ditulis dalam aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum anustubh. Di dalam prasasti tersebut dapat diketahui bahwa pada zaman dahulu wilayah Banten pernah masuk ke dalam wilayah kekuasaan Raja Purnawarman.
- Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini dipahat pada sebongkah batu andesit, ditulis dengan huruf pallawa menggunakan bahasa sansekerta, dituliskan dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri dari empat baris.
- Prasasti Jambu
Prasasti yang biasa disebut Prasasti Koleangkak ini dipahat di atas batu andesit berbentuk segitiga tidak sama sisi. Prasasti ini ditemukan di puncak bukit Pasir Koleangkak, sebelah barat Kota Bogor.
Kerajaan Tarumanegara sendiri merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang muncul pada awal abad ke-5 Masehi di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh Jayasingawarman pada tahun 358 M dan mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Purnawarman, cucu dari pendiri kerajaan tersebut.
Kerajaan Tarumanegara juga menjalin hubungan diplomatik dengan Cina pada abad ke-7 Masehi. Dalam aspek sosial-ekonomi, kerajaan ini memperhatikan kemakmuran rakyatnya dengan membangun infrastruktur seperti kanal untuk irigasi dan pelayaran.
Silsilah Raja Punawarman
Purnawarman dilahirkan pada tanggal bagian gelap bulan Palguna di tahun 294 Saka, atau kira-kira di tanggal 16 Maret 372 Masehi. Dia merupakan anak dari Maharaja Dharmayawarman (raja kedua Kerajaan Tarumanegara) dan cucu dari Jayasingawarman, pendiri Kerajaan Tarumanegara.
Seluruh raja yang memimpin di Tarumanegara menyandang nama warman di belakangnya, hal tersebut mengisyaratkan jika mereka semua berada dalam satu dinasti yang sama.
Masa Berkuasa Raja Purnawarman
Raja Purnawarman telah dinobatkan menjadi Raja Tarumanegara kira-kira pada tanggal 12 Maret 395 Masehi di usia 23 tahun. Dia naik tahta menggantikan sang ayah, Maharaja Dharmayawarman.
Zaman Purnawarman bisa dibilang jadi era keemasan bagi Kerajaan Tarumanegara. Di bawah kepemimpinannya, Tarumanegara mampu memperluas wilayah kekuasaannya hingga meliputi hampir seluruh Jawa Barat.
Tidak hanya itu, Kerajaan Tarumanegara juga mampu menjalin hubungan politik dengan China. Hal tersebut membuat membuat jalur perdagangan dan pelayaran Tarumanegara terbilang lebih lancar ketimbang kerajaan nusantara lain pada saat itu.
Dengan perdagangan dan pelayaran yang lancar itu membuat perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Peninggalan Raja Punawarman
Kemajuan Kerajaan Tarumanegara ini juga didukung dengan banyaknya peninggalan prasasti yang muncul di era kepemimpinan Raja Purnawarman.
- Prasasti Tugu
Prasasti ini menjadi satu-satunya prasasti peninggalan Purnawarman yang menyebut perkiraan penanggalan. Ditemukan di Pasir Awi, Bogor, prasasti ini memiliki aksara ikal, meskipun tulisan tersebut belum dapat dibaca dan diartikan.
- Prasasti Kebon Kopi
Berupa pahatan pada sebuah bongkahan batu dengan bentuk tak beraturan. Terdapat bentuk telapak kaki gajah dan tertulis bentuk puisi India dengan irama anustubh.
- Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi. Prasasti ini berisi gambar pahatan berupa telapak kaki yang terdapat pada batu tersebut menghadap ke arah utara dan timur.
- Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara adalah salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Prasasti Muara Cianten adalah sebuah batu berukuran tinggi 140 cm, panjang 317 cm dan memiliki lebar 148 cm.
- Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang ditulis dalam aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum anustubh. Di dalam prasasti tersebut dapat diketahui bahwa pada zaman dahulu wilayah Banten pernah masuk ke dalam wilayah kekuasaan Raja Purnawarman.
- Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini dipahat pada sebongkah batu andesit, ditulis dengan huruf pallawa menggunakan bahasa sansekerta, dituliskan dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri dari empat baris.
- Prasasti Jambu
Prasasti yang biasa disebut Prasasti Koleangkak ini dipahat di atas batu andesit berbentuk segitiga tidak sama sisi. Prasasti ini ditemukan di puncak bukit Pasir Koleangkak, sebelah barat Kota Bogor.
(ams)