Kisah Letjen KKO Hartono, Jenderal Loyalis Soekarno yang Mati Misterius di Orde Baru
loading...
A
A
A
Diasingkan Jadi Dubes Korut
Letjen KKO (Purn) Hartono merupakan orang yang menjunjung tinggi loyalitas kepada Presiden Soekarno. Sepanjang hidupnya ia memiliki peran penting terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia banyak menduduki kursi-kursi penting kemiliteran.
Kiprahnya membuat citra militer Indonesia pernah sampai masa puncaknya. Pria kelahiran 1927 itu menjabat sebagai Komandan KKO dan Panglima Angkatan Laut. Hartono banyak terlibat dalam memberantas kasus penting termasuk memberantas kasus G30S/PKI.
Letjen KKO Hartono terkenal sebagai orang yang sangat setia pada Soekarno. Ketika Soekarno menemui dan meminta KKO menangani kasus yang menewaskan 7 jenderal, dengan lantang Hartono menyanggupinya.
Gejolak memanas Orde Baru menjadi titik balik memanasnya politik di Indonesia. Soekarno mendapatkan banyak tuduhan atas kejadian di lubang buaya itu. Hartono yang senantiasa setia kepadanya meminta izin untuk melawan rezim Soeharto.
“Pejah gesang melu (hidup mati ikut) Bung Karno. Putih kata Bung Karno, Putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO“ Tukas Hartono dalam menjalankan misinya. Nyatanya hadirnya Hartono di samping Soekarno menjadi ancaman tersendiri bagi Soeharto.
Berawal dari kemiliteran, Hartono dipindahkan ke kedutaan besar Korea Utara pada 9 November 1968. Hartono dan KKO mencium niat buruk dari Soeharto. Ia merasa Soeharto ingin menyingkirkannya secara perlahan.
Dalam tugasnya sata pertemuan Dubes se-Asia Pasifik, Hartono dipanggil kembali ke Indonesia. Tak lama berselang, Hartono ditemukan meninggal dengan luka tembakan pada bagian kepala. Ditemukan pistol dengan peredam di sampingnya.
Diindikasikan Hartono meninggal karena bunuh diri. Namun banyak sekali kejanggalan yang belum terungkap dari wafatnya Jenderal KKO itu. Letjen KKO Hartono dimakamkan di Kalibata pada tanggal 7 Januari 1971.
Letjen KKO (Purn) Hartono merupakan orang yang menjunjung tinggi loyalitas kepada Presiden Soekarno. Sepanjang hidupnya ia memiliki peran penting terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia banyak menduduki kursi-kursi penting kemiliteran.
Kiprahnya membuat citra militer Indonesia pernah sampai masa puncaknya. Pria kelahiran 1927 itu menjabat sebagai Komandan KKO dan Panglima Angkatan Laut. Hartono banyak terlibat dalam memberantas kasus penting termasuk memberantas kasus G30S/PKI.
Letjen KKO Hartono terkenal sebagai orang yang sangat setia pada Soekarno. Ketika Soekarno menemui dan meminta KKO menangani kasus yang menewaskan 7 jenderal, dengan lantang Hartono menyanggupinya.
Gejolak memanas Orde Baru menjadi titik balik memanasnya politik di Indonesia. Soekarno mendapatkan banyak tuduhan atas kejadian di lubang buaya itu. Hartono yang senantiasa setia kepadanya meminta izin untuk melawan rezim Soeharto.
“Pejah gesang melu (hidup mati ikut) Bung Karno. Putih kata Bung Karno, Putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO“ Tukas Hartono dalam menjalankan misinya. Nyatanya hadirnya Hartono di samping Soekarno menjadi ancaman tersendiri bagi Soeharto.
Berawal dari kemiliteran, Hartono dipindahkan ke kedutaan besar Korea Utara pada 9 November 1968. Hartono dan KKO mencium niat buruk dari Soeharto. Ia merasa Soeharto ingin menyingkirkannya secara perlahan.
Dalam tugasnya sata pertemuan Dubes se-Asia Pasifik, Hartono dipanggil kembali ke Indonesia. Tak lama berselang, Hartono ditemukan meninggal dengan luka tembakan pada bagian kepala. Ditemukan pistol dengan peredam di sampingnya.
Diindikasikan Hartono meninggal karena bunuh diri. Namun banyak sekali kejanggalan yang belum terungkap dari wafatnya Jenderal KKO itu. Letjen KKO Hartono dimakamkan di Kalibata pada tanggal 7 Januari 1971.