Wacana Pulau Komodo Ditutup Dinilai Mengganggu Pariwisata di NTT
A
A
A
LABUAN BAJO - Wacana yang diapungkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Vicktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, dinilai mengganggu sektor pariwisata.
Matheus Siagian, Praktisi Pariwisata di Labuan Bajo mengungkapkan, ide gubernur untuk melindungi habitat komodo (Varanus Komodoensis) memang baik, namun harus dikaji lagi dengan seksama. Sebab, penutupan pulau komodo menyebabkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo akan menurun.
“Pariwisata dan konservasi bukanlah musuh. Bahkan konservasi yang ada sekarang di Taman Nasional Komodo itu ada akibat kehadiran pariwisata di tempat tersebut,” kata Matheus yang juga pemilik beberapa hotel dan Restaurat Tree Top di Labuan Bajo ini, Selasa (22/1/2019).
Dia menawarkan solusi untuk menjaga habitat komodo, yaitu pemerintah memperkuat Balai Taman Nasional Komodo dengan memperbanyak petugas jaga atau Ranger di Taman Nasional Komodo. Diharapkan banyaknya petugas yang melakukan patroli dapat mengawasi pemburu rusa dan pengebom ikan.
“Karena ulah-ulah orang-orang tidak bertanggungjawab ini yang menyebabkan populasi komodo terganggu,” ujarnya. Dia menambahkan beberapa pekerja di bidang pariwisata khawatir penutupan pulau komodo membuat penghasilan jadi berkurang.
Sementara itu, seorang petugas informasi pariwisata, Katerine mengatakan, rencana penutupan pulau komodo di Taman Nasional Komodo oleh Gubernur, untuk melestarikan habitat komodo dan memperbaiki lingkungan di sekitarnya. Dengan ditutupnya pulau komodo selama setahun juga bisa dimanfaatkan para peneliti untuk melakukan rekayasa genetik.
“Agar Taman Nasional Komodo terlihat indah, harus dibangun dan dirapihkan kembali agar terlihat asli. Selain itu komodo juga bisa hidup dengan tenang di habitatnya sendiri,” katanya.
Matheus Siagian, Praktisi Pariwisata di Labuan Bajo mengungkapkan, ide gubernur untuk melindungi habitat komodo (Varanus Komodoensis) memang baik, namun harus dikaji lagi dengan seksama. Sebab, penutupan pulau komodo menyebabkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo akan menurun.
“Pariwisata dan konservasi bukanlah musuh. Bahkan konservasi yang ada sekarang di Taman Nasional Komodo itu ada akibat kehadiran pariwisata di tempat tersebut,” kata Matheus yang juga pemilik beberapa hotel dan Restaurat Tree Top di Labuan Bajo ini, Selasa (22/1/2019).
Dia menawarkan solusi untuk menjaga habitat komodo, yaitu pemerintah memperkuat Balai Taman Nasional Komodo dengan memperbanyak petugas jaga atau Ranger di Taman Nasional Komodo. Diharapkan banyaknya petugas yang melakukan patroli dapat mengawasi pemburu rusa dan pengebom ikan.
“Karena ulah-ulah orang-orang tidak bertanggungjawab ini yang menyebabkan populasi komodo terganggu,” ujarnya. Dia menambahkan beberapa pekerja di bidang pariwisata khawatir penutupan pulau komodo membuat penghasilan jadi berkurang.
Sementara itu, seorang petugas informasi pariwisata, Katerine mengatakan, rencana penutupan pulau komodo di Taman Nasional Komodo oleh Gubernur, untuk melestarikan habitat komodo dan memperbaiki lingkungan di sekitarnya. Dengan ditutupnya pulau komodo selama setahun juga bisa dimanfaatkan para peneliti untuk melakukan rekayasa genetik.
“Agar Taman Nasional Komodo terlihat indah, harus dibangun dan dirapihkan kembali agar terlihat asli. Selain itu komodo juga bisa hidup dengan tenang di habitatnya sendiri,” katanya.
(wib)