Merdeka dari Keterpurukan, Kang Emil Paparkan Strategi Pemulihan Ekonomi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memaparkan strategi pemulihan ekonomi Jabar yang terpuruk akibat pandemi COVID-19 dalam Peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) di Gedung Sate, Senin (17/8/2020).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menekankan, pengendalian COVID-19 akan berjalan beriringan dengan pemulihan ekonomi yang akan dilakukan secara komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif setelah perekonomian Jabar terpukul telak karena mengalami kontraksi hingga minus 5,98 persen. (Baca: Jabar Dorong Sektor Pangan dan Pertanian Jadi Andalan di Masa Depan)
Dalam program pemulihan ekonomi, kata Kang Emil, Provinsi Jabar sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi. Satgas tersebut bertugas menyusun peta jalan yang dibagi dalam tiga rencana aksi, yakni penyelamatan (rescue), pemulihan (recovery), dan penormalan (normalization).
"Tahap penyelamatan berfokus pada tenaga kerja di berbagai sektor usaha dan menghidupkan kembali UMKM yang terdampak COVID-19. Tahap pemulihan berfokus pada penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha, membuka bidang bisnis, investasi, dan membuka industri besar. Tahap penormalan berfokus pada kelanjutan program pemulihan dan sektor ekonomi lainnya secara normal," paparnya.
Menurut Kang Emil, menggerakkan produksi UMKM yang terhambat atau terhenti karena pandemi dapat membuat perekonomian Jabar kembali bergairah. Sebab, pelaku UMKM di Jabar mencapai 4.545.874. Jumlah tersebut tentu membuat penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM tinggi dan berkontribusi besar pada produk domestik bruto (PDB).
"Diupayakan jangan sampai banyak UMKM mengalami kebangkrutan karena dapat berdampak besar pada pengangguran. Dengan kebangkitan UMKM diharapkan dapat menggerakkan ekonomi daerah," tegas Kang Emil.
Untuk pengembangan UMKM tahun 2021, lanjut Kang Emil, pihaknya mengalokasikan dana hingga Rp163,6 miliar, termasuk untuk 500 wirausaha baru, pengembangan 492 koperasi, serta UMKM naik kelas berbasis digital 3.500 orang. "UMKM juga didorong masuk dalam ekosistem digital," imbuhnya.
Diketahui, Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar juga membeli 10 juta masker produk UMKM untuk membantu para pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis akibat COVID-19. (Baca: Pascapandemi Covid-19, Jabar Perkuat Desa Digital Pulihkan Ekonomi)
Pembelian masker UMKM ini dibagi dua tahap. Tahap pertama masker yang dibeli sebanyak 2 juta masker dari 200 UMKM. Tahap kedua, Pemprov Jabar kembali memesan 8 juta masker dari sekitar 400-500 UMKM. Kang Emil juga menyatakan, optimalisasi penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi pada Juli-September 2020 akan sangat menentukan, agar Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi.
Meski begitu, dia pun optmisitis bahwa penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi di Jabar akan berjalan optimal. Syaratnya, kata Kang Emil, soliditas masyarakat menguat peringatan HUT ke-75 RI menjadi momentumnya.
"Dengan ikhtiar dan kerja keras bersama-sama, dan bersatu padu semua elemen bangsa, kita optimistik dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pasti ada secercah cahaya di masa suram. Di balik kesulitan pasti ada jalan keluar. Jika ada masa terbenam akan ada masa terbit matahari," katanya.
"Insya Allah, sebagai salah satu provinsi terbaik dengan skala ekonomi yang besar, dan karakteristik warga yang kreatif dan resiliensi tinggi, Jawa Barat dapat menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional," tandas Kang Emil.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menekankan, pengendalian COVID-19 akan berjalan beriringan dengan pemulihan ekonomi yang akan dilakukan secara komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif setelah perekonomian Jabar terpukul telak karena mengalami kontraksi hingga minus 5,98 persen. (Baca: Jabar Dorong Sektor Pangan dan Pertanian Jadi Andalan di Masa Depan)
Dalam program pemulihan ekonomi, kata Kang Emil, Provinsi Jabar sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi. Satgas tersebut bertugas menyusun peta jalan yang dibagi dalam tiga rencana aksi, yakni penyelamatan (rescue), pemulihan (recovery), dan penormalan (normalization).
"Tahap penyelamatan berfokus pada tenaga kerja di berbagai sektor usaha dan menghidupkan kembali UMKM yang terdampak COVID-19. Tahap pemulihan berfokus pada penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor usaha, membuka bidang bisnis, investasi, dan membuka industri besar. Tahap penormalan berfokus pada kelanjutan program pemulihan dan sektor ekonomi lainnya secara normal," paparnya.
Menurut Kang Emil, menggerakkan produksi UMKM yang terhambat atau terhenti karena pandemi dapat membuat perekonomian Jabar kembali bergairah. Sebab, pelaku UMKM di Jabar mencapai 4.545.874. Jumlah tersebut tentu membuat penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM tinggi dan berkontribusi besar pada produk domestik bruto (PDB).
"Diupayakan jangan sampai banyak UMKM mengalami kebangkrutan karena dapat berdampak besar pada pengangguran. Dengan kebangkitan UMKM diharapkan dapat menggerakkan ekonomi daerah," tegas Kang Emil.
Untuk pengembangan UMKM tahun 2021, lanjut Kang Emil, pihaknya mengalokasikan dana hingga Rp163,6 miliar, termasuk untuk 500 wirausaha baru, pengembangan 492 koperasi, serta UMKM naik kelas berbasis digital 3.500 orang. "UMKM juga didorong masuk dalam ekosistem digital," imbuhnya.
Diketahui, Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar juga membeli 10 juta masker produk UMKM untuk membantu para pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis akibat COVID-19. (Baca: Pascapandemi Covid-19, Jabar Perkuat Desa Digital Pulihkan Ekonomi)
Pembelian masker UMKM ini dibagi dua tahap. Tahap pertama masker yang dibeli sebanyak 2 juta masker dari 200 UMKM. Tahap kedua, Pemprov Jabar kembali memesan 8 juta masker dari sekitar 400-500 UMKM. Kang Emil juga menyatakan, optimalisasi penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi pada Juli-September 2020 akan sangat menentukan, agar Indonesia tidak masuk dalam jurang resesi.
Meski begitu, dia pun optmisitis bahwa penanganan aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi di Jabar akan berjalan optimal. Syaratnya, kata Kang Emil, soliditas masyarakat menguat peringatan HUT ke-75 RI menjadi momentumnya.
"Dengan ikhtiar dan kerja keras bersama-sama, dan bersatu padu semua elemen bangsa, kita optimistik dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi. Pasti ada secercah cahaya di masa suram. Di balik kesulitan pasti ada jalan keluar. Jika ada masa terbenam akan ada masa terbit matahari," katanya.
"Insya Allah, sebagai salah satu provinsi terbaik dengan skala ekonomi yang besar, dan karakteristik warga yang kreatif dan resiliensi tinggi, Jawa Barat dapat menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional," tandas Kang Emil.
(don)