Kreatif! Warga Pantura Indramayu Buat Jalan Darurat di Kolong Jembatan saat Lebaran
loading...
A
A
A
INDRAMAYU - Arus mudik dan balik Lebaran 2024 membawa berkah tersendiri bagi warga di sekitar Jalur Pantura, Indramayu, Jawa Barat. Ditutupnya U-Turn di sepanjang jalur tersebut membuat mereka berinisiatif membangun jalan darurat di bawah kolong jembatan sebagai akses penyeberangan.
Jalan darurat ini terbuat dari papan kayu dan bambu yang disusun seadanya, dengan ketinggian hanya sekitar 1,5 hingga 2 meter. Meski terkesan sederhana, jalan ini menjadi solusi bagi warga lokal untuk menyeberang jalan dan berpindah jalur di tengah padatnya arus kendaraan.
Yus Rusmana, salah satu penjaga jalan darurat, mengatakan bahwa jalan ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Jembatan kolong ini sudah lama ada, tapi hanya difungsikan saat mudik lebaran. Soalnya banyak U-Turn yang ditutup, jadi kami ingin membantu warga yang ingin menyeberang," kata Yus.
Warga yang ingin menggunakan jalan darurat ini tidak dipatok tarif. Mereka hanya perlu memberikan uang seikhlasnya untuk membantu operasional dan pemeliharaan jalan.
"Hasil uangnya dibagi ke masyarakat yang ikut membantu penyeberangan, seperti mendorong motor yang mogok atau membantu mengangkat beban yang berat," jelas Yus.
Dalam satu hari, Yus dan teman-temannya yang menjaga jalan darurat ini bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp15.000 per orang.
"Pembagiannya tidak tentu, tergantung berapa banyak yang terkumpul. Tapi biasanya sekitar Rp15.000 per orang," ujarnya.
Jalan darurat ini terbuat dari papan kayu dan bambu yang disusun seadanya, dengan ketinggian hanya sekitar 1,5 hingga 2 meter. Meski terkesan sederhana, jalan ini menjadi solusi bagi warga lokal untuk menyeberang jalan dan berpindah jalur di tengah padatnya arus kendaraan.
Yus Rusmana, salah satu penjaga jalan darurat, mengatakan bahwa jalan ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Jembatan kolong ini sudah lama ada, tapi hanya difungsikan saat mudik lebaran. Soalnya banyak U-Turn yang ditutup, jadi kami ingin membantu warga yang ingin menyeberang," kata Yus.
Warga yang ingin menggunakan jalan darurat ini tidak dipatok tarif. Mereka hanya perlu memberikan uang seikhlasnya untuk membantu operasional dan pemeliharaan jalan.
"Hasil uangnya dibagi ke masyarakat yang ikut membantu penyeberangan, seperti mendorong motor yang mogok atau membantu mengangkat beban yang berat," jelas Yus.
Dalam satu hari, Yus dan teman-temannya yang menjaga jalan darurat ini bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp15.000 per orang.
"Pembagiannya tidak tentu, tergantung berapa banyak yang terkumpul. Tapi biasanya sekitar Rp15.000 per orang," ujarnya.
(hri)