Strategi Sultan Agung Taklukkan Kerajaan Giri Kedaton Warisan Sunan Giri

Senin, 08 April 2024 - 07:34 WIB
loading...
Strategi Sultan Agung...
Ambisi Sultan Agung penguasa Kerajaan Mataram untuk melakukan ekspansi begitu tinggi. Termasuk menaklukkan Kerajaan Giri Kedaton yang didirikan oleh Sunan Giri. Foto/Ilustrasi/YouTube
A A A
AMBISI Sultan Agung penguasa Kerajaan Mataram untuk melakukan ekspansi wilayah begitu tinggi. Hal ini membuat Sultan Agung melakukan perluasan wilayah hingga wilayah timur Pulau Jawa, termasuk di wilayah Gresik.

Kala itu di Gresik berdiri Kerajaan Giri Kedaton yang didirikan oleh Sunan Giri, salah satu Wali Songo penyebar agama Islam di Jawa.



Padepokan warisan Sunan Giri berusaha ditaklukkan oleh Sultan Agung Raja Mataram. Saat itu memang Sultan Agung tengah berambisi melaksanakan ekspansi wilayah ke timur, dan beberapa daerah di Pulau Jawa.

Wilayah Giri Kedaton yang didirikan oleh Sunan Giri di Gresik, saat ini menjadi salah satu sasarannya.

Penguasa Mataram ini awalnya membujuk secara persuasif penguasa Giri Kedaton, yang juga pondok pesantren itu untuk tunduk ke Mataram. Tetapi Sunan Kawis Guwa, yang konon menjadi pemimpin kerajaan hasil pendirian Sunan Giri itu menolaknya.



Penolakan itu bahkan konon terang-terangan dilakukan oleh Sunan Kawis Guwa. Hal ini membuat Sultan Agung berencana melakukan serangan ke wilayah Giri Kedaton yang belum bisa dikuasai, sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II".


Tetapi keinginan Raja Mataram itu tak sejalan dengan para anak buahnya. Para perwira dan pejabat istana lainnya konon ketakutan menghadapi Giri Kedaton, karena sebuah pondok pesantren warisan Sunan Giri, salah satu Walisongo di Pulau Jawa.

Rupanya para perwira Mataram itu masih takut dengan kekeramatan Walisongo, meskipun dewan tersebut di masa Sultan Agung sudah tidak ada lagi.

Sebagai gantinya, Sultan Agung menunjuk iparnya, yaitu Pangeran Pekik putra Jayalengkara dari Surabaya untuk menghadapi Giri.

Pangeran Pekik akhirnya membawa tentaranya menggempur Giri Kedaton. Semangat pasukan Mataram bangkitkan keberaniannya, karena Pangeran Pekik merupakan keturunan Sunan Ampel.

Sementara Sunan Kawis Guwa adalah keturunan Sunan Giri I, di mana Sunan Giri I adalah murid Sunan Ampel. Dengan demikian, secara status sosial maupun keagamaan, Pangeran Pekik masih lebih tinggi daripada Sunan Kawis Guwa.

Perang akhirnya dimenangkan oleh pihak Mataram. Pada 1636 Giri Kedaton benar-benar takluk terhadap Mataram. Sunan Kawis Guwa dipersilakan untuk tetap memimpin Giri, dengan syarat harus tunduk kepada Mataram. Sejak saat itulah wibawa Giri Kedaton pun memudar.

Pengganti Sunan Kawis Guwa tidak lagi bergelar Sunan Giri, melainkan bergelar Panembahan Ageng Giri Gelar Panembahan dan Giri, lalu memengaruhi penguasa Kerajaan Tanjungpura di Kalimantan Barat ketika memeluk Islam menggunakan gelar Panembahan Giri Kusuma.

Keruntuhan Kerajaan Giri Kedaton tergolong ironis, pasalnya Sunan Giri pendiri Kerajaan Giri Kedaton sendiri yang meramalkan, bahwa anak turun Ki Ageng Pamanahan bakal menjadi raja besar dan menguasai Pulau Jawa.

Tetapi kerajaan yang didirikan Sunan Giri Justru diserang dan diruntuhkan oleh anak keturunan Ki Ageng Pamanahan sendiri, yang dahulu diramalkan oleh Sunan Giri.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2624 seconds (0.1#10.140)