Bareskrim Polri Bongkar Home Industri Sabu Cair di Ngesrep Semarang, Ini Hasilnya
loading...
A
A
A
SEMARANG - Sebuah rumah di Perumahan Ngesrep Hill nomor 8B1, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, digerebek petugas gabungan. Rumah itu digunakan sebagai pabrik sabu dan happy water alias sabu cair.
“Lokasi ini (rumah) dijadikan home industri sabu dan happy water,” ungkap Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa di TKP, Kamis (4/4/2024).
Pengungkapannya berawal dari pihaknya menerima informasi dari Bea dan Cukai terkait adanya prekursor masuk ke Indonesia dari luar negeri kemudian dikirim ke Kota Semarang.
Petugas melakukan penyelidikan lebih lanjut hingga akhirnya mendapati rumah di Kota Semarang itu ternyata dijadikan industri rumahan pembuatan sabu dan happy water. Ada 2 tersangka yang dibekuk, semuanya peracik dan diupah oleh seseorang yang masih DPO.
Saat digerebek pada Senin (1/4/2024) petugas selain mendapati 2 tersangka juga aneka bahan kimia untuk meracik sabu, termasuk alat pelindung APD, kompor listrik dan kulkas. Mereka memproduksi dalam jumlah besar untuk diedarkan ke sejumlah kota besar.
“Happy water ini saset nanti dicampur air mineral (konsumsinya), efeknya sama dengan gunakan ekstasi. Kalau dari merknya Ducati dan Ferrari itu sama dengan yang diungkap di Thailand beberapa waktu lalu,” lanjutnya.
Brigjen Mukti mengapresiasi kerjasama yang terjalin baik dengan pihak Bea dan Cukai, termasuk Direktorat Resnarkoba Polda Jawa Tengah sehingga pengungkapan ini bisa dilakukan.
Direktur Interdiksi Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Syarif Hidayat menambahkan pihaknya sejak Januari sudah mencurigai adanya pengiriman prekursor dari Cina, Hong Kong termasuk Belanda.
“Dari Januari sampai April, itu (pengiriman) bahan baku lengkap untuk buat sabu. Kami koordinasi dengan Bareskrim dan bisa diungkap klandestin lab pembuatan sabu ini,” kata Syarif.
Petugas hingga saat ini masih mengembangkan pengungkapan tersebut. Aneka barang bukti yang ada di sana, baik yang sudah jadi maupun bahan baku termasuk alat-alatnya kini disita.
Saat ini, rumah berpagar cokelat itu dipasang garis polisi. Para tersangka meraciknya di lantai 2, malam hari. Komplek rumahnya memang relatif sepi, di blok tersebut hanya ada 6 rumah.
“Lokasi ini (rumah) dijadikan home industri sabu dan happy water,” ungkap Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa di TKP, Kamis (4/4/2024).
Pengungkapannya berawal dari pihaknya menerima informasi dari Bea dan Cukai terkait adanya prekursor masuk ke Indonesia dari luar negeri kemudian dikirim ke Kota Semarang.
Petugas melakukan penyelidikan lebih lanjut hingga akhirnya mendapati rumah di Kota Semarang itu ternyata dijadikan industri rumahan pembuatan sabu dan happy water. Ada 2 tersangka yang dibekuk, semuanya peracik dan diupah oleh seseorang yang masih DPO.
Saat digerebek pada Senin (1/4/2024) petugas selain mendapati 2 tersangka juga aneka bahan kimia untuk meracik sabu, termasuk alat pelindung APD, kompor listrik dan kulkas. Mereka memproduksi dalam jumlah besar untuk diedarkan ke sejumlah kota besar.
“Happy water ini saset nanti dicampur air mineral (konsumsinya), efeknya sama dengan gunakan ekstasi. Kalau dari merknya Ducati dan Ferrari itu sama dengan yang diungkap di Thailand beberapa waktu lalu,” lanjutnya.
Brigjen Mukti mengapresiasi kerjasama yang terjalin baik dengan pihak Bea dan Cukai, termasuk Direktorat Resnarkoba Polda Jawa Tengah sehingga pengungkapan ini bisa dilakukan.
Direktur Interdiksi Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Syarif Hidayat menambahkan pihaknya sejak Januari sudah mencurigai adanya pengiriman prekursor dari Cina, Hong Kong termasuk Belanda.
“Dari Januari sampai April, itu (pengiriman) bahan baku lengkap untuk buat sabu. Kami koordinasi dengan Bareskrim dan bisa diungkap klandestin lab pembuatan sabu ini,” kata Syarif.
Petugas hingga saat ini masih mengembangkan pengungkapan tersebut. Aneka barang bukti yang ada di sana, baik yang sudah jadi maupun bahan baku termasuk alat-alatnya kini disita.
Saat ini, rumah berpagar cokelat itu dipasang garis polisi. Para tersangka meraciknya di lantai 2, malam hari. Komplek rumahnya memang relatif sepi, di blok tersebut hanya ada 6 rumah.
(ams)