Gempa Magnitudo 6,5 Tuban Picu Gunung Semeru 2 Kali Erupsi

Sabtu, 23 Maret 2024 - 06:30 WIB
loading...
Gempa Magnitudo 6,5...
Gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkaniknya sebanyak dua kali usai gempa mangnitudo 6,5 guncang Tuban. Foto/SINDOnews
A A A
LUMAJANG - Gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkaniknya sebanyak dua kali, pasca-gempa yang berpusat di Tuban. Dua kali aktivitas vulkanik, berupa erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik dari kawah yang terpantau Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, erupsi pertama terjadi pada Jumat sore (22/3/2024) pukul 17.21 WIB. Dimana tinggi kolom abu erupsi tidak teramati karena gunung tertutup kabut.

”Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 121 detik,” kata Ghufron Alwi, Sabtu (23/3/2024).



Sedangkan erupsi kedua disebutkan terjadi pada pukul 20.58 WIB, Jumat malam. Pada erupsi ini tinggi abu vulkanik terpantau hingga 1.000 meter atau satu kilometer di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas ke arah utara dan timur laut.

“Sementara untuk erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 138 detik,” ucapnya.

Secara keseluruhan dari pengamatan dari Pos PGA Semeru, sepanjang hari Jumat sejak pukul 00.00 atau Jumat dini hari hingga pukul 24.00 WIB, atau selama 24 jam pemantauan. Gunung setinggi 3.676 Mdpl itu mengeluarkan aktivitas erupsi sebanyak 63 kali letusan atau erupsi.

”Terjadi 63 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 65-132 detik. Kemudian 20 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 25-57 detik,” ungkapnya.



Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga terjadi empat kali aktivitas gempa harmonik, dengan amplitudo 3-6 mm, dan lama gempa 100-488 detik. Berikutnya, ada satu kali gempa terasa, skala I MMI dengan amplitudo 35 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 570 detik.

”Kesimpulannya melihat tingkat aktivitas Gunung Semeru masih di Level III atau Siaga,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.



”Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4439 seconds (0.1#10.140)